Saturday 14 April 2018

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL


PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

A.    Pengertian
PMS (penyakit menular seksual) adalah golongan penyakit menular atau penyakit infeksi yang di tularkan terutama dengan cara hubungan seksual melaui penis, vagina, anal,dan oral. Penularan PMS juga dapat terjadi dengan cara lain, yaitu melalui transfusi darah dengan darah yang sudah terinfeksi HIV, saling bertukar jarum suntik pada pemakaian narkoba, tertusuk jarum suntik yang tidak steril secara sengaja atau tidak sengaja, menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril, penggunaan alat pisau cukur secara bersama-sama (khususnya jika terluka dan menyisakan darah pada alat). Bisa juga di tularkan pada bayi saat ibu hamil, melahirkan ataupun menyusui.
PMS ini dapat disebabkan  oleh adanya suatu  virus, bakteri atau parasit jamur.  PMS jika tidak di tangani secara cepat dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya atau fatal. Efek sampingnya yaitu dapat berupa kemandulan pada pria maupun wanita yang di sebabkan oleh penyebaran infeksi pada alat kelamin bagian dalam, seperti Gonore dan klamidia, menyebabkan kematian pada kasus seperti AIDS, Sifilis, dan Hepatitis, menyebabkan kanker dan penyebab penyakit yang selalu kambuh seperti herpes genetalis dan kondulima akuminata, selain itu juga pada ibu yang sedang hamil dan saat itu terkena PMS hal itu bisa menularkan pada bayi yang sedang di kandungnya, dan akan menyebabkan bayi tersebut  lahir cacat, lahir muda, atau bahkan  lahir mati.
Orang-orang yang beresiko tertular PMS yaitu orang-orang sebagai berikut:
1.      Setiap orang yang melakukan hubungan seksual dengan seorang (pria atau wanita) yang mengidap PMS tanpa menggunakan alat  pelindung seperti kondom, dapat tertular PMS. Resiko tertular PMS lebih besar bila seseorang sering-sering berganti pasangan seksual.
2.      Setiap orang yang mendapat transfusi darah tanpa prosedur pemeriksaan terhadap PMS, karena PMS dapat ditularkan melalui  transfusi darah, contohnya : Sifilis, Hepatitis
3.      Bayi yang di lahirkan oleh ibu yang mengidap PMS
Adapun gejala-gejala umum yang biasa  timbul pada penderita Infeksi menular seksual :
1.      Keluarnya cairan yang tidak normal dari saluran kencing atau liang senggama (keputihan yang banyak, berbau amis, berwarna putih kekuning-kuningan atau putih kehijauan)
2.      Rasa nyeri pada saat kencing atau saat berhubungan seksual.
3.      Rasa gatal pada alat kelamin atau sekitarnya.
4.      Lecet, atau luka kecil disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening.
5.      Perubahan warna kulit dan mata menjadi kuning, hati membesar, pada Hepatitis B/C.
6.      Radang mata pada bayi.
Sebagian orang yakin bahwa PMS bukanlah merupakan penyakit yang serius, sebab PMS dapat dengan mudah di cegah dan disembuhkan dengan suntikan atau makan kapsul penisilin. Ini adalah keyakinan yang salah, sebab tidak semua PMS dapat di obati dan di cegah dengan cara ini. PMS yang disebabkan kuman bukan virus dapat disembuhkan, sedangkan yang disebabkan oleh virus akan lebih sulit disembuhkan. Untuk itu perlu adanya kesadaran untuk mencegah PMS, cara yang paling evektif adalah dengan  tidak melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang terkena PMS tanpa pengaman seperti kondom, pemeriksaan PMS secara dini dianjurkan bagi mereka yang pernah atau mempunyai perilaku seksual yang tidak aman, selain itu ada cara yang paling mudah yaitu dengan selalu menjaga kebersihan alat kelamin masing-masing.
PMS banyak jenisnya, yang termasuk infeksi menular seksual diantaranya Gonore (GO )/ kencing nanah, Sifilis (raja singa), Herpes Genitalis, Trikomonas Vaginalis/keputihan berbau busuk, Klamidia, Condulima Akuminata(jengger ayam), Candidiasis, Kutu Pubis, Hepatitis B, HIV/AIDS.

B.     Jenis-jenis IMS
1.      HIV/AIDS
HIV ada singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus yang menyebabkan rusaknya atau melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia.Virus HIV membutuhkan sel-sel kekebalan tubuh kita untuk berkembang biak. Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS) muncul setelah HIV menyerang sistem kekebalan tubuh kita selam lima hingga sepuluh tahun atau lebih. penyabab AIDS adalah lymphadenopaty associated virus (LAV),human T cell leucemia virus III (HTLV III), human T cell lymphotrophic virus. Berntuk virus ini selalu berubah-ubah sehingga sulit dibuat vaksin dan obat yang dapat menyembuhkan. HIV berkembang dari infeksi menjadi suatu penyakit yang mengancam jiwa manusia, yaitu Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), dalam 4 fase berikut :
Fase1:
Fase ini dimulai tepat setelah infeksi dan berlangsung selama beberapa minggu. Fase 1 ini ditandai dengan perasaan “tidak enak badan” seperti flu, meski pada 20% penderita terjadi flu yang parah. Tes HIV yang dilakukan pada fase ini mungkin menunjukkan bahwa anda tidak terinfeksi HIV.
Fase 2:
Fase ini adalah tahap yang terpanjang diantara keempat fase lainnya, bahkan dapat berlangsung hingga sepuluh tahun. Selama fase ini hampir tidak ada gejala serta penderita terlihat dan merasa sehat-sehat saja. Padahal sebenarnya, pada fase inilah virus sedang berkembang. Pelan-pelan HIV menghancurkan sel-sel CD4 dalam darah, yang berjumlah banyak sekali untuk melawan penyakit. Semakin sedikit sel CD4 yang anda miliki, sistem kekebalan tubuh anda semakin melemah dan anda akan semakin sulit untuk menghindari penyakit. Memang tubuh akan melawan dengan cara mengganti sel CD4 yang rusak atau hilang dengan yang baru sebanyak mungkin, tetapi selalu kalah cepat dibanding dengan pembiakan HIV dalam tubuh anda. Untuk membantu tubuh dalam memerangi HIV ini, para peneliti telah mengembangkan obat-obatan antivirus yang bisa dikonsumsi orang-orang dengan HIV.
Fase 3 :
Fase ini dimulai ketika sel CD4 dalam tubuh sudah dikuasai virus yang pada tahap ini sudah banyak sekalidalam darah. Ketika sistem kekebalan tubuh sudah gagal, penyakitpun mulai menyerang. Penyakit-penyakit ini adalah penyakit yang biasanya dapat dilawan sistem kekebalan tubh dengan mudah, ironisnya penyakit inilah yang mnguasai dan mengendalikan tubuh yang terinfeksi HIV dan gejala penyakitpun berkembang. Pada awalnya gejala-gejala ini ringan, misalnya : lelah, diare, infeksi jamur, demam, berat badan terus menurun, berkeringat pada malam hari, pembengkakan kelenjar limpa, infeksi pada sekitar area mulut, atau batuk yang terus-menerus. Tetapi seiring dengan semakin melemahnya sistem kekebalan, gejala-gejala ini semakin parah.
Fase 4 :
Ketika gejala-gejala penyakit (seperti tuberculosis atau cancer) menjadi semakin parah, selanjutnya penderita didiagnosis menderita AIDS. Pada fase ini obat-obatan antivirus hanya bisa memperlambat perkembangan virus ini.
Cara penularannya terutama melalui hubungan seksual dan darah dengan memakai jarum suntik atau transfusi darah.  gejala yang dapat muncul adalah :
a.       membesarnya kelenjar getah bening
b.      Panas badan sekitar 38oC yang hilang timbul lebih dari 3 bulan, tampa diketahui sebabnya terutama malam hari.
c.       Berat badan menurun lebih dari 10%
d.      Nafsu makan berkurang
e.       Dapat disertai diare (sering buang air bersar yang encer)
Jenis tes, Tes darah Untuk mendeteksi virus HIV : Elisa dan western bloo dan Tes melalui spesimen saliva / ludah (Tes Oral)

2.      GONORE (GO)/KENCING NANAH
Penyakit gonoroe adalah salah satu penyakit PMS yang disebabkan oleh Neisseria Gonorhoe, tergolong bakteri diplokokus berbentuk seperti buah kopi. Masa inkubasi (waktu sebelum terjadi gejala) berkisar antara 3 sampai 5 hari setelah infeksi. Penyakit gonoroe paling banyak dijumpai dalam jajaran penyakit infeksi menular seksual namun mudah di obati, tetapi jika terlambat atau pengobatan yang kurang tepat dapat menimbulkan komplikasi yang fatal.
Infeksi gonore selama kehamilan telah diasosiasikan dengan pelvic inflammatory disease (PID). Infeksi ini sering ditemukan pada trimester pertama sebelum korion berfusi dengan desidua dan mengisi kavum uteri. Pada tahap lanjut, Neisseria gonorrhoeae diasosiasikan dengan rupture membrane yang premature, kelahiran premature, korioamnionitis, dan infeksi pascapersalinan. Konjungtivitis gonokokol (ophthalmia neonatorum), manifestasi terserang dari infeksi perinatal, umumnya ditransmisi selama proses persalinan. Jika tidak terapi, kondisi ini dapat mengarah pada perforasi kornea dan panoftalmitis. Infeksi neonatal yang lebih jarang termasuk meningitis sepsis diseminata dengan atritis, serta infeksi genital dan rectal.
a.       Infeksi Gonore pada Pria
Bentuk yang paling sering adalah uretritis gonore anterior akuta yang dalam bahasa awam disebutnya juga kencing nanah. Gejala umumnya adalah rasa gatal dan panas diujung kemaluan, rasa sakit saat kencing dan banyak kencing, diikuti pengeluaran nanah diujung kemaluan dapat bercampur darah.
Pada pemeriksaan akan dijumpai ujung kemaluan merah, membengkak, dan menonjol, diujungnya bila dipijit akan keluar nanah. Penyakit ini bila tidak mendapat pengobatan yang tepat dapat menyebar kebagian alat kelamin lainnya seperti kandung kencing, prostat sampai buah zakar dan salurannya. Dengan pengobatan yang kurang mantap, penyakit akan bersifat menahun dan menjadi sumber penularan bagi orang lain serta keluarganya.
b.      Infeksi Gonore pada wanita
Infeksi pertama terkena pada wanita adalah mulut rahim, apalagi bila telah terdapat perlukaan sehingga penyebarannya kebagian bawah dan bagian atas alat kelamin semakin cepat. Infeksi mulut rahim disebut servisitis yang bersamaan dengan infeksi vagina (liang senggama) trikomonas maka gejala klinisnya semakin menonjol yaitu rasa nyeri pada daerah punggung, mengeluarkan keputihan encer seperti nanah.
Pemeriksaan serviks akan tampak berwarna merah, membengkak, perlukaan, dan tertutup oleh lendir bernanah. Lendir yang dikeluarkan sangat infeksius (bersifat menginfeksi), sehingga dapat menyebarkan penyakitnya menuju liang kencing  (uretritis) dengan gejala rasa sakit saat kencing, banyak kencing dan dapt bercampur nanah, pemeriksaan mulut saluran kencing menunjukkan berwarna merah, bengkak, bila diurut keluar nanah.

c.       Gejala
Pada pria, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya berawal dari rasa tidak enak pada uretra, yang beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis. Penderita sering berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih, yang semakin memburuk ketika penyakit ini menyebar ke uretra bagian atas. Lubang penis tampak merah dan membengkak.
Sedangkan pada wanita, gejala awal bisa timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Penderita wanita seringkali tidak menunjukkan gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit ini hanya setelah pasangan seksualnya tertular.
Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina dan demam. Infeksi bisa menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra dan rektum, yang menyebabkan nyeri pinggul atau nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Nanah yang keluar bisa berasal dari leher rahim, uretra atau kelenjar di sekitar lubang vagina. Wanita dan pria homoseksual yang  melakukan hubungan seksual melalui anus (lubang dubur) bisa menderita gonore pada rektumnya.
Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah. Melakukan hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan seorang penderita gonore juga bisa  menyebabakn gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal), biasanya infeksi ini tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan menelan. Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata maka bisa terjadi infeksi mata luar (konjungtivitis gonore).
Bayi baru lahirpun  bisa terinfeksi oleh gonore yang di dapat  dari ibunya selama proses persalinan, sehingga terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah.
d.      Komplikasi
1)      Infeksi kadang menyebar melalui aliran darah ke sendi, dimana sendi menjadi bengkak dan sangat nyeri, sehingga pergerakannya menjadi terbatas. Infeksi melalui aliran darah juga bisa menyebabkan timbulnya bintik-bintik merah berisi nanah di kulit, demam, rasa tidak enak badan atau nyeri di beberapa sendi yang berpindah dari satu sendi ke sendi lainnya (sindroma artritis-dermatitis).
2)      Bisa terjadi infeksi jantung (endokarditis).
3)      Infeksi pembungkus hati (perihepatitis) bisa menyebabkan nyeri yang menyerupai kelainan kandung empedu.
e.       Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap nanah, dimana ditemukan bakteri penyebab gonore. Jika pada pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan bakteri, maka dilakukan pembiakan di laboratorium. Jika diduga terjadi infeksi tenggorokan atau rektum, diambil contoh dari daerah ini dan dibuat biakan.
f.       Pengobatan
Gonore biasanya diobati dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler (melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama 1 minggu. Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah, infus).
g.       Terapi Gonorrhoea
1)      Penisilin (banyak yang resisten)
2)      Cephalosporin :
Cefixime : 400 mg single dose
Ceftriaxone : 250 mg IM single dose
Cefotaxime : 500 mg IM single dose
3)      Quinolone (banyak yang resisten)
4)      Spectinomisin : 2 g IM single dose
3.      SIFILIS
Penyebab dari sifilis adalah treponema pallidum, orde spirochaetaeas. yang diserang oleh penyakit ini adalah semua organ tubuh, sehingga cairan tubuh mengandung treponema pallidum. Stadium lanjut menyerang sistem pembuluh darah dan jantung, otak dan susunan saraf. Penjalaran menuju janin yang sedang berkembang dalam rahim dapat menimbulkan kelainan bawaan janin dan infeksi dini saat persalinan.
Masa inkubasinya cukup panjang sekitar 10-90 hari dan rata-rata 3 minggu. Timbul perlukaan di tempat infeksi masuk, terdapat infitrat (pemadatan karena serbuan sel darah putih) yang selanjutnya mengelupas dan menimbulkan perlukaan dengan ciri perlukaan dengan permukaan bersih, berwarna merah, kulit sekitarnya tidak terdapat tanda radang, membengkak, dan sebagiannya, tidak terasa nyeri, perlukaan mendatar dapat berubah menjadi ulkus karena dindingnya tegak lurus kedalam, ulkus ini tidak nyeri dan disebut ulkus durum. Penyakit infeksi dapat menyebar ke daerah kelenjar getah bening regional yang berbentuk soliter artinya tidak ada pelekatan tanpa rasa nyeri, dan pergerakannya bebas.
a.       Terapi Sifilis
1)      Penisilin
2)      Benzatin Benzilpenisilin G: 2,4 MIU IM single dose, injeksi 2 tempat
3)      Procain Benzilpenisilin : 600.000 unit IM sekali sehari selama 10-14 hari
4)      Azitromisin : 500 mg oral sekali sehari selama 10 hari
5)      Cefriaxone : 1-2 g/hari IM/IV sekali sehari selama 8-10 hari
6)      Doksisiklin : 200-300 mg/hari oral selama 10-14 hari
7)      Tetrasiklin : 4x500 mg selama 14 hari


C.    Cara Penularan PMS
Kita bisa terkena PMS melalui hubungan seks yang tidak aman, yang dimaksudkan dengan tidak aman adalah :
1.      Hubungan seks lewat liang senggama tanpa kondom (zakar masuk ke vagina atau liang senggama).
2.      Hubungan seks lewat dubur tanpa kondom (zakar masuk ke dubur)
3.      Seks oral (zakar dimasukkan ke mulut tanpa zakar ditutupi kondom)

D.    Yang Harus di Lakukan Jika Terkena PMS
Kalau terkena infeksi menular seksual atau curiga terkena infeksi saluran seksual :
1.      Cepat ke dokter, PMS harus diobati, tetapi jangan mengobati sendiri. Dokter saja perlu melakukan tes untuk memastikan PMS yang diderita pasiennya. Obat PMS juga berbeda-beda tergantung jenis PMS-nya. Cuma dokter yang tahu obat paling tepat untuk PMS yang diderita. Pergilah ke dokter, klinik, puskesmas atau rumah sakit. ikuti saran dokter atau petugas kesehatan dan habiskan semua obatnya meski sakit dan gejalanya sudah hilang. Ajak atau anjurkan semua pasangan seks yang Anda ketahui untuk juga berobat.
2.      Jangan melakukan hubungan seks selama dalam pengobatan PMS.
3.      Beberapa PMS meskipun diobati, tidak bisa disembuhkan dan sifatnya kumat-kumatan. Herpes misalnya, akan kumat pada waktu-waktu tertentu
4.      Tes PMS tidak selalu dilakukan kecuali kalau perlu. Biasanya dokter memeriksa berdasarkan tanda-tanda atau gejala-gejala yang kita rasakan. Jawablah semua pertanyaan dokter dengan jujur supaya ia dapat memberikan obat yang tepat.

E.     Cara Mencegah PMS
Pencegahan Penularan lewat seks :
1.      Absen dari seks atau tidak berhubungan seks sama sekali sehingga tidak ada cairan kelamin yang masuk kedalam tubuh. Ini sama dengan pantang seks atau puasa seks saat jauh dari pasangan.
2.      Berlaku saling setia atau berhubungan hanya dengan seorang yang di pastikan hanya berhubungan seks dengan kita saja kalau sudah menikah atau kita tidak bisa berpantang sek.
3.      Cegah infeksi degan menggunakan kondom sewaktu berhubungan seks. Bila kita dapat memastikan kesetiaan pasangan kita atau tidak tau apakan dia pernah menerima transfusi darah, tato, suntikan, dengan jarum yang tidak steril. Juga bila kita tidak bisa setia kepada pasangan kita gunakan kondom untuk berhubungan seks baik lewat liang senggama, lewat mulut atau lubang dubur.

F.     Peran Perawat Dalam Mengatasi PMS
Sebagai seorang perawat dalam hal ini dapat mengambil perannya sebagai pelaksana yaitu :
1.      Memberikan penyuluhan kepada remaja atau orang dewasa tentang seks, sebelum terjadi penularan PMS melalui hubungan seksual, betapa bahayanya jika melakukan hubungan seks bebas seperti berganti-ganti pasangan seks, melakukan hubungan seks lewat dubur (anal), oral seks.
2.      Pada seseorang yang telah terkena PMS, bidan disini memberikan konseling memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya tentang PMS, Seseorang yang terkena PMS di anjurkan untuk tidak berhubungan seks untuk menghindari tertularnya kepada patner seksnya, Jika melakukan hubungan seks sebaiknya menggunakan kondom, PMS yang masi dapat disembuhkan sebaiknya penderita di anjurkn untuk melakukan pengobatan yang rutin.



Daftar Pustaka

Wen LM, Estcourt CS, et al. Risk Factors for the Acquisition of Genital warts : are Condoms protective?. Sex Transm Inf. 1999
KPAN. HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual Lainnya di Indonesia : Tantangan dan Peluang untuk Bertindak. Jakarta : KPAN. 2001.
Aprilianingrum, Farida. Survei Penyakit Sifilis dan Infeksi HIV Pada Pekerja Seks Komersial Resosialisasi Argorejo Kelurahan Kalibanteng Kulon Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang Tahun 2002. 2002. http://www.health-lrc.com
Koutsky LA, Kiviat NB. Genital Human Papillomavirus. In Holmes : Sexually Transmitted Diseases. New York : McGraw Hill. 2002


No comments:

Post a Comment