SATUAN
ACARA PENYULUHAN
SOFTLENS
DISUSUN
OLEH:
Annang
Dwi S Z
AKADEMI
PERAWATAN SERULINGMAS CILACAP
Jalan
Raya Maos No. 505 Cilacap 53272
CILACAP
SAP ( Satuan Acara Penyuluhan )
Tema :
KATARAK
Sub
tema : SOFTLENS
1.
Pengertian softlens
2.
Syarat penggunaan softlens
3.
Jenis-jenis softlens
4.
Kelebihan
softlens
5.
Kekurangan softlens
6.
Komplikasi yang ditimbulkan akibat softlens
Sasaran : Masyarakat umum
Hari/Tanggal : Sabtu, 26 November
2016
Jam : 09.00 – 09.30 wib.
Tempat : Desa Karang kemiri
Penyuluh : Annang Dwi S Z (Mahasiswa AKPER Serulingmas)
A.
Latar Belakang
Lensa
kontak sudah menjadi bagian gaya hidup. Orang tak lagi mengenakannya sekadar
alat bantu penglihatan, tapi juga untuk mempercantik penampilan.
Banyak
orang memakainya tanpa peduli efek buruknya. Alih-alih tampil beda dengan
pancaran mata yang memukau, pemakaian lensa kontak berpotensi merusak mata.
Ingat, mata adalah salah satu organ paling lembut di dalam tubuh.
Heror
mengingatkan mereka yang mengenakan lensa kontak agar memerhatikan masa
pakainya.
Memerhatikan
perawatan lensa kontak dengan pemakaian jangka panjang juga perlu diperhatikan
agar tak menyebabkan masalah pada mata. Lensa kontak sekali pakai sebaiknya
hanya digunakan untuk kesempatan khusus, bukan untuk sehari-hari.
B.
Tujuan
Promosi Kesehatan
1.
Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan, Peserta diharapkan dapat memahami tentang softlens
2.
Tujuan Khusus
Setelah
mengikuti penyuluhan ini, pesrta diharapkan dapat :
a.
Menjelaskan
tentang pengertian softlens
b.
menjelaskan syarat
penggunaan
c.
menyebutkan jenis-jenis softlens
d.
meyebutkan kelebihan softlens
e.
menyebutkan kekurangan softlens
f.
menjelaskan komplikasi yang ditimbulkan akibat
softlens
C.
Kegiatan
No.
|
Kegiatan
|
Kegiatan Audien
|
Waktu
|
1
|
Tahap Pembukaan
-
Mengucapkan
salam
-
Memperkenalkan
penyuluh
-
Menjelaskan
tujuan dan waktu penyuluhan
|
-
Menjawab
salam
-
Mendengarkan
dan memperhatikan
-
Mendengarkan
dan memperhatikan
|
5 menit
|
2
|
Tahap Pelaksanaan
-
Menggali
pengetahuan audien tentang pengertian softlens
-
Memberikan
reinforcement positif atas jawaban audien
-
Menjelaskan
tentang pengertian softlens
-
Menggali
pengetahuan audien tentang syarat penggunaan softlens
-
Memberikan
reinforcement positif atas jawaban audien
-
Menjelaskan
tentang
syarat
penggunaan softlens
-
Menggali
pengetahuan audien tentang jenis-jenis softlens
-
Memberikan
reinforcement positif atas jawaban audien
-
Menjelaskan
tentang jenis-jenis softlens
-
Menggali
pengetahuan audien tentang kelebihan dan
kekurangan softlens
-
Memberi
reinforcement positif atas jawaban audien
-
Menjelaskan kelebihan
dan kekurangan softlens
-
Menjelaskan komplikasi yang ditimbulkan akibat
softlens
|
-
Mengemukakan
pendapat
-
Mendengarkan
-
Mendengarkan
dan memperhatikan.
-
Mengemukakan
pendapat
-
Mendengarkan
-
Mendengarkan
dan memperhatikan
-
Memberikan
pendapat
-
Mendengarkan
-
Mendengarkan
dan memperhatikan
-
Mengemukakan
pendapat
-
Mendengarkan
-
Mendengarkan
dan memperhatikan
-
Memperhatikan
|
15 menit
|
3
|
Tahap Penutup
-
Bersama
audien menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
-
Mengevaluasi
materi yang telah diberikan
-
Menutup dan
memberi salam
|
-
Ikut menyimpulkan
materi bersama presenter
-
Menjawab
pertanyaan
-
Menjawab
salam
|
5
menit
|
D. Metode
Metode yang
digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
a.
Ceramah
b.
Diskusi dan tanya jawab
E.
Media
penyuluhan
Media yang dipergunakan yaitu leaflet
F. Materi
1.
Pengertian softlens
2.
Syarat penggunaan softlens
3.
Jenis-jenis softlens
4.
Kelebihan
softlens
5.
Ekurangan softlens
6.
Komplikasi yang ditimbulkan akibat softlens
G.
Seting
Denah Posisi
: Penyuluh
:
Peserta penyuluhan
H. Pengorganisasian
Penyuluh dan Tugas
a.
Protokol/pembawa
acara
Uraian
tugas:
1)
Membuka
acara penyuluhan, memperkenalkan diri kepada peserta
2)
Mengatur
proses dan lama penyuluhan
3)
Menutup
acara penyuluhan
b.
Fasilitator
Uraian
tugas:
1)
Mengevaluasi
peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
2)
Memotivasi
peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
3)
Menginterupsi
penyuluh tentang istilah/hal-hal
yang dirasa kurang jelas bagi peserta
c.
Penyuluh/pengajar
Uraian
tugas:
1)
Menjelaskan
materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
peserta
2)
Memotivasi
peserta untuk bertanya
I.
Rencana evaluasi
a.
Struktur
1) Media
penyuluhandapatdisiapkan dan digunakandenganoptimal
2) Materi
penyuluhan yang dilakukan sesuai dengan karakteristik
3) Penyuluh
mengetahui fungsinya masing-masing dengan baik
b.
Proses
Kegiatan pendidikan
Kesehatan
c.
Hasil
Setelah
dilakukan penyuluhan, masyarakat diharapkan dapat:
1.
Menjelaskan
tentang pengertian softlens
2.
menjelaskan
syarat penggunaan
3.
menyebutkan jenis-jenis softlens
4.
meyebutkan kelebihan softlens
5.
menyebutkan kekurangan softlens
6.
menjelaskan komplikasi yang ditimbulkan akibat
softlens
LAMPIRAN
A. Pengertian
Soft lens atau lensa kontak adalah
salah satu alat kedokteran yang bertujuan sebagai pengganti kaca mata bagi penderita
yang memiliki penglihatan mata kurang.
B.
Syarat
penggunaan
Adapun syarat penggunaan dari soft lens ialah :
1.
Calon pemakai tidak memiliki riwayat
alergi, karena dikhawatirkan akan tidak tahan dengan produk-produk kimia yang
digunakan dalam perawatan softlens. Jika calon pemakai memiliki riwayat alergi,
sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter spesialis mata, apakah boleh
memakai softlens atau tidak.
2.
Belum pernah menjalani operasi mata,
terutama yang mengakibatkan perubahan bentuk/kontur kornea. Pemakaian softlens
untuk mereka yang pernah menjalani operasi mata sebaiknya sudah mendapat
persetujuan dokter yang berkompeten.
3.
Tidak memiliki kelainan bentuk
kornea yang terlalu rata/flat (cornea plana) maupun yang terlalu mengerucut
(keratoconus). Kedua kelainan bentuk kornea tersebut akan dapat menyebabkan
softlens/lensa kontak tidak dapat fit/terpasang secara ideal).
4.
Tidak memiliki kelainan palpebra
(kelopak mata) yang mempersulit pemasangan dan pelepasan softlens, atau yang
menyebabkan kedudukan softlens tidak ideal.
5.
Tidak bekerja di lingkungan yang
berdebu, bersuhu tinggi, atau pun beruap bahan kimia (misalnya di pom bensin,
area pengecatan mobil, dll).
C. Jenis – Jenis Softlens
1.
Dari segi repleacement-nya, lensa
kontak dibagi ke dalam beberapa jenis, sesuai rekomendasi dari pabrikannya.
a.
Disposable, alias bisa dibuang usai
dipakai.
b.
Frequent replacement. Harus diganti
setiap 3-6 bulan.
c.
Permanen. Dapat dipakai selama
setahun atau lebih.
2.
Dari segi pemakaiannya, lensa kontak
dibagi dua:
a.
Daily wear (pemakaian siang hari dan
tak bisa dipakai tidur).
b.
Overnight wear (bisa dipakai saat
tidur).
D. Kelebihan Softlens
1.
Menambah percaya diri.
Para wanita yang merasa kurang pede memakai kacamata, bisa
mendapatkan rasa pede-nya kembali setelah memakai softlens.
2.
Menunjang aktivitas tertentu.
Orang-orang dengan pekerjaan tertentu relatif memerlukan
Softlens agar bisa bergerak bebas dan tak takut terganggu, dibandingkan jika
harus memakai kacamata. Contohnya : olahragawan, penari, aktor, penyanyi,
orang-orang yang bekerja dalam hujan, asap, dan lain-lain.
3.
Faktor keamanan.
Untuk aktivitas yang lumayan berat, pengguna tak perlu takut
lensa bakal jatuh atau pecah, seperti halnya jika memakai kacamata.
4.
Penglihatan lebih baik.
Softlens meminimalisasi jarak mata dengan lensa hingga
ketajaman mata menjadi lebih baik. Selain itu, sudut penglihatan pun menjadi
lebih luas karena lensa menempel langsung pada mata.
5.
Baik untuk penderita mata silendris
(cylinder).
Bagi pemakai kacamata silendris, Softlens mengoreksi
kekurangan akurasi kacamata hingga titik terendah, sehingga penglihatan pun
menjadi lebih baik.
E. Kekurangan Softlens :
1.
Tidak nyaman.
Pemakai awal biasanya merasa tidak enak, karena adanya benda
asing pada bola mata mereka. Namun, lama-kelamaan, mata pun akan terbiasa.
Biasanya setelah menghentikan pemakaian selama seminggu, sensitivitas kornea
akan normal lagi, sehingga pemakai harus berdaptasi lagi agar menjadi nyaman
dengan Softlensnya.
2.
Kekurangan oksigen.
Terlalu lama atau terlalu ketat memakai Softlens bisa
membuat mata kekurangan oksigen. Konsekuensinya, berbagai macam komplikasi bisa
terjadi, seperti noda kornea dan kornea edema.
Mudah hilang.Ukuran Softlens yang relatif kecil dibanding kacamata membuatnya
lebih gampang hilang atau terselip.
3.
Kurang ekonomis (relatif mahal).
Harga Softlens juga relatif mahal, di atas Rp 100 ribu.
Apalagi, masa pakainya hanya berkisar 2 minggu sampai sebulan. Umumnya, hanya
golongan ekonomi tertentu yang mampu membelinya.
4.
Adaptasi lama.
Pemakai awal butuh waktu lama untuk memakainya, dari belajar
memakai, merawat, hingga membiasakan mata.
5.
Butuh perawatan ekstra.
Softlens juga butuh perawatan lebih ketimbang kacamata.
Misalnya, harus telaten menggosok, membersihkan, dan menyimpan lensa pada
tempat antikuman.
F. Komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat
softlens
Kurangnya
menjaga higienitas dapat mengakibatkan pengguna mengalami acanthamoeba
keratitis. Ini merupakan komplikasi pemakaian softlens yang jarang sekali
terjadi. Namun, kasus ini dapat menjadi sangat serius karena bisa menimbulkan
gangguan pada penglihatan, bahkan dapat bertambah parah hingga seseorang kehilangan
pandangannya dan akhirnya buta.
Acanthamoeba
castellani adalah suatu mikroorganisme yang banyak ditemukan pada air
terkontaminasi, tanah, sistem pipa limbah rumah tangga, menara pendingin, dan
sistem pemanas/ventilasi/pendingin udara. Acanthamoeba castellani akan
menyebabkan penyakit mata yang disebut acanthamoeba keratitis.
Acanthamoeba
keratitis biasanya berhubungan dengan penggunaan softlens, termasuk lensa
silikon hidrogel dan pemakaian lensa kontak yang kaku sepanjang malam untuk
memperbaiki orthokeratologi. Acanthamoeba keratitis juga dapat terjadi pada
orang yang tidak memakai kontak lensa yaitu mereka yang matanya terkontaminasi
oleh air atau tanah. Acanthamoeba keratitis dapat terjadi pada berbagai ras,
jenis kelamin, dan usia. Biasanya terjadi pada usia muda dan orang sehat.
Acanthamoeba
keratitis sering terjadi karena pasien tidak menyimpan atau mensterilkan lensa
kontak dengan benar sehingga mengakibatkan terjadinya infeksi pada mata. Selain
dari faktor subjek pengguna, ada pula aktifitas yang dapat menjadi faktor
risiko terjadinya penyakit ini yaitu memakai lensa kontak saat berenang atau
mandi di pancuran/shower tanpa melepas lensa kontak.
Ada 10 komplikasi yang bisa timbul akibat pemakaian lensa kontak (softlens),
antara lain :
1. Noda Kornea atau Supercial Punctate Kertitis (SPK)
Rusaknya permukaan kornea mata biasanya karena memakai lensa yang terlalu
ketat, sehingga mengakibatkan mata kekurangan oksigen (hypoxia), alergi atau
keracunan. Gejalanya : Penderita merasa tidak nyaman, menjadi sangat sensitif
psds cahaya (photophobia) dan adanya noda di kornea mata. pengobatan bisa
dilakukan adalah dengan mengurangi atau menghentikan pemakaian lensa kontak.
2. Reaksi Alergi (Atopik)
Peradangan atau iritasi yang disebabkan masuknya benda pembawa alergi (misalnya
: debu, serbuk atau makanan) ke dalam mata. Gejalanya : timbul rasa gatal, mata
merah, hingga pembengkakan dikelopak mata.
Umumnya , terjadi alergi musiman dan penderita memang memiliki riwayat alergi.
Pengobatannya dengan menghindari penyebab alergi, menghilangkan bengkak di mata
dengan mengompres memakai air dingin, bila terjadi peradangan beri obat anti
radang, kemudian untuk menghilangkan alergi beri obat alergi (antihistamine).
3.Blepharitis
Belpharitis adalah peradangan pada kelopak mata karena lensa tidak cocok.
Gejalanya : timbul gatal-gatal, kelopak mata seperti terbakar, timbul kerak
disekitar kelopak mata, pembuluh darah tampak jelas, kelopak saling menempel
dan biasanya diikuti oleh SPK. Pengobatannya adalah dengan menghentikan
pemakaian lensa, mengompres bengkak dengan air hangat atau pemberian salep
antibiotika.
4. Sindrom Mata Kering (keratoconjunctivitis sicca)
Timbulnya noda (keratitis) kronis pada kornea inferior. Komplikasi ini
disebabkan oleh produk (sekresi)
air mata pemakai yang tidak cukup. Gejalanya : mata seperti terbakar, air mata
sering keluar dan cairan di mata berlebihan. Pengobatan : memberi suplemen air
mata, salep, mengganti materi lensa, bila tak berhasil, hentikan pemakaian
lensa.
5. Corneal Edema
Berlebihannya cairan dalam kornea hingga menimbulkan stress pada kornea.
Biasanya karena mata kekurangan oksigen. Gejalanya : Photophobia, penglihatan
berkabut, mata merah, kenyamanan berkurang saat lensa dibuka, ada krista di
kornea, pembuluh darah kelihatan dan timbul SPK. Pengobatan : menambah oksigen
pada mata, mengurangi atau menghentikan pemakaian lensa kontak.
6. Infeksi
Masuknya organisme berbahaya kedalam mata seperti bakteri, jamur, protozoa dan
virus hingga menimbulkan infeksi pada mata. Gejala : mata merah, kelopak mata
lengket, air mata berlebihan, penglihatan berkurang dan timbul noda di kornea.
Pengobatan : mengompres menggunakan air dingin, memberi air mata buatan dan
terapi antibiotik kalau perlu.
7. Infiltrates
Peradangan pada jaringan mata akibat kurang bersihnya lensa, oksigen yang
kurang, reaksi alergi hingga menimbulkan infeksi. Biasanya terlihat seperti
sekelompok sel berwarna putih (white internal cell clusters). penglihatan
berkurang, mata merah, photophobia dan timbul noda putih di mata adalah
gejala-gejala infiltrates. Komplikasi ini bisa diatasi dengan menghindari
pemakaian lensa saat aktif, mempersering mengganti lensa, memberikan antibiotik
/ steroid dan perhatikan cara perawatan lensa.
8. Mocrobila Keratitis
Masuknya organisme berbahaya dalam kornea mata seperti bakteri, jamur, protozoa
dan virus hingga mengakibatkan pembengkakan. Gejala yang timbul antara lain
rasa sakit di mata, photophobia, air mata berlebih, mata merah dan penglihatan
berkurang, Jika sudah parah, mata akan mengeluarkan nanah. Untuk mengobatinya,
bisa dilakukan terapi antibiotik, mengganti lensa kontak, pentingnya pengenalan
dini untuk mencegah akibat lebih fatal.
9. Vaskularisasi Kornea
Pembentukan pembuluh darah dalam jaringan avaskular (Kornea). Seringkali
disebabkan kekurangan oksigen oleh lensa yang terlampau ketat. Gejalanya antara
lain peglihatan berkurang, timbul pembuluh darah di kornea. Pengobatan : mengurangi
pemakaian lensa atau mengganti lensa yang mendukung pemenuhan oksigen.
10. Giant Papillary Conjunctivitis (GPC)
Peradangan Papillary pada kelopak atas mata. Penyebabnya masih belum diketahui
pasti, walau ada dugaan karena ketidakcocokan pemakaian lensa. Gejalanya :
gatal-gatal, penglihatan berkurang, gerakan lensa berlebihan, tidak bisa
memakai lensa biasa dan kelopak bengkak. Pengobatannya : kurangi pemakaian
lensa, kompres dengan air dingin, hubungi dokter mata.
Daftar pustaka
Tarwoto, Wartonah.
2012. Kesehatan mata. Jakarta:
Salemba Medika
Asmadi.
2008. Perawatan kesehatan mata.
Jakarta : Salemba Medika
Aziz
Alimul 2012. softlens dalam hal kesehatan
mata. Yogyakarta : Media ActionPublishing