Wednesday 5 April 2017

SOP ANAMNESA KEBUTUHAN OKSIGENASI

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR
ANAMNESA KEBUTUHAN OKSIGENASI

PENGERTIAN
Melakukan pengkajian perawatan pada pasien dengan gangguan kebuuhan oksigenasi
TUJUAN
1.      Memperoleh data subyektif pasien
2.      Melengkapi data pasien
KEBIJAKAN
Dilakukan pada pasien dengan gangguan kebutuhan oksigenasi
PETUGAS
Perawat
PERALATAN
Alat tulis untuk dokumentasi
PROSEDUR PELAKSANAAN
A.    Tahap pra interaksi
1.      Membaca status/ data pasien
B.     Tahap orientasi
1.      Member salam, dan memperkenalkan diri
2.      Menjelaskan tujuan kedatangan dan prosedur yang akan dilakukan
3.      Menanyakan kesiapan pasien
C.     Tahap kerja
1.      Menjaga privasi pasien
2.      Mengatur posisi yang nyaman untuk pasien
3.      Menanyakan identitas klien
4.      Menanyakan riwayat penyakit klien: keluhan utama saat masuk RS, keluhan utama saat pengkajian, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan riwayat penyakit keluarga
5.      Menayakan kepada pasien mengenai  kondisi rumah : tinggal di daerah dengan tingkat polusi tinggi, terpapar rokok dan binatang peliharaan
6.      Pola persepsi manajemen keperawatan
a.       Adakah masalah pernafasan mengubah aktivitas pasien
b.      Bagaimana masalah pernafasan pasien mempengaruhi kemampuan self care pasien
c.       Alat apa yang digunakan pasien untuk mengatasi masalah pernafasannya
d.      Seberapa sering pasien menggunakan alat tersebut
e.       Apakah alat tersebut membantu
7.      Pola nutrisi metabolisme
a.       Pernahkah pasien mengalami penurunan berat badan secara tiba-tiba dikarenakan kesulitan makan akibat  masalah pernafasan
b.      Adakah jenis makanan yang mengakibatkan produksi sputum
8.      Pola eliminasi
a.       Apakah masalah pernafasan membuat pasien kesulitan untuk ke toilet
b.      Apakah pasien tidak aktif bergerak karena dyspnea sehingga mengakibatkan konstipasi
9.      Pola aktivitas-latihan
a.       Pernahkah pasien sesak nafas selama olahraga
b.      Dapatkah pasien naik tangga setiap step tanpa berhenti
c.       Apa yang dilakukan pasien jika pasien sesak nafas
10.  Pola istirahat tidur
a.       Apakah gangguan pernafasan membuat pasien kesulitan tidurdi malam hari
b.      Apakah tidur pasien mendengkur
11.  Pola konsep diri
a.       Gambarkan bagaimana gangguan perafasan dapat mempengaruhi kehudupan pasien
b.      Pernahkah pasien pergi tanpa membawa alat bantu pernafasan
12.  Pola seksualitas-reproduksi
a.       Apakah gangguan pernafasan pasien mengakibatkan perubahan pada aktivitas seksual
13.  Pola kopping-stress
a.       Apakah stress menyebabkan gangguan pernafasan
14.  Pola nilai kepercayaan
a.       Pakah masalah pernafasan yang dialami pasien dapat mengganggu kegiatan ibadah pasien
D.    Tahap terminasi
1.      Mengklarifikasi data yang telah diperoleh
2.      Menyampaikan rencana tindak lanjut
3.      Berpamitan dengan klien
4.      Membereskan alat
5.      Mendokumentasikan hasil anamnesa


SOP Perawatan Luka Kotor

STANDARD OPERSIONAL PROSEDUR
Perawatan Luka Kotor
           

PENGERTIAN:         Melakukan tindakan perawatan : mengganti balutan, membersihkan luka pada luka kotor
TUJUAN        :           Mencegah infeksi
 Membantu penyembuhan luka
KEBIJAKAN :           Dilakukan pada luka kotor
PETUGAS      :           Perawat
PERALATAN            :          
Bak Instrumen yang berisi:
1.      Pinset anatomi
2.      Pinset chirurgis
3.      Gunting debridemand
4.      Kasa steril
5.      Kom: 3 buah
6.      Peralatan lain terdiri dari:
7.      Sarung tangan
8.      Gunting plester
9.      Plester/perekat
10.  Alkohol 70 % / Wash bensin
11.  Desinfektant
12.  NaCl 0,9 %
13.  Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektan
14.  Verband
15.  Obat luka sesuai kebutuhan

PROSEDUR PELAKSANAAN:
1.      Tahap PraInteraksi
a.       Melakukan verifikasi program terapi
b.      Mencuci tangan
c.       Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2.      Tahap Orientasi
a.       Memberikan salam dan menyapa nama pasien
b.      Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
c.       Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3.      Tahap Kerja
a.       Menjaga privacy
b.      Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
c.       Membuka peralatan
d.      Memakai sarung tangan
e.       Membasahi plester dengan alcohol/wash bensin dan buka menggunakan pinset
f.       Membuka balutan lapis luar
g.      Membersihkan sekitar luka dan bekas plester
h.      Membuka balutan lapis dalam
i.        Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus
j.        Melakukan debridement
k.      Membersihkan luka dengan cairan NaCl
l.        Melakukan kompres desinfektan dan tutup dengan kasa
m.    Memasang plester atau verband
n.      Merapikan pasien
4.      Tahap Terminasi
a.       Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
b.      Berpamitan dengan klien
c.       Membereskan alat-alat
d.      Mencuci tangan
e.       Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan


Satuan Acara Penyuluhan Softlens pada Remaja

SATUAN ACARA PENYULUHAN
SOFTLENS



DISUSUN OLEH:
Annang Dwi S Z


AKADEMI PERAWATAN SERULINGMAS CILACAP
Jalan Raya Maos No. 505 Cilacap 53272
CILACAP
SAP ( Satuan Acara Penyuluhan )

Tema               : KATARAK
Sub tema         : SOFTLENS
1.      Pengertian softlens
2.      Syarat penggunaan softlens
3.      Jenis-jenis softlens
4.      Kelebihan softlens
5.      Kekurangan softlens
6.      Komplikasi yang ditimbulkan akibat softlens

Sasaran            : Masyarakat umum
Hari/Tanggal   : Sabtu, 26 November 2016
Jam                  : 09.00 – 09.30 wib.
Tempat            : Desa Karang kemiri
Penyuluh         : Annang Dwi S Z (Mahasiswa AKPER Serulingmas)


A.    Latar Belakang
Lensa kontak sudah menjadi bagian gaya hidup. Orang tak lagi mengenakannya sekadar alat bantu penglihatan, tapi juga untuk mempercantik penampilan.
Banyak orang memakainya tanpa peduli efek buruknya. Alih-alih tampil beda dengan pancaran mata yang memukau, pemakaian lensa kontak berpotensi merusak mata. Ingat, mata adalah salah satu organ paling lembut di dalam tubuh.
Heror mengingatkan mereka yang mengenakan lensa kontak agar memerhatikan masa pakainya.
Memerhatikan perawatan lensa kontak dengan pemakaian jangka panjang juga perlu diperhatikan agar tak menyebabkan masalah pada mata. Lensa kontak sekali pakai sebaiknya hanya digunakan untuk kesempatan khusus, bukan untuk sehari-hari.

B.     Tujuan Promosi Kesehatan
1.      Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan, Peserta diharapkan dapat memahami tentang softlens
2.      Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, pesrta diharapkan dapat :
a.       Menjelaskan tentang pengertian softlens
b.      menjelaskan syarat penggunaan
c.       menyebutkan jenis-jenis softlens
d.      meyebutkan kelebihan softlens
e.       menyebutkan kekurangan softlens
f.       menjelaskan komplikasi yang ditimbulkan akibat softlens

C.    Kegiatan
No.
Kegiatan
Kegiatan Audien
Waktu
1
Tahap Pembukaan
-          Mengucapkan salam
-          Memperkenalkan penyuluh
-          Menjelaskan tujuan dan waktu  penyuluhan


-          Menjawab salam
-          Mendengarkan dan memperhatikan
-          Mendengarkan dan memperhatikan
5 menit
2
Tahap Pelaksanaan
-          Menggali pengetahuan audien tentang pengertian softlens
-          Memberikan reinforcement positif atas jawaban audien
-          Menjelaskan tentang pengertian softlens

-          Menggali pengetahuan audien tentang syarat penggunaan softlens
-          Memberikan reinforcement positif atas jawaban audien
-          Menjelaskan tentang
syarat penggunaan softlens
-          Menggali pengetahuan audien tentang jenis-jenis softlens
-          Memberikan reinforcement positif atas jawaban audien
-          Menjelaskan tentang jenis-jenis softlens
-          Menggali pengetahuan audien tentang  kelebihan dan kekurangan softlens
-          Memberi reinforcement positif atas  jawaban audien
-          Menjelaskan kelebihan dan kekurangan softlens
-          Menjelaskan komplikasi yang ditimbulkan akibat softlens

-          Mengemukakan pendapat


-          Mendengarkan


-          Mendengarkan dan memperhatikan.
-          Mengemukakan pendapat


-          Mendengarkan


-          Mendengarkan dan memperhatikan
-          Memberikan pendapat


-          Mendengarkan


-          Mendengarkan dan memperhatikan
-          Mengemukakan pendapat


-          Mendengarkan


-          Mendengarkan dan memperhatikan
-          Memperhatikan
15 menit
3
Tahap Penutup
-          Bersama audien menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
-          Mengevaluasi materi yang telah diberikan
-          Menutup dan memberi salam

-          Ikut menyimpulkan materi  bersama presenter
-          Menjawab pertanyaan
-          Menjawab salam

5        menit


D.    Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
a.       Ceramah
b.      Diskusi dan tanya jawab

E.     Media penyuluhan
Media yang dipergunakan yaitu leaflet

F.     Materi
1.      Pengertian softlens
2.      Syarat penggunaan softlens
3.      Jenis-jenis softlens
4.      Kelebihan softlens
5.      Ekurangan softlens
6.      Komplikasi yang ditimbulkan akibat softlens



G.    Seting Denah Posisi

 





: Penyuluh
 


                              : Peserta penyuluhan

H.    Pengorganisasian Penyuluh dan Tugas
a.         Protokol/pembawa acara
Uraian tugas:
1)      Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri kepada peserta
2)      Mengatur proses dan lama penyuluhan
3)      Menutup acara penyuluhan
b.         Fasilitator
Uraian tugas:
1)        Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
2)        Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
3)        Menginterupsi penyuluh  tentang  istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi peserta
c.         Penyuluh/pengajar
Uraian tugas:
1)        Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta
2)        Memotivasi peserta untuk bertanya

I.       Rencana evaluasi
a.         Struktur
1) Media penyuluhandapatdisiapkan dan digunakandenganoptimal
2) Materi penyuluhan yang dilakukan sesuai dengan karakteristik
3) Penyuluh mengetahui fungsinya masing-masing dengan baik
b.        Proses
Kegiatan pendidikan Kesehatan
c.         Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat diharapkan dapat:
1.      Menjelaskan tentang pengertian softlens
2.      menjelaskan syarat penggunaan
3.      menyebutkan jenis-jenis softlens
4.      meyebutkan kelebihan softlens
5.      menyebutkan kekurangan softlens
6.      menjelaskan komplikasi yang ditimbulkan akibat softlens












LAMPIRAN


A. Pengertian
Soft lens atau lensa kontak adalah salah satu alat kedokteran yang bertujuan sebagai pengganti kaca mata bagi penderita yang memiliki penglihatan mata kurang.

B.  Syarat penggunaan
Adapun syarat penggunaan dari soft lens ialah :
1.      Calon pemakai tidak memiliki riwayat alergi, karena dikhawatirkan akan tidak tahan dengan produk-produk kimia yang digunakan dalam perawatan softlens. Jika calon pemakai memiliki riwayat alergi, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter spesialis mata, apakah boleh memakai softlens atau tidak.
2.      Belum pernah menjalani operasi mata, terutama yang mengakibatkan perubahan bentuk/kontur kornea. Pemakaian softlens untuk mereka yang pernah menjalani operasi mata sebaiknya sudah mendapat persetujuan dokter yang berkompeten.
3.      Tidak memiliki kelainan bentuk kornea yang terlalu rata/flat (cornea plana) maupun yang terlalu mengerucut (keratoconus). Kedua kelainan bentuk kornea tersebut akan dapat menyebabkan softlens/lensa kontak tidak dapat fit/terpasang secara ideal).
4.      Tidak memiliki kelainan palpebra (kelopak mata) yang mempersulit pemasangan dan pelepasan softlens, atau yang menyebabkan kedudukan softlens tidak ideal.
5.      Tidak bekerja di lingkungan yang berdebu, bersuhu tinggi, atau pun beruap bahan kimia (misalnya di pom bensin, area pengecatan mobil, dll).


C. Jenis – Jenis Softlens

1.      Dari segi repleacement-nya, lensa kontak dibagi ke dalam beberapa jenis, sesuai rekomendasi dari pabrikannya.
a.       Disposable, alias bisa dibuang usai dipakai.
b.      Frequent replacement. Harus diganti setiap 3-6 bulan.
c.       Permanen. Dapat dipakai selama setahun atau lebih.
2.      Dari segi pemakaiannya, lensa kontak dibagi dua:
a.       Daily wear (pemakaian siang hari dan tak bisa dipakai tidur).
b.      Overnight wear (bisa dipakai saat tidur).

D. Kelebihan Softlens

1.      Menambah percaya diri.
Para wanita yang merasa kurang pede memakai kacamata, bisa mendapatkan rasa pede-nya kembali setelah memakai softlens. 
2.      Menunjang aktivitas tertentu.
Orang-orang dengan pekerjaan tertentu relatif memerlukan Softlens agar bisa bergerak bebas dan tak takut terganggu, dibandingkan jika harus memakai kacamata. Contohnya : olahragawan, penari, aktor, penyanyi, orang-orang yang bekerja dalam hujan, asap, dan lain-lain.
3.      Faktor keamanan.
Untuk aktivitas yang lumayan berat, pengguna tak perlu takut lensa bakal jatuh atau pecah, seperti halnya jika memakai kacamata.
4.      Penglihatan lebih baik.
Softlens meminimalisasi jarak mata dengan lensa hingga ketajaman mata menjadi lebih baik. Selain itu, sudut penglihatan pun menjadi lebih luas karena lensa menempel langsung pada mata. 
5.      Baik untuk penderita mata silendris (cylinder).
Bagi pemakai kacamata silendris, Softlens mengoreksi kekurangan akurasi kacamata hingga titik terendah, sehingga penglihatan pun menjadi lebih baik. 


E. Kekurangan Softlens : 

1.      Tidak nyaman.
Pemakai awal biasanya merasa tidak enak, karena adanya benda asing pada bola mata mereka. Namun, lama-kelamaan, mata pun akan terbiasa. Biasanya setelah menghentikan pemakaian selama seminggu, sensitivitas kornea akan normal lagi, sehingga pemakai harus berdaptasi lagi agar menjadi nyaman dengan Softlensnya.
2.      Kekurangan oksigen.
Terlalu lama atau terlalu ketat memakai Softlens bisa membuat mata kekurangan oksigen. Konsekuensinya, berbagai macam komplikasi bisa terjadi, seperti noda kornea dan kornea edema.
Mudah hilang.Ukuran Softlens yang relatif kecil dibanding kacamata membuatnya lebih gampang hilang atau terselip.
3.      Kurang ekonomis (relatif mahal).
Harga Softlens juga relatif mahal, di atas Rp 100 ribu. Apalagi, masa pakainya hanya berkisar 2 minggu sampai sebulan. Umumnya, hanya golongan ekonomi tertentu yang mampu membelinya.
4.      Adaptasi lama.
Pemakai awal butuh waktu lama untuk memakainya, dari belajar memakai, merawat, hingga membiasakan mata.
5.      Butuh perawatan ekstra.
Softlens juga butuh perawatan lebih ketimbang kacamata. Misalnya, harus telaten menggosok, membersihkan, dan menyimpan lensa pada tempat antikuman.

F. Komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat  softlens

            Kurangnya menjaga higienitas dapat mengakibatkan pengguna mengalami acanthamoeba keratitis. Ini merupakan komplikasi pemakaian softlens yang jarang sekali terjadi. Namun, kasus ini dapat menjadi sangat serius karena bisa menimbulkan gangguan pada penglihatan, bahkan dapat bertambah parah hingga seseorang kehilangan pandangannya dan akhirnya buta.
            Acanthamoeba castellani adalah suatu mikroorganisme yang banyak ditemukan pada air terkontaminasi, tanah, sistem pipa limbah rumah tangga, menara pendingin, dan sistem pemanas/ventilasi/pendingin udara. Acanthamoeba castellani akan menyebabkan penyakit mata yang disebut acanthamoeba keratitis.
            Acanthamoeba keratitis biasanya berhubungan dengan penggunaan softlens, termasuk lensa silikon hidrogel dan pemakaian lensa kontak yang kaku sepanjang malam untuk memperbaiki orthokeratologi. Acanthamoeba keratitis juga dapat terjadi pada orang yang tidak memakai kontak lensa yaitu mereka yang matanya terkontaminasi oleh air atau tanah. Acanthamoeba keratitis dapat terjadi pada berbagai ras, jenis kelamin, dan usia. Biasanya terjadi pada usia muda dan orang sehat.
            Acanthamoeba keratitis sering terjadi karena pasien tidak menyimpan atau mensterilkan lensa kontak dengan benar sehingga mengakibatkan terjadinya infeksi pada mata. Selain dari faktor subjek pengguna, ada pula aktifitas yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya penyakit ini yaitu memakai lensa kontak saat berenang atau mandi di pancuran/shower tanpa melepas lensa kontak.

Ada 10 komplikasi yang bisa timbul akibat pemakaian lensa kontak (softlens), antara lain :

1. Noda Kornea atau Supercial Punctate Kertitis (SPK)
Rusaknya permukaan kornea mata biasanya karena memakai lensa yang terlalu ketat, sehingga mengakibatkan mata kekurangan oksigen (hypoxia), alergi atau keracunan. Gejalanya : Penderita merasa tidak nyaman, menjadi sangat sensitif psds cahaya (photophobia) dan adanya noda di kornea mata. pengobatan bisa dilakukan adalah dengan mengurangi atau menghentikan pemakaian lensa kontak.

2. Reaksi Alergi (Atopik)
Peradangan atau iritasi yang disebabkan masuknya benda pembawa alergi (misalnya : debu, serbuk atau makanan) ke dalam mata. Gejalanya : timbul rasa gatal, mata merah, hingga pembengkakan dikelopak mata.
Umumnya , terjadi alergi musiman dan penderita memang memiliki riwayat alergi. Pengobatannya dengan menghindari penyebab alergi, menghilangkan bengkak di mata dengan mengompres memakai air dingin, bila terjadi peradangan beri obat anti radang, kemudian untuk menghilangkan alergi beri obat alergi (antihistamine).

3.Blepharitis
Belpharitis adalah peradangan pada kelopak mata karena lensa tidak cocok. Gejalanya : timbul gatal-gatal, kelopak mata seperti terbakar, timbul kerak disekitar kelopak mata, pembuluh darah tampak jelas, kelopak saling menempel dan biasanya diikuti oleh SPK. Pengobatannya adalah dengan menghentikan pemakaian lensa, mengompres bengkak dengan air hangat atau pemberian salep antibiotika.

4. Sindrom Mata Kering (keratoconjunctivitis sicca)
Timbulnya noda (keratitis) kronis pada kornea inferior. Komplikasi ini disebabkan oleh produk (sekresi)
air mata pemakai yang tidak cukup. Gejalanya : mata seperti terbakar, air mata sering keluar dan cairan di mata berlebihan. Pengobatan : memberi suplemen air mata, salep, mengganti materi lensa, bila tak berhasil, hentikan pemakaian lensa.

5. Corneal Edema
Berlebihannya cairan dalam kornea hingga menimbulkan stress pada kornea. Biasanya karena mata kekurangan oksigen. Gejalanya : Photophobia, penglihatan berkabut, mata merah, kenyamanan berkurang saat lensa dibuka, ada krista di kornea, pembuluh darah kelihatan dan timbul SPK. Pengobatan : menambah oksigen pada mata, mengurangi atau menghentikan pemakaian lensa kontak.

6. Infeksi
Masuknya organisme berbahaya kedalam mata seperti bakteri, jamur, protozoa dan virus hingga menimbulkan infeksi pada mata. Gejala : mata merah, kelopak mata lengket, air mata berlebihan, penglihatan berkurang dan timbul noda di kornea. Pengobatan : mengompres menggunakan air dingin, memberi air mata buatan dan terapi antibiotik kalau perlu.

7. Infiltrates
Peradangan pada jaringan mata akibat kurang bersihnya lensa, oksigen yang kurang, reaksi alergi hingga menimbulkan infeksi. Biasanya terlihat seperti sekelompok sel berwarna putih (white internal cell clusters). penglihatan berkurang, mata merah, photophobia dan timbul noda putih di mata adalah gejala-gejala infiltrates. Komplikasi ini bisa diatasi dengan menghindari pemakaian lensa saat aktif, mempersering mengganti lensa, memberikan antibiotik / steroid dan perhatikan cara perawatan lensa.

8. Mocrobila Keratitis
Masuknya organisme berbahaya dalam kornea mata seperti bakteri, jamur, protozoa dan virus hingga mengakibatkan pembengkakan. Gejala yang timbul antara lain rasa sakit di mata, photophobia, air mata berlebih, mata merah dan penglihatan berkurang, Jika sudah parah, mata akan mengeluarkan nanah. Untuk mengobatinya, bisa dilakukan terapi antibiotik, mengganti lensa kontak, pentingnya pengenalan dini untuk mencegah akibat lebih fatal.

9. Vaskularisasi Kornea
Pembentukan pembuluh darah dalam jaringan avaskular (Kornea). Seringkali disebabkan kekurangan oksigen oleh lensa yang terlampau ketat. Gejalanya antara lain peglihatan berkurang, timbul pembuluh darah di kornea. Pengobatan : mengurangi pemakaian lensa atau mengganti lensa yang mendukung pemenuhan oksigen.

10. Giant Papillary Conjunctivitis (GPC)
Peradangan Papillary pada kelopak atas mata. Penyebabnya masih belum diketahui pasti, walau ada dugaan karena ketidakcocokan pemakaian lensa. Gejalanya : gatal-gatal, penglihatan berkurang, gerakan lensa berlebihan, tidak bisa memakai lensa biasa dan kelopak bengkak. Pengobatannya : kurangi pemakaian lensa, kompres dengan air dingin, hubungi dokter mata.


Daftar pustaka

Tarwoto, Wartonah. 2012. Kesehatan mata. Jakarta: Salemba Medika
Asmadi. 2008. Perawatan kesehatan mata. Jakarta : Salemba Medika
Aziz Alimul 2012. softlens dalam hal kesehatan mata. Yogyakarta : Media ActionPublishing