Wednesday 20 November 2019

SOP Manajemen Nyeri : Deep breathing/ Nafas dalam

Manajemen Nyeri : Deep breathing/ Nafas dalam


No.
Tahap
Aktifitas
1
Pra Interaksi
1.    Membaca status pasien
2.    Menyiapkan diri dan alat yang dibutuhkan
2
Orientasi
3.    Memberikan salam (senyum)
4.    Mengenalkan diri
5.    Mengklarifikasi masalah nyeri
6.    Menyampaikan tujuan kedatangan dan tindakan
7.    Menjelaskan prosedur
8.    Meminta kesediaan pasien
3
Kerja
9.    Mengatur posisi pasien
10.             Meminta pasien untuk memejamkan mata
11.             Mengintruksikan pasien untuk menarik nafas dalam melalui hidung dan mengeluarkan secara perlahan-lahan melalui mulut
12.             Mengintruksikan pasien untuk mengulangi prosedur di atas minimal sebanyak 3 kali
4
Terminasi
13.             Memberitahukan bahwa tindakan sudah dilakukan
14.             Mengevaluasi tindakan
15.             Menyampaikan rencana tindak lanjut
16.             Berpamitan, salam dan senyum

SOP IMAJINASI TERBIMBING/ GUIDANCE IMAGERY

IMAJINASI TERBIMBING/ GUIDANCE IMAGERY




No.
Tahap
Aktifitas
1
Pra Interaksi
1.    Membaca status pasien
2.    Menyiapkan diri dan alat yang dibutuhkan
2
Orientasi
3.    Memberikan salam (senyum)
4.    Mengenalkan diri
5.    Mengklarifikasi masalah nyeri
6.    Menyampaikan tujuan kedatangan dan tindakan
7.    Menjelaskan prosedur
8.    Meminta kesediaan pasien
3
Kerja
9.    Menanyakan tempat yang disukai
10. Mengatur posisi pasien
11. Meminta pasien untuk memejamkan mata
12. Mengintruksikan pasien untuk menarik nafas dalam melalui hidung dan mengeluarkan secara perlahan-lahan melalui mulut
13. Mengintruksikan pasien untuk mengulangi prosedur di atas minimal sebanyak 3 kali
14. Meminta pasien untuk membayangkan berada di tempat yang disukai
15. Membawa pasien berada pada suasana/ tempat yang disukai
16. Meminta pasien untuk merasakan nyamannya berada yang disukai dan hal itu membuat seluruh tubuhnya merasa nyaman dan segar, seluruh ototnya terasa rileks dan nyaman
4
Terminasi
17. Memberitahukan bahwa tindakan sudah dilakukan
18. Mengevaluasi tindakan
19. Menyampaikan rencana tindak lanjut
20. Berpamitan, salam dan senyum


SOP Pengkajian Nyeri (PQRST)


PENGKAJIAN NYERI
(PQRST)

No.
Tahap
Aktifitas
1
Pra Interaksi
1.    Membaca status pasien
2.    Menyiapkan diri dan alat yang dibutuhkan
2
Orientasi
3.    Memberikan salam (senyum)
4.    Mengenalkan diri
5.    Mengklarifikasi masalah nyeri pasien
6.    Menyampaikan tujuan kedatangan dan tindakan
7.    Menjelaskan prosedur
8.    Meminta kesediaan pasien
3
Kerja
9.    Menanyakan hal-hal yang memunculkan nyeri
10. Menanyakan hal-hal yang menyebabkan nyeri meningkat
11. Menanyakan hal-hal yang membuat nyeri berkurang
12. Menanyakan rasa nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk/ terbakar/ disayat-sayat/ tertekan benda berat/ berdenyut
13. Menanyakan berapa kali nyeri dirasakan dalam sehari
14. Menanyakan tempat/lokasi nyeri dirasakan
15. Menanyakan apakah nyeri menjalar/ menyebar ke bagian lain
16. Menanyakan bagaimana pengaruh nyeri yang dirasakan pada aktifitas sehari-hari
17. Menanyakan skala nyeri (0-10)
18. Menanyakan kapan terjadinya nyeri dan berapa lama nyeri di rasakan
4
Terminasi
19. Memberitahukan bahwa pengkajian/wawancara sudah selesai
20. Mengevaluasi/ menyimpulkan hasil pengkajian/ wawancara
21. Menyampaikan rencana tindak lanjut
22. Berpamitan, salam dan senyum




SOP Manajemen Nyeri: Relaksasi



Manajemen Nyeri : Relaksasi


No.
Tahap
Aktifitas
1
Pra Interaksi
1.    Membaca status pasien
2.    Menyiapkan diri dan alat yang dibutuhkan
2
Orientasi
3.    Memberikan salam (senyum)
4.    Mengenalkan diri
5.    Mengklarifikasi masalah nyeri pasien
6.    Menyampaikan tujuan kedatangan dan tindakan
7.    Menjelaskan prosedur
8.    Meminta kesediaan pasien
3
Kerja
9.    Mengatur posisi pasien
10.             Mengintruksikan pasien untuk memejamkan mata
11.             Mengintruksikan pasien untuk menarik nafas dalam melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut secara perlahan-lahan
12.             Mengintruksikan pasien untuk melepaskan semua beban fikiran untuk sementara waktu
13.             Mengintruksikan pasien untuk memfokuskan pikiran ke daerah yang sakit dan mengendorkan otot-otot pada daerah tersebut dan merasakan kondisi yang rileks dan nyaman, semakin rileks semakin nyaman
4
Terminasi
14.             Memberitahukan bahwa tindakan sudah dilakukan
15.             Mengevaluasi tindakan
16.             Menyampaikan rencana tindak lanjut
17.             Berpamitan, salam dan senyum

Tuesday 19 November 2019

APA ITU ICD 10 ?



APA ITU ICD ???

International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems atau disingkat ICD adalah suatu sistem klasifikasi penyakit dan beragam jenis tanda, simptoma, kelainan, komplain dan penyebab eksternal penyakit. Setiap kondisi kesehatan diberikan kategori dan kode. ICD dipublikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan digunakan secara luas untuk morbiditasmortalitas, sistem reimbursemen dan sebagai penunjang keputusan dalam kedokteran. Hingga saat ini icd sudah mengalami pengembangan, yang terbaru sering di sebut dengan ICD 10
Berikut adalah daftar ICD-10 untuk kode klasifikasi
Bab
Blok
Judul
I
Penyakit Infeksi dan parasit
II
Neoplasma
III
Penyakit darah dan organ pembentuk darah termasuk ganguan sistem imun
IV
Endokrin, nutrisi dan ganguan metabolik
V
Ganguan jiwa dan prilaku
VI
Penyakit yg mengenai sistem saraf
VII
Penyakit mata dan adnexa
VIII
Penyakit telinga dan mastoid
IX
Penyakit pada sistem sirkulasi
X
Penyakit pada sistem pernapasan
XI
Penyakit pada sistem pencernaan
XII
Penyakit pada kulit dan jaringan subcutaneous
XIII
Penyakit pada sistem musculoskletal
XIV
Penyakit pada sistem saluran kemih dan genital
XV
Kehamilan dan kelahiran
XVI
Keadaan yg berasal dari periode perinatal
XVII
Malformasi kongenital, deformasi dan kelainan chromosom
XVIII
Gejala, tanda, kelainan klinik dan kelainan lab yg tidak ditemukan pada klasifikasi lain
XIX
Keracunan, cedera dan beberapa penyebab yg dari luar
XX
Penyebab morbiditas dan kematian eksternal
XXI
Faktor faktor yg memengaruhi status kesehatan dan hubungannya dengan jasa kesehatan
XXII
Kode kegunaan khusus



Patologi: Kondisi medis dan kode ICD
(Penyakit / Gangguan / Sindrom / Gejala / Tanda, Cedera, dll.)
(A/B, 001–139): Penyakit Infeksi/Infeksi: Penyakit bakteri G+G-Penyakit virusPenyakit parasit Infeksi protozoaHelmintiasisInfestasi ektoparasitMikosisZoonosis
(C/D, 140–239 & 279–289): Kanker (C00–D48, 140–239)   Neoplasma hematologi mieloid (D50–D77, 280–289)            Anemia Koagulopati Limfoid imun (D80–D89, 279): Defisiensi imun Gangguan imunoproliferatif Hipersensitivitas
(E, 240–278)   Penyakit endokrin, Gangguan nutrisi, Kelainan metabolisme bawaan
(F, 290–319)   Gangguan mental
(G, 320–359)   Penyakit sistem saraf, Penyakit sistem saraf pusat, Neuropati perifer, Penyakit neuromuskuler
(H, 360–389)   Penyakit mata, Penyakit telinga
(I, 390–459)    Penyakit kardiovaskuler, Penyakit jantung, Penyakit vaskuler
(J, 460–519)    Penyakit respiratori, Penyakit paru obstruktif, Penyakit paru restriktif, Pneumonia
(K, 520–579)   Patologi mulut dan maksilofasial Penyakit gigi, Penyakit kelenjar ludah, Penyakit lidah, Penyakit sistem pencernaan, Esofagus, Lambung, Usus, Hati, Pankreas
(L, 680–709)   Penyakit kulit, Organ tambahan kulit, Penyakit kuku, Penyakit rambut, Penyakit kelenjar sebasea
(M, 710–739)  Gangguan muskuloskeletal: Miopati, Artropati, Osteokondropati Osteopati Kondropati
(N, 580–629)   Penyakit urologi: Nefropati, Penyakit kandung kemih, Penyakit organ genital pria, Penyakit payudara, Penyakit organ genital perempuan
(O, 630–679)   Komplikasi kehamilan, Komplikasi persalinan, Komplikasi nifas
(P, 760–779)   Penyakit janin
(Q, 740–759)   Gangguan kongenital Kelainan kongenital
(R, 780–799)   SindromTanda medis Eponim
(S/T, 800–999) Fraktur tulang, Dislokasi sendi, Sprain, Strain, Subluksasi, Cedera kepala, Cedera dada, Keracunan