Saturday 28 April 2018

Anatomi Fisiologi Kardiovaskuler


MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI
KARDIOVASKULER









Disusun oleh:
Annang Dwi Saefurrohman Zen
15.025





AKADEMI KEPERAWATAN SERULINGMAS
CILACAP
2015


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Anatomi Fisiologi Kardiovaskuler”.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari sepenuhnya kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penyusun, oleh karena itu, kritik dan saran yang  membangun senantiasa diharapkan demi menyempurnakan penyusunan ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.


Cilacap,25 September 2015


Penyusun


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………..   i
KATA PENGANTAR……………………………………………………   ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………..    iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG…………………………………….....          1
B.     RUMUSAN MASALAH………………………………........          1
C.     TUJUAN PENULISAN……………………………………..          1
BAB II PEMBAHASAN
A.    ANATOMI SISTEM KARDIOVASKULER
1.      HUBUNGAN ANATOMIS………………………...           2
2.      KATUP JANTUNG………………………………....           3
3.      SISTEM KONDUKSI………………………………           4
4.      SIRKULASI SISTEMIK……………………………           4
5.      SIRKULASI KORONER…………………………...          5
6.      SIRKULASI LIMFATIK……………………………          7
7.      SIRKULASI PARU…………………………………          7
B.     FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
1.      SIRKULASI JANTUNG…………………………....           7
2.      CURAH JANTUNG…………………………………          9
3.      ALIRAN DARAH KE PERIFER…………………...          10
TINJAUAN MASALAH…………………………………………....           12
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
 PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler bertugas mengedarkan darah ke seluruh tubuh dimana darah mengandung oksigen dan nutrisi yang diperlukan sel/jaringan untuk metabolisme. Sistem kardiovaskuler juga membawa sisa metabolisme untuk dibuang melalui organ-organ eksresi.
Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transport tertutup yang terdiri atas :
1.    Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar dapat mengalir ke jaringan.
2.    Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan ke seluruh tubuh.
3.    Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke seluruh tubuh.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana anatomi dalam sistem kardiovaskuler itu?
2.       Bagaimana fisiologi dalam sistem kardiovaskuler itu?

C.     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.      untuk memberikan informasi tentang anatomi kardiovaskuler
2.      untuk memberikan informasi tentang fisiologi kardiovaskuler


BAB II
PEMBAHASAN


A.    ANATOMI SISTEM KARDIOVASKULER

1.      HUBUNGAN ANATOMIS
Jantung terletak dalam ruang mediastinum  rongga dada, yaitu diantara paru. Pericardium yang meliputi jantung terdiri dari dua lapisan , yaitu lapisan luar (pericardium viseralis) dan lapisan dalam (pericardium parietalis). Kedua lapisan ini dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas, yang mengurangi gesekan akibat gerakan pemompa jantung.perikardium parietalis melekat ke depan pada sternum, kebelakang pada kolumna vertebralis, kebawah pada diafragma. Pericardium viseralis melekat secara langsung pada permukaan jantung. Pericardium juga melindungi terhadap penyebaran infeksi atau neoplasma dari organ-organ sekitarnya ke jantung. Jantung terdiri dari tiga lapisan. Lapisan terluar (epikardium), lapisan tengah (miokardium), lapisan terdalam (endokardium).
Jantung terdiri dari empat ruangan, yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri.
a.       Atrium kanan berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah, dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang mengalir ke ventrikel kanan. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam atrium kanan melalui vena kava superior, dalam muara vena kava tidak terddapat kutup-kutup sejati. Yang memisahkan vena kava dari atrium jantung inihanyalah lipatan katup atau pita otot yang rudimenter. Oleh karena itu peningkatan tekanan atrium kanan akibat bendungan darah disisi kanan jantung akan dibalikan kembali kedalam vena sirkulasi sistemik.
b.      Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari paru-paru melalui keempat vena pulmonalis. Antara vena pulmonalis dan atrium kiri tidak terdapt katup sejati. Oleh karena itu,perubahan tekanan atrium kiri mudah membalik secara retrogad ke dalam pembuluh paru-paru. Penungkatan akut tekanan atrium kiri akan menyebabkan bendungan paru. Atrium kiri memiliki dinding yang tipis dan bertekanan rendah. Darah mengalir dari atrium kiri melalui katup mitralis.
c.       Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik, guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah kedalam arteria pulmonalis. Sirkulasi paru merupakan sistem aliran darah bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah dari venrtikel kanan,dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhaddap aliran darah dari ventrikel kiri. Oleh karena itu, beban kerja ventrikel kanan jauh lebih ringan daripada ventrikel kiri. Akibatnya tebal dinding ventrikel kanan hanya sepertiga dari tebal dinding ventrikel kiri.
d.      Ventrikel kiri mempunyai otot-otot tebal dengan bentuk yang menyerupai lingkaran sehingga mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi. Bahkan sekat pembatas kedua ventrikel juga membantu memperkuat tekanan yang di timbulkan oleh seluruh ruang ventrikel selama kontraksi.
Pada saat kotraksi, tekanan ventrikel kiri meningkat sekitar lima kali lebih tinggi daripada tekanan ventrikel kanan. Bila ada hubungan abnormal antara kedua ventrikel, maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut. Akibatnya terjadi penurunan jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta kedalam aorta.

2.      KATUP JANTUNG
Ada dua jenis katup: katup atrioventrikularis (AV), yang memisahkan atrium dan ventrikel, dan katup semilunaris,yang memisahkan arteria pulmonalis dan aorta dari ventrikel yang bersangkutan.
§  Katup Atrioventrikularis
Katup trikuspidalis yang terletak antara atrium dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun katup. Katup mitralis yang memsahkan atrium dan ventrikel kiri, merupakan katup bikuspidalis dengan dua buah daun katup. Daun katup dari kedua katup itu tertambat melalui berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang disebut korda tendinae. Korda tendinae akan meluas menjadi otot papilaris, yaitu tonjolan otot pada dinding ventrikel. Korda tendinae menyokong katup pada waktu kontraksiventrikel untuk mencegah membaliknya daun katup ke dalam atrium. Apabila korda tendinae atau otot papilaris mengalami gangguan (rupture, iskemia), darah akan mengalir kembali ke dalam atrium jantung sewaktu venrikel berkontraksi.
§  Katup Semilunaris
Katup ini terdiri dari tiga daun katup simetris yang menyerupai corong yang tertambat kuat pada annulus fibrosus. Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta, sedangan katup plmonalis terletak antara ventrikel kanan dan arteria pulmonalis. Katup semilunaris mencegah aliran kembali darah dari aorta atau ateria piulmonalis ke dalam ventrikel, sewaktu ventrikel dalam keadaan istirahat.
Tepat diatas daun katup aorta, terdapat kantung menonjol dari dindingaorta dan arteria pulmonalis, yang disebut sinus valsalva. Muara arteria koronaria terletak di dalam kantung-kantung tersebut. Sinus-sinus ini melindungi muara koronaria tersebut dari penyumbatan oleh daun katup, pada waktu katup aorta terbuka.

3.      SISTEM KONDUKSI
Jaringan konduksi ini memiliki sifat sebagai berikut:
a.       Otomatisasi: kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.
b.      Ritmisasi: pembangkitan impuls secara teratur.
c.       Konduktivitas: kemampuan menghantarkan impuls.
d.      Daya Rangsang:kemampuan berespon terhadap stimulasi.
Jantung memilki sifat-sifat ini sehingga mampu menghasilkan impuls secara spontan dan ritmisyang disalurkan melalui sistem konduksi untuk merangsang miokardium dan menstimulasi kontraksi otot.
Impuls jantung kemudian menyebar dari nodus SA menuju jalur konduksi khusus atrium dan ke otot atrium.
Impuls listrik kemudian mencapai nodus AV, yang terletak di sebelah kanan interatrial dalamatrium kanan dekat muara sinus koronaria.
Penghantaram impuls terjadi relativ lambat, melewati nodus AV karena tipisnya serat di daerah ini dan konsentrasi taut selisih yang sangat rendah.
Berkas His menyebar dari nodus AV, yang memasukiselubung fibrosa yang memisahkan atrium dari ventrikel.
Hantaran impuls melalui serabut purkinje berjalan cepat sekali. Serabut ini berdiameter relative besar dan memberikan sedikit resistensi terhadap penyebaran hantaran.
Penyebaran hantaran melalui serabut purkinje dimulai dari permukaan endokardium jantung sebelum berjalan ke sepertiga menuju menuju miokardium.
Dengan demikian urutan normal rangsangan melalui sistem konduksi adalah nodus SA, jalur-jalur atrium, nodus AV, berkas His,cabang-cabang berkas,dan serabut purkinje.

4.      SIRKULASI SISTEMIK
Sirkulasi sistemik dapat dibagi menjadi lima kategori berdasarkan anatomi dan fungsinya:
a.       Arteria
Jaringan arteriall ini terisi sekitar 15% volume total darah. Oleh karena itu, sistem arteria ini dianggap merupakan sirkuit bervolume rendah tetapi bertekanan tinggi.
b.      Arteriola
Dinding otot arteriola sangat peka dan dapat berkontraksi. Bila berkontraksi, arteriola merupakan tempat resistensi utama aliran darah dalam cabang arterial.
c.       Kapiler
Pembuluh kapiler memiliki dinding tipis yang terdiri dari satu lapis sel endotel.
d.      Venula
Berfungsi sebagai saluran pengumpul dan terdiri dari sel-sel endotel dan jaringan fibrosa.
e.       Vena
Berfungsi menyalurkan darah dari jaringan kapiler melalui sistem vena, masuk ke atrium kanan.

5.      SIRKULASI KORONER
Untuk dapat mengetahui akibat penyakit jantung koroner, maka kita harus mengenal terlebih dahulu distribui arteria koronaria danstruktur dinding arteria koronaria yang dibahas dalam bab berikut.
a.       Distribusi Arteria Koronaria
Arteria koronaria adalah percabangan pertama sirkulasi sistemik. Muara arteria koronaria ini terdapat di balik daun katup orta kanan dan kiri di dalam sinus valsalva. Sirkulasi koroner terdiri dari: arteria koronaria kanan dan kiri, yang mempunyai dua cabang besar yaitu arteria desendens anterior kiri dan arteria sirkumfleksa kiri.
            Arteria desendens anterior kiri mendarahi dinding anterior ventrikel kiri, sedangkan arteria sirkumfleksa kiri mendarahi dinding leteral ventrikel kiri.
            Setiap pembuluh darah koroner besar memiliki cabang epikardium dan intramiokardium yang khas. Arteria desendens anterior kiri mempercbangkan cabang-cabang septal yang mendarahi dua per tiga anterior septum dan cabang diagonal yang berjalan diatas permukaan anterolateral ventrikel kiri.
            Daerah sistem hantaran juga di suplai oleh arteria koronaria yang berbeda. Pada sekitar 60% populasi, nodus SA disuplai oleh arteria koronaria kanan. Padda sekitar 40% populasi, arteria sirkumfleksa kiri mendarahi nodus SA. Nodus AV disuplai oleh arteria koronaria kanan pada 90% populasi dan oleh arteria sirkumfleksa kiri pada sekitar 10% populasi.
            Pengetahuan mengenai suplai darah ke daerah-daerah tertentu pada miokardium dan sistem hantaran bermanfaat secara klinis sebagai antisipasi dan identifikasi dini akan adanya komplikasi klinis.
b.      Sirkulasi Kolateral
Terdapat anastomosis antara cabang arteria yang sangat kecil dalam sirkulasi koronaria. Walaupun saluran antar-koroner tidak berfungsi dalam sirkulasi normal, tetapi menjadi sangat penting sebagai rute alternative atau sirkulasi kolateral untuk mendukung miokardium melalui aliran darah. Setelah terjadi oklusi mendadak, “kolateral” ini akan berfungsi dalam beberapa hari atau lebih dari itu. Pada penyempitan pembuluh darah secara bertahap, akan terbentuk pembuluh darah fungsional besar secara terus-menerus diantara pembuluh darah yang mengalami penyumbatan dan yang tidak. Pembuluh darah kolateral ini sering berperan penting dalam mempertahankan fungsi miokardium saat terdapat oklusi pembuluh darah.
c.       Komponen Dinding Arteri Koroner
Dinding arteri terdiri dari tiga lapisan: intima, media, dan adventitia.
a.       Intima
Intima adalah bagian terdalam dinding arteri yang mengalami kontak langsung dengan suplai darah. Intima terdiri atas selapis sel endotel.
Salah satu fungsi sel endotel adalah sebagai sawar antara aliran darah  dan dinding pembuluh darah bagian dalam.

b.      Media
Lapisan media terdiri atas lapisan sel otot polos. Sel-sel otot polos memberikan integritasstruktur pembuluh darah, sel ini juga bertanggungjawab untuk mempertahankan tonus dinding arteri melalui kontraksi yang lambat dan kontinu.

c.       Adventitia
Lapisan adventitia terletak dibagian terluar dinding arteria, yang memberikan kekuatan utama pada pembuluh darah dan terdiri atas berkas fibril kalogen, serabut elatis, fibroblast, dan beberapa sel otot polos. Lapisan adventitia juga mengandung serabut saraf dan pembuluh-pembuluh darah.





6.      SIKLUS LIMFATIK
Jaringan kapiler getah bening dalam ruang interstisial mengumpulkan cairan berlebihan dan protein yang disaring (filtrasi) melalui kapiler sistemik. Filtrate kapiler ini kemudian di kembalikan ke sirkulasi sistemik melalui pembuluh-pembuluh pengumpul yang terletak dekat dengan vena yang bersangkutan. Getah bening dialirkan ke atas melalui katup satu arah dari gabungan dua pengaruh dinamis: (1) daya tekan eksternal oleh otot-otot dan denyut arteria, serta (2) peristaltik intrinsik. Cairan getah bening terkumpul dalam duktus torak sikus dan duktis limfatikus kanan dan kemudian mengosongkan sistem aliran vena melalui vena subklavia dan juguaris interna.

7.      SIRKULASI PARU
Pembuluh drah paru mempunyai dindingyang lebih tipis dengan sedikit otot polos dibandingkan dengan pembuuluh darah sistemik. Oleh karena itu, sirkulasi paru lebih mudah teregang dan resistensinya tehadap aliran darah lebih kecil. Besarnya tekanan dalam sirkulasi paru, kira kira seperlima tekanan dalam sirkulasi sistemik. Dinding pembuluh darah paru jauh lebih kecil reaksinya terhadap pengaruh otonom dan humoral,namun perubahan kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah dan alveoli mampumengubah aliran darah yang melalui pembuluh paru. Perbedaan-perbedaan ini enyebabkan sirkulasi paru benar-benar tepat memenuhi fungsi fisiologisnya yaitu untk mengambil oksigen dan melepaskan karbondioksida.


B.      FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULAR

1.      SIKLUS JANTUNG
Setiap siklus jantung terdiri dari urutan peristiwa listrik yang saling terkait. Gelombang rangsangan listrik terbesar dari nodus SA melalui sistem konduksi menuju miokardium untuk merangsangkontraksi otot. Rangsangan listrik ini disebut depolarisasi, dan diikuti pemulihan listrik kembali yang disebut repolarisasi. Respons mekaniknya adalah sistolik atau kontraksi otot) dan diastolik (atau relaksasi otot).
Aktivitas listrik sel yang dicatat secara grafik melalui elektroda intrasel memperlihatkan bentuk khas yang disebut potensial aksi. Aktivitas listrik dari semua sel miokardium secara keseluruhan dapat dilihat dalam suatu elektrokardiogram.
Gelombang pada elektrodiogram penyebaran ragsang listrik dan pemulihannya melalui miokardium ventrikel dan atrium.

A.    Elektrofisiologi
Aktivitas listrik jantung terjadi akibat aliran ion-ion natrium, kalium, kalsium melewati membrane sel jantung. Seperti semua sel daam tubuh, natrium dan kalsium terutama merupakan ion ekstrasel dan kalium terutaa ion intrasel. Perpindahan ion-ion ini melewati membran sel jantung yang dikendalikanoleh berbagai hal, terasuk difusi pasif, sawar yang bergantung pada waktu dan voltase, serta pompa natrium, kalium-ATPase.
·         Potensial Aksi
Hasil perpindahan ion antar membrane merupakan perbedaan listrik melewati membran sel. Potensial aksi yang menggambarkan muatan listrik bagian dalam sel dalam hubungannya dengan muatan listrik bagian luar sel, disebut potensial transmembran. Dua tipe utama potensial aksi merupakan potensial aksi respons cepat dan respons lambat.
Potensial aksi respons cepat terdapat dalam sel-sel otot ventrikel dan atrium, demikian juga dengan serabut purkinje. Terdapat beberapa faktor yang mempertahankan potensial transmembransaat istirahat yang negatif. Faktor pertama adalah permeabilitas selektif membrane sel terhadap kalium dibandingkan ion natrium. Faktor kedua adalah pompa natrium ,kalium-ATPase. Pompa metabolic ini terletak dalam membrane sel dan secara kontinu natrium dan kalium apabila terdapat perbedaan konsentrasi.
Potensial aksi respon lambat: nodus SA maupun AV memperlihatkan potensial aksi respons lambat. Sel-sel nodus ini memiliki lebih sedikit saluran kalium dan lebih bocor terhadap natrium. Oleh karena itu, potensial transmembran saat istirahat tidak begitu negatif. Pada potensial transmembran ini, saluran natrium cepat yang bergantung-voltasetetap tidak teraktivasi.

B.     Ultrastruktur  Otot
Sarkomer merupakan unit kontraktil dasar miokardiumtersusun oleh duamiofilamen yang saling tumpang tindih.. filament tebal (miosin) dan filament tipis (aktin). Filament myosin memiliki jembatan penghubung.filamen aktin tersusun atas tiga komponen protein: aktin, tropomiosin, dan troponin.
Kalsium berperan penting dalam ikatan aktin myosin. Bila tidak terdapat kalsium, dapat menghasilkan relaksasi otot jantung.bila terdapat kalsium, tempat aktif pada filament aktin dapat berikatan dengan jembatan penghubung myosin.
Kalsium yang penting dalam ikatan aktin-miosin  tersedia selama stimulasi listrik sel jantung, yaitu saat timbul potensial aksi.kalsium berpindah melewati sarkolema (membran sel) dan tubulus transversa (perluasan membrane sel). Perpindahan kaslium ke bagian dalam sel menyebabkan lepasnya sejumlah besar kalsium yang tersimpan dari reticulum sarkoplasma. Kalsium kemudian menghambat efek inhibisi tropomiosintropin menyebabkan terjadinya aktin-myosin, pemendekan sarkomer, dan menyebabkan kontraksi miokardium.
Pentingnya kalsium bagi eksitasi dan kontraksi listrik sel jantung yang menyertai disebut sebagai gabungan eksitasi-kontraksi. Secara klinis, mekanisme ini penting untuk memahami konsekuensi berbagai terapi medis yang mengubah konsentrasi kalsium intrasel.

C.     Fase Siklus Jantung
Siklus jantung menjelaskan urutan kontraksi dan pengosongan ventrikel (sistolik), serta pengisian dan relaksasi ventrikel (diastolic). Dengan berlanjutnya kontraksi ventrikel, tekanan dalam ventrikel kiri meningkat hingga melebihi tekanan dalam aorta. Perbedaan tekanan mendorong katup aorta membuka, darah tercurah keluar ventrikel. Venrikel kemudian mengalami relaksasi. Relaksasi ventrikel menyebebkan tekanan dalam ventrikel menurun dibawah tekanan dalam aorta, dan katup aorta menutup.
Dengan menutupnya katup aorta maupun mitral, volume darah dalam ventrikel kiri tetap konstan. Tekanan dalam ventrikel kiri menurun karena ventrikel mulai berelaksasi. Hal ini menurunkan tekanan ventrikel kiri yang disebut sebagai periode sebagai perode relaksasi isovolumik. Sementara tekana ventrikel menurun, terbentuk tekanan ventrikel akibat aliran balik vena melawan katup mitral yang tertutup .perbedaan tekanan ini menyebabkan katup mitral dan kemudian tercurahnya darah dari atrium ke ventrikel. Sehigga terjadi periode pengisian ventrikel cepat, dan siklus jantung di mulai lagi.

2.      CURAH JANTUNG

A.    Definisi
Curah jantung adalah volume darah yang di pompa oleh tiap ventrikel permenit. Volume sekuncup adalah  volume darah yang dipompa oleh setiap ventrikel per detik. Volume akhir sistolik adalah volume darah yang tersisa di dalam ventrikel pada akhir sistolik.

B.     Faktor Penentu Curah Jantung
Curah jantung tergantung dari hubungan yang terdapat antara dua buah variable: frekuensi jantung dan volume sekuncup.
·         Pengaturan Denyut Jantung
Frekuensi jantung sebagian besar berada di bawahpengaturan ekstrinsik sistem saraf otonom; serabut parasimpatis dan simpatis mempersarafi nodus SA dan AV, mempengaruhi kecepatan dan frekuensi hantaran impuls. Stimulasi serabut parasimpatis akan mengurangi frekuensi denyut jantung, sedangkan stimulasi simpatis akan mempercepat denyut jantung. Pada saat jantung normal dalam keadaan istirahat,maka pengaruh sistem parasimpatis tampaknya dominan dalam mempertahankan kecepatan denyut jantung sekitar 60 hingga 80 dpm (denyut per menit). Apabila semua pengaruh hormonal dan saraf pada jantung dihambat, kecepatan intrinsic menjadi 100 dpm.
·         Pengaturan Volume Sekuncup
Tiga veriabel yang mempengaruhi volume sekuncup: preload (beban awal), afterload (beban akhir), dan kontraktilitas jantung.
Ø  Preload (beban awal)
Beban awal adalah derajat peregangan serabut miokardium segera sebelum kotraksi. Peregangan serabut miokardium bergantung pada volume darah yang meregangkan ventrikel pada akhir diastolic. Aliran balik darah vena ke jantung menentukan volume akhir diastolik ventrikel. Peningkatan aliran balik vena meningkatkan volume akhir diastolic ventrikel, yang kemudian memperkuat peregangan serabut miokardium.
Ø  Afterload (beban akhir)
Beban akhir adalah penentu kedua pada volume sekuncup. Beban akhr adalah tegangan serabut miokardium yang harus terbentuk untuk kontraksi dan pemompaan darah.
Ø  Kontraktilitas 
Kontraktilitas adalah penentu ketiga pada volume sekuncup. Kontraktilitas merupakan perubahan kekuatan kontraksi yang terbentuk yang tterjadi tanpa tergantung perubahanpada panjang serabut miokardium.peningkatan kontraksi merupakan hasil intensifikasi hubungan jembatan penghubung pada sarkomer.
Peningkatan denyut jantung dapat meningkatkan kekuatan kontraksi.

3.      ALIRAN DARAH KE PERIFER
Dinamika aliran darah ke perifer mingkin merupakan unsur fisiologi sirkulasi yang paling penting karena dua alasan. Pertama, distribusi dari curah jantung di perifer bergantung pada sifat jaringan vascular. Kedua, volume curah jantung bergantung pada jumlah darah yang kembali menuju jantung.
a.       Prinsip Aliran Darah
Aliran darah melalui pembuluh darah bergantung pada dua variable yang berlawanan: perbedaan antara dua ujung pembuluh dan resistensi terhadap aliran.
b.      Kecepatan Aliran Darah
Kecepatan aliran darah sepanjang sistem pembuluh darah bergantung pada luas penampang pembuluh darah.
c.       Distribusi Aliran Darah
Aliran darah didistribusikan pada banyak sistem organ sesuai pada kebutuhan metabolisme dan tuntutan fungsional jaringan.kebutuhan jaringan terus-menerus mengalami perubahan sehingga aliran darah harus terus-menerus disesuaikan. Dengan meningkatnya metabolism jaringan, maka aliran darah harus ditingkatkan guna memasok oksigen dan nutrisi serta untuk membuang hasil akhir metabolisme.


TINJAUAN MASALAH

1.      Anatomi Sistem Kardiovaskular
a.       Jantung terdiri dari tiga lapis: lapis luar (epikardium), lapis tengah (miokardium), dan lapisan paling dalam (endokardium).
b.      Jantung terdiri dari empat ruangan: atrium kanan dan kiri, sreta ventrikel kanan dan kiri.
c.       Rangkaian anatomi aliran darah adalah vena kava, atrium kanan, ventrikel kanan, arteria pulmonalis, paru, vena pulmonalis, atrium kiri, ventrikel kiri, aorta, arteria, arteriola, kapilar, venula, vena, dan kembali ke vena kava.
d.      Katup atrioventrikular (AV) terdiri dari katup mitralis (bikuspidalis) dan katup trikuspidalis.
e.       impuls jantung berasal dari nodus SA dan bergerak melalui sistem hantaran berikut: melalui jalur interatrium daninternodus, ke nodus AV, melalui berkas His, melalui cabang berkas kanan dan kiri, dan melalui sistem purkinje.

2.       Fisiologi Sistem Kardiovaskular
a.       Dua jenis potensial aksi utama: respons cepat, respons lambat.
b.      Kontraksi jantung mengandalkan hubungan antara miofilamen aktin dan myosin. Kalsium diperlukan untik terjadinya hubungan ini dan tersedia bagi sel selama fase puncak potensial aksi.
c.       Siklus jantung menerangkan urutan kontraksi ventrikel dan pengosongan (sistolik) serta relaksasi dan pengisian ventrikel (diastolic).
d.      Aliran darah melalui pembuluh darah bergantung pada dua variable yang berlawanan: perbedaan tekanan antara dua ujung pembuluh, dan resistensi terhadap aliran.



DAFTAR PUSTAKA


            Debeasi, Linda Coughlin. 2006. Anatomi Sistem  Kardiovaskular. Jakarta: EGC.
           


No comments:

Post a Comment