Saturday 28 April 2018

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gastritis


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R DENGAN
GASTRITIS DI RUANG TERATAI
RSUD BANYUMAS

LAPORAN KASUS

SERULINGMAS MAOS WARNA.jpg

DISUSUN OLEH:
ANNANG DWI SAEFURROHMAN ZEN
15.025


AKADEMI KEPERAWATAN SERULINGMAS CILACAP
MAOS - CILACAP
2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tentang “ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) PADA Ny. R DENGAN GASTRITIS DI RUANG TERATAI RSUD BANYUMAS” ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan laporan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1.      Puji Suwariyah,Ns.,M.Kep. selaku Direktur Akper Serulingmas Cilacap
2.      Ririn, S. Kep. Ns. selaku Pembimbing Lahan
3.      Teman-teman mahasiswa.
Demikian akhir kata penulis, apabila banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan dan keterbatasan materi penulis mohon maaf. Semoga Asuhan Keperawatan  ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca pada umumnya serta profesi pada khususnya.


Maos, 26 Maret 2018


Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................            i
KATA PENGANTAR...................................................................................            ii
DAFTAR ISI..................................................................................................            iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang....................................................................................  1
B.     Tujuan penulisan................................................................................ 1
C.     Manfat penulisan................................................................................ 2
D.    Sistematika penulisan......................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A.    Pengertian...........................................................................................  4
B.     Etiologi............................................................................................... 4
C.     Klasifikasi………………………………………………………..… 5
D.    Manifestasi klinis…………………………………………………... 5
E.     Pemeriksaan penunjang…………………………………………….. 6
F.      Pathway…………………………………………………………….. 7
G.    Diagnosa keperawatan…………………………………………….   8
H.    Intervensi …………………………………………………………... 8
BAB III TINJAUAN KASUS
A.    Pengkajian.......................................................................................... 11
B.     Analisa data........................................................................................ 13
C.     Diagnosa keperawatan……………………………………………... 14
D.    Intervensi,implementasi,evaluasi.......................................................  15
BAB IV PEMBAHASAN
A.    Pengkajian.......................................................................................... 21
B.     Diagnosa keperawatan....................................................................... 22
C.     Intervensi…………………………………………………………… 22
D.    Implementasi……………………………………………………….. 22
E.     Evaluasi…………………………………………………………….. 23
BAB V PENUTUP
A.    Kesimpulan..................................................................................  24
B.     Saran..............................................................................................  25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


                                                              BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Pembangunan nasional dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu faktor yang mempengaruhi sumber daya manusiamanusia adalah faktor kesehatan yang memegang peranan penting. Oleh karena itu pola aktivitas yang padat dan kurangnya memperhatikan asupan nutrisi adekuat serta banyaknya mengkonsumsi makanan yang bersifat asam atau pedas merupakan salah satu faktor pencetus dari penyakit gastritis. Gastritis bukanlah penyakit tunggal, tetapi beberapa kondisi yang mengacu pada peradangan lambung yang merupakan akibat dari infeksi bakteri yaitu Helicobacter Pylory (Santoso, 2015).
Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. Banyak hal yang dapat menyebabkan gastritis. Penyebabnya paling sering adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori yang menyebabkan peradangan pada lambung. Gangguan autoimun, penggunaan jangka panjang obat anti-inflamatory drugs (NSAID), seperti ibuprofen dapat menyebabkan gastritis. Beberapa kasus menunjukan lambung terjadi luka (tukak lambung) atau pada bagian usus kecil. Gastritis dapat terjadi tiba-tiba (gastritis akut) atau secara bertahap (gastritis kronis). Kebanyakan kasus gastritis tidak secara permanen merusak lapisan perut tetapi seseorang yang menderita gastritis sering mengalami serangan kekambuhan yang mengakibatkan nyeri di ulu hati (Ehrlich, 2011).
Penyakit gastritis dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dari semua tingkat usia maupun jenis kelamin tetapi dari beberapa survey menunjukkan bahwa gastritis paling sering menyerang usia produktif. Pada usia produktif masyarakat rentan terserang gejala gastritis, dari tingkat kesibukan serta gaya hidup yang kurang memperhatikan kesehatan serta stres yang mudah terjadi akibat pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bisa menyebabkan munculnya gejala gastritis. Meskipun itu tidak jarang masyarakat masih beranggapan bahwa gastritis timbul hanya karena faktor asupan makanan atau telat makan.

B.     TUJUAN PENULISAN
1.      Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan laporan kasus ini yaitu menggambarkan proses Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Gastritis di Ruang Teratai RSUD Banyumas.
2.      Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan laporan kasus ini diharapkan penulis mampu:
a.       Melakukan pengkajian pada Ny. R dengan Gastritis di Ruang Teratai RSUD Banyumas.
b.      Merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. R dengan Gastritis di Ruang Teratai RSUD Banyumas.
c.       Merumuskan rencana tindakan pada Ny. R dengan Gastritis di Ruang Teratai RSUD Banyumas.
d.      Melakukan rencana tindakan keperawatan pada Ny. R dengan Gastritis di Ruang Teratai RSUD Banyumas.
e.       Melakukan evaluasi pada Ny. R dengan Gastritis di Ruang Teratai RSUD Banyumas.
f.       Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan Gastritis di Ruang Teratai RSUD Banyumas.




C.     MANFAAT PENULISAN
1.      Bagi Penulis
Menambah serta meningkatkan  pengetahuan, wawasan dan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien Gastritis.
2.      Bagi Institusi Akper Serulingmas Cilacap
Sebagai referensi dan acuan proses asuhan keperawatan pada pasien Gastritis.
3.      Bagi RSUD Banyumas
Sebagai referensi tambahan mengenai proses asuhan keperawatan pada pasien Gastritis.

D.    SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam asuhan keperawatan pada Ny. R dengan Gastritis di Ruang Teratai RSUD Banyumas.
1.      BAB I             : Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan, sistematika penulisan.
2.      BAB II                        : Tinjauan teori yang meliputi definisi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, pathway, diagnose keperawatan, intervensi.
3.      BAB III          : Tinjauan kasus yang meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi.
4.      BAB IV          : Pembahasan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
5.      BAB V            : Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran
6.      DAFTAR PUSTAKA
7.      LAMPIRAN

BAB II
TINJAUAN TEORI


A.    PENGERTIAN
Gastriris merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal. Dua jenis gastritis yang sering terjadi adalah jenis gastritis superficial akut dan atrofik kronis (Price& Wilson, 2006)
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut (begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah (Ardiansyah, 2012).
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik, difus atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak enak epigastrum, mual, muntah (suratun, 2010)
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan dalam saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung ( Sukarmin, 2012).
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan gastritis merupakan suatu peradangan yang terjadi pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut maupun kronis.




B.     ETIOLOGI
Beberapa penyebab dapat mengakibatkan seseorang menderita gastritis (suratun, 2010)
1.       Mengkonsumsi obat-obatan kimia (asetaminofen (aspirin), digitalis asetaminofen dan kortikosteroid dapat mengakibatkan iritasi pada mukosa lambung, NSAIDS (nonsteroid anti inflammation drug) dan kostikosteroid mnghambat sintesis prostaglandin sehingga sekresi HCL meningkat  dan menyebabkan suasana lambung menjadi sangat asam sehingga menimbukan iritasi mukosa lambung.
2.      Konsumsi alcohol: alcohol dapat menyebabkan kerusakan gaster
3.      Terapi radiasi, refluk empedu, zat-zat korosif (cuka,lada) menyebabkan kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan edema dan perdarahan
4.      Kondisi yang stressfull (trauma, luka bakar, kemotherapi, dan kerusakan susunan saraf pusat) merangsang peningkatan poduksi HCL lambung
5.      Infeksi oleh bakteri seperti helicobacter pilori, eschcicia coli, salmonella dan lain-lain.

C.     KLASIFIKASI
Klasifikasi gastritis (wim de jong et al, 2005)
1.      Gastritis akut
a.       Gastritis akut tanpa perdarahan
b.      Gastritis akut dengan perdarahan (gastritis hemoragik atau gastritiserosiva)
Gastritis akut berasal dari makanan terlalu banyak atau terlalu cepat, makanan-makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung mikroorganisme penyebab penyakit, iritasi bahan semacam alcohol, aspirin, NSAID, lisol, serta bahan korosif lain, refluks empedu atau cairan pancreas
2.      Gastritis kronik
Inflamasi lambung yang dapat disebabkan oleh ulkus beningna atau maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobacter pylory (H. Pylory)
3.      Gastritis bacterial
Gastritis bacterial disebut juga gastritis infektrosa, disebabkan oleh refluks dari duodenum

D.    MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari gastritis menurut Dermawan, (2010) yaitu:
1.      Gastritis akut
Nyeri epigastrum, mual, muntah, dan perdarahan terselubung maupun nyata.  Dengan endskopi terlihat mukosa lambung hyperemia dan udem mungkin juga ditemukan, erosi dan perdarahan aktif
2.      Gastritis kronik
Kebanyakan gastritis asimptomatik, keluhan lebih berkaitan dengan komplikasi gastritis atrofik, seperti tukak lambung, defisiensi zat besi, anemia permisiosa, dan karsinoma lambung

E.     PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Pemeriksaan darah
Tes ini untuk memeriksa adanya antibody H. pylory dalam darah. Hasil tesyang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi, tes darah dapat digunakan untuk memeriksa anemiayang terjadi akibat perdarahan lambung akibat gastritis
2.      Pemeriksaan pernafasan
Tes ini dapat dmenentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H.Pylory atau tidak
3.      Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat H.pylory dalam feces atau tidak. Hasil yang positif dapat menindikasikan terjaidnya infeksi
4.      Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknyamanan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x
5.      Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes iniakan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen

F.      PATHWAY
Obat-obatan NSAID

Helicobacter phylori

Kafein





Mengganggu pembentukan sawat mukosa lambung

Melekat pada epitel lambung

Menurunnya produksi bikarbonat






Menghancurkan lapisan mukosa lambung

Me      kemampuan protektif terhadap asam




Menurunnya barier lambng terhadap asam dan pepsin

Menyebabkan difusi kembali asam lambung dan pepsin

Kekurangan volume cairan



Inflamasi

Erosi mukosa lambung

Perdarahan



Nyeri epigastrium

Menurunnya tonus dan peristaltic lambung

Mukosa lambung kehilangan integritas jaringan




Menurun sensori untuk makan

Refluk isi duodenum ke lambung





Anoreksia

Mual

Dorong ekspulsi isi lambung ke mulut






Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Muntah
Nyeri akut



Kekurangan volume cairan

G.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
2.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrisi tidak adekuat
3.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukkan cairan tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah
4.      Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan diet dan proses penyakit

H.    INTERVENSI
1.      Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang dengan criteria hasil:
a.       Mampu mengontrol nyeri
b.      Melaporkan nyeri berkurang
c.       Melaporkan rasa nyaman
Intervensi:
a.       Kaji nyeri secara komperhensif
b.      Observasi reaksi nonverbal dari nyeri
c.       Gunakan komunikasi terapeutik
d.      Control lingkungan
e.       Ajarkan teknik nafas dalam
f.       Tingkatkan istirahat
g.      Kolaborasi dalam pemberian analgetik

2.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrisi tidak adekuat
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nutrisi dapat terpenuhi dengan criteria hasil:
a.       Adanya peningkatan BB
b.      Tidak ada penurunan BB
c.       BB ideal
Intervensi:
a.       Monitor adanya penurunan BB
b.      Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa di lakukan
c.       Monitor lingkungan
d.      Monitor mual muntah
e.       Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
f.       Monitor turgor kulit
g.      Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan
3.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukkan cairan tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan volume cairan dapat terpenuhi dengan criteria hasil:
a.       Ttv normal
b.      Tidak ada dehidrasi
c.       Turgor kulit baik, mukosa lembab
Intervensi:
a.       Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
b.      Monitor status nitrisi
c.       Monitor ttv
d.      Dorong masukan oral
e.       Kolaborasi pemberian cairan IV
f.       Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
g.      Atur kemungkinan transfuse
4.      Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan diet dan proses penyakit
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pengetahuan bertambah dengan criteria hasil:
a.       Menyatakan pemahaman penyakit
b.      Mampu melaksanakan prosedur
c.       Mampu menjelaskan kembali
Intervensi:
a.       Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan
b.      Jelaskan patofisiologi dari penyakit
c.       Jelaskan tanda dan gejala yang muncul
d.      Gambarkan proses penyakit
e.       Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat
f.       Sediakan informasi tentang kondisi pasien
g.      Diskusikan pilihan therapi



BAB III
TINJAUAN KASUS


A.    PENGKAJIAN
Dilakukan oleh penulis di Ruang Teratai RSUD Banyumas pada tanggal 22 Januari 2018, pukul 09.15 WIB dengan sumber data dari pasien, penangung jawab pasien,  dan rekam medis. Dari penkajian tersebut didapatkan identitas pasien adalah Ny. P, umur 67 tahun. Yang beralamat dipekuncen. Pendidikan teakhir SD. Pasien berjenis kelamin perempuan. Berasal dari suku jawa. Beragama islam. Dan identitas penanggung jawab pasien yaitu Ny. R, bekerja sebagai ibu rumah tangga, beralamat di pekuncen, hubungan dengan pasien yaitu tetangga.
Alasan pasien masuk rumah sakit yaitu pasien mengeluhkan nyeri uluh hati pada tanggal 17 januari 2018. Pasien merupakan rujukan dari puskesmas ajibarang. Pasien masuk lewat IGD RSUD Banyumas pada tanggal 20 januari 2018. Dan dilakukan perawatan di ruang teratai. Menurut penanggung jawab pasien, pernah dirawat di puskesmas dengan keluan nyeri perut, mual, pusing, dan pasien memiliki hipertensi.
Berdasarkan hasil pengkajian dengan format pengkajian pola fungsional Gordon ditemukan masalah keperawatan sebagai berikut: Pada pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan pasien tidak terlalu memperdulikan kesehatannya. Pada pola nutrisi / metabolik, sebelum sakit pasien makan 2x1 hari, pasien suka makan nasi, sayur, lauk dan makan tidak teratur, minum air putih 7-9 gelas perhari dan terkadang minum teh. Selama sakit pasien makan 3x1 dengan makanan yang diberikan oleh rumah sakit dengan jenis bubur, dan kadang tidak habis, minum air putih 6-8 gelas perhari. Pada pola eliminasi, pasien sebelum sakit BAB 1kali sehari pada pagi hari banyaknya sekitar 200cc, warna kuning, BAK 6-8 kali sehari warna kuning jernih, saat dikaji pasien BAB  2 hari 1 kali, warna kuning konsistensi lunak, BAK 4-5 kali sehari warna kuning keruh. Pada pola aktivitas dan latihan pasien saat aktivitas masih dengan bantuan orang lain. Pada pola tidur dan istirahat pasien menjadi susah tidur dan sering terbangun saat malam hari. Pada pola persepsi dan kognitif pasien saat dirumah mendengar auman macan, dan selama di rumah sakit sudah tidak mendengarnya lagi. Pada pola konsep diri dan persepsi diri pasien nampak optimis untuk dapat sembuh namun pasien juga mencemaskan penyakitnya pada pola peran dan hubungan tidak ada gangguan, pasien berhubungan dengan tetangganya baik. Pada pola seksualitas dan reproduksi pasien merupakan seorang janda dan sudah tidak menarche. Pada pola management koping-stress pasien jika ada masalah hanya dipendam dalam hati. Pada pola  nilai dan keyakinan pasien selama sakit pasien tidak pernah sholat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan data keadaan umum pasien baik, kesadaran composmetis, GCS E4 M6 V5, Tekanan darah 130/100 mmHg, Nadi 86 x/menit, Respirasi 24 x/menit, Suhu 37.4°C. bentuk kepala mesochepal, rambut sudah beruban, konjungtiva ananemis, mukosa bibir lembab, tidak ada luka di wajah. Pada leher tidak ada pembesaran kelenjar thyroid. Pada thorax tampak pengembangan dada simetris, palpasi tidak ada nyeri tekan, perkusi sonor, auskultasi bersih tidak ada wheezing. Pada abdomen tampak warna merata, tidak ada luka, ada nyeri tekan di perut bagian atas, perkusi timpani, bising usus aktif. Pada genetaliapasien tidak terpasang DC. Pada ekstremitas pasien terpasang infuse di tangan kanan, tidak terdapat edema pada tangan dan kaki, kekuatan otot sempurna.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan data, pada pemeriksaan laboratorium tanggal 20 januari 2018 jam 21.20 WIB menunjukkan hasil: WBC: 12.4 10e3/uL (N: 3.70-10.1), NEU: 9.59 87.7 (N: 1.63-6.96), LYM: 1.94 5.97% (N: 1.09-2.99), MONO: .763 5.55% (N: .240-.790), EOS: 0.35 0.31% (N: .030-.440), BASO: 0.55 .709% (N: 0.00-0.80), RBC: 4.38 10e6/Ul (N: 4.06-4.69), HGB: 11.9 g/dL (N: 12.9-14.2), HCT: 37.9 % (N: 37.7-53.7), MCV: 86.5 fL (N: 81.1-96.0), MCH: 27.1 pg (N: 27.0-31.2), MCHC: 31.3 g/dL (N: 31.8-35.4), RDW: 12.4 % (N: 11.5-145.), PLT: 247. 10e3/uL (155.-366.), MPV: 7.14 fL (N: 6.90-10.6), AST 30 u/L (N: 0-50), ALT 1: 25 u/L (N: 0-50), BUN: 8 mg/dL (N: 7-18), CRE 2: 0.71 mg/dL (N: 0.55-1.30), Na: 140 mmol/L, K: 3.1 mmol/L, CL 104 mmol/L, Tubex: negative. Pada pemeriksaan radiologi  tanggal 20 januari 2018 didapatkan hasil: Thorax AP: apex paru tenang, corokan paru dalam batas nomal, sinus dan diafragma baik, CTR > 0.56, tulang-tulang dinding thorax intak. Kesan : cardiomegali, pulmo dalam batas normal. Pada pemeriksaan EKG didapatkan hasil: sinus rhythm, left axis deviation, left bundle branch block, negative T, consider lateral injury. Pada pemeriksaan urinalisa didapatkan data: warna: light yellow, kejernihan: clea, pH: 6.5, berat jenis: 1.015, protein: 2+, glukosa: negative, ketone: negative, bilirubin: negative, urobilinogen: normal, darah: negative, leukosit: negative, nitrite: negative, leukosit 1 /LBP (N: 0-5), eritrosit: 1 /LBP (N: 0-3), sel epitel skuamosa: +  /LPB (N: 1+), sel epitel non skuamosa: + /LPB (N: 1+), Kristal: - /LPK (N: negative), silinder hyaline: - /LPK (N: negative), silinder: - /LPK (N: negative), bakteri: - /LPB (N: negative), candida: - /LPK (N: negative), leukosit bergerombol: 0 /LPB (0-6), sperma: 0 /LPK (N: negative), mucus: 2 /LPB (N: 0-82).
Therapy medic yang diberikan kepada Ny. R yaitu: IVFD asering 20 tpm, tramadol 1  amp drip, omeprazole 40 mg/ 12 jam, ceftriaxone 1 gr / 12 jam, aprazolam 0.5 mg/ 24 jam, antasida syrup 1 sdt/ 8 jam, captopril 12.5 mg/ 12 jam, paracetamol 500 mg/ 8 jam, kalnex 500 mg/ 8 jam.





B.     ANALISA DATA
No
Data fokus
Etiologi
Problem
1
DS:
-         Pasien mengatakan nyeri perut bagian atas
-         P: gastritis
-         Q: seperti ditusuk-tusuk
-         R: perut bagian atas
-         S: skala 5
-         T: 5 menit
DO:
-         Pasien tampak kesakitan
-         Pasien tampak memegangi perut
-         Pasien tampak gelisah
Agen injuri biologis
Nyeri akut
2
DS:
-         Pasien mengatakan suka terbangun saat tidur
-         Pasien mengatakan sakit perut bagian atas
DO:
-         Pasien tampak gelisah
-         Pasien tampak kesakitan dan memegangi perutnya
-         Pasien tampak lesu
Ketidaknyamanan (nyeri)
Gangguan pola tidur
3
DS:
-         pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakitnya
-         pasien mengatakan hanya mengerti sakit perut
DO:
-         pasien tampak bingung
-         pasien sering bertanya tentang penyakitnya
Kurang paparan sumber informasi
Kurang pengetahuan tentang penyakit
C.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis.
2.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan (nyeri).
3.      Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang paparan sumber informasi.

D.    INTERVENSI, IMPLEMENTASI, EVALUASI
1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang dengan criteria hasil:
No.
indikator
IR
ER
1
Mampu mengontrol nyeri
3
5
2
Melaporkan nyeri berkurang
3
5
3
Melaporkan rasa nyaman
3
5
Keterangan:
1.      Keluhan ekstrim
2.      Keluhan berat
3.      Keluhan sedang
4.      Keluhan ringan
5.      Tidak ada keluhan
Intervensi:
a.       Kaji nyeri secara komperhensif
b.      Observasi reaksi nonverbal dari nyeri
c.       Gunakan komunikasi terapeutik
d.      Control lingkungan
e.       Ajarkan teknik nafas dalam
f.       Tingkatkan istirahat
g.      Kolaborasi dalam pemberian analgetik

Implementasi:
a.       Mengkaji keluhan pasien
b.      Menggunakan komunikasi terapeutik
c.       Mengajarkan teknik nafas dalam
d.      Mengontrol lingkungan menganjurkan pasien untuk istirahat
e.       Mengukur TTV
f.       Mengganti cairan infuse asering drip tramadol 1 ampul
g.      Memberi therapy omeprazole, ceftriaxone.
Evaluasi:
S:   pasien mengatakan nyeri berkurang dari pada hari kemarin.
      P: gastritis
      Q: seperti ditusuk-tusuk
      R: uluh hati
      S: skala 3
      T: 3 menit
O: pasien tampak lebih tenang
A: masalah belum teratasi
No.
indikator
IR
ER
A
1
Mampu mengontrol nyeri
3
5
4
2
Melaporkan nyeri berkurang
3
5
4
3
Melaporkan rasa nyaman
3
5
4
Keterangan:
1.      Keluhan ekstrim
2.      Keluhan berat
3.      Keluhan sedang
4.      Keluhan ringan
5.      Tidak ada keluhan
P:   lanjutkan intervensi
                        Tingkatkan istirahat
                        Kolabrasi pemberian analgetik
2.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan (nyeri)
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidur adekuat dengan criteria hasil:
No.
indikator
IR
ER
1
Melaporkan tidur yang optimal
3
5
2
Tidak menunjukkan kegelisahan
3
5
3
Wajah tidak pucat
3
5
Keterangan:
1.      Keluhan ekstrim
2.      Keluhan berat
3.      Keluhan sedang
4.      Keluhan ringan
5.      Tidak ada keluhan
Intervensi:
a.       Observasi TTV
b.      Kaji pola tidur
c.       Kaji fungsional pernafasan
d.      Kaji faktor yang menyebabkan gangguan tidur
e.       Ciptakan suasana nyaman
f.       Anjurkan pasien untuk tidur
g.      Batasi pengunjung pasien
Implementasi:
a.       Mengkaji keluhan pasien
b.      Mengkaji pola tidur
c.       Mengukur TTV
d.      Mengontrol lingkungan pasien
e.       Menganjurkan pasien untuk beristirahat
f.       Memberikan therapy omeprazole dan ceftriaxone
Evaluasi:
S:   pasien mengatakan tidurnya sudah mulai nyenyak
      Pasien mengatakan jarang terbangun saat tidur
O: pasien tampak lebih segar
      Gelisah berkurang
A: masalah belum teratasi
No.
indikator
IR
ER
A
1
Melaporkan tidur yang optimal
3
5
4
2
Tidak menunjukkan kegelisahan
3
5
4
3
Wajah tidak pucat
3
5
4
Keterangan:
1.      Keluhan ekstrim
2.      Keluhan berat
3.      Keluhan sedang
4.      Keluhan ringan
5.      Tidak ada keluhan
P:   lanjutkan intervensi
      Ciptakan suasana nyaman
      Dorong pasien untuk tidur
3.      Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang paparan sumber informasi.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pengetahuan bertambah dengan criteria hasil:
No.
indikator
IR
ER
1
Mengatakan pemahaman penyakit
2
4
2
Mampu melaksanakan prosedur
2
4
3
Mampu menjelaskan kembali
2
4
Keterangan:
1.      Ekstrim
2.      Berat
3.      Sedang
4.      Ringan 
5.      Tidak ada
Intervensi:
a.       Beri penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
b.      Jelaskan patofisiologi dari penyakit
c.       Jelaskan tanda dan gejala yang muncul
d.      Gambarkan proses penyakit
e.       Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat
f.       Sediakan informasi tentang kondisi pasien
g.      Diskusikan pilihan therapy
Implementasi:
a.       Mengkaji keluhan pasien
b.      mengkaji pengetahuan tentang penyakit
c.       menggunakan komunikasi terapeutik
d.      menjelaskan gambaran proses penyakit
evaluasi:
S:   pasien mengatakan sedikit mengerti tentang penyakitnya
O: pasien mampu menjelaskan sederhana tentang penyakitnya
A: masalah belum teratasi
No.
indikator
IR
ER
A
1
Mengatakan pemahaman penyakit
2
4
3
2
Mampu melaksanakan prosedur
2
4
3
3
Mampu menjelaskan kembali
2
4
3
Keterangan:
1.      Ekstrim
2.      Berat
3.      Sedang
4.      Ringan 
5.      Tidak ada
P: lanjutkan intervensi
      Evaluasi tingkat pengetahuan
Jelasan patofisiologi penyakit







BAB IV
PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis akan membahas kesenjangan antara teori dengan studi kasus asuhan keperawatan Ny. R dengan Gastritis pada tanggal 22 Januari 2018, pembahasan yang penulis lakukan akan meliputi pengkajian, diagnose keprawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
A.    PENGKAJIAN
Pengkajian adalah salah satu dari komponen proses keperawatan yang merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan pasien, meliputi usaha pengumpulan data dan membuktikan data tentang status kesehatan seorang pasien. Keahlian dalam melakukan observasi, komunikasi, wawancara, dan pemeriksaan fisik sangat penting untuk mewujudkan fase proses keperawatan (Muttaqin,2009).
Penulis dalam mendapatkan data dari pasien menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan studi pustaka. Pada saat pengkajian penulis sedikit menemukan kesulitan karena pasien saat dikaji pasien dalam keadaan gelisah, namun pada akhirnya penulis mampu menggali data tentang pasien.
Pengkajian yang dilakukan yang dilakukan penulis meliputi pengkajian identitas pasien dan riwayat penyakit, pengkajian pola fungsional gordon, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan pengkajian program therapy.
Pengkajian identitas pasien meliputi pengkajian nama, umur, alamat, jenis kelamin, pendidikan terakhir, agama, suku, bangsa, identitas penanggung jawab yaitu nama, umur, alamat, pekerjaan, dan hubungan dengan pasien. Pada pengkajian Ny.R didapatkan data identitas pasien adalah Ny. P, umur 67 tahun. Yang beralamat dipekuncen. Pendidikan teakhir SD. Pasien berjenis kelamin perempuan. Berasal dari suku jawa. Beragama islam. Dan identitas penanggung jawab pasien yaitu Ny. R, bekerja sebagai ibu rumah tangga, beralamat di pekuncen, hubungan dengan pasien yaitu tetangga.
Pengkajian riwayat penyakit, hal hal yang di kaji yaitu riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga. Pada pengkajian riwayat penyakit Ny. Rdidapatkan data pasien mengeluhkan nyeri uluh hati pada tanggal 17 januari 2018. Pasien merupakan rujukan dari puskesmas ajibarang. Pasien masuk lewat IGD RSUD Banyumas pada tanggal 20 januari 2018. Dan dilakukan perawatan di ruang teratai. Menurut penanggung jawab pasien, pernah dirawat di puskesmas dengan keluan nyeri perut, mual, pusing, dan pasien memiliki hipertensi.
Pada pengkajian pola fungsional gordon, hal yang di kaji meliputi: pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, pola nutrisi dan metabolik, pola eliminasi, pola aktivitas dan latihan, pola istirahat dan tidur, pola persepsi dan kognitif, pola konsep diri dan  persepsi diri, pola reproduksi dan seksualitas, pola management koping dan stress, pola nilai dan keyakinan. Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. R dengan format pengkajian pola fungsional Gordon ditemukan masalah keperawatan sebagai berikut: Pada pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan pasien tidak terlalu memperdulikan kesehatannya. Pada pola nutrisi / metabolik, sebelum sakit pasien makan 2x1 hari, pasien suka makan nasi, sayur, lauk dan makan tidak teratur, minum air putih 7-9 gelas perhari dan terkadang minum teh. Selama sakit pasien makan 3x1 dengan makanan yang diberikan oleh rumah sakit dengan jenis bubur, dan kadang tidak habis, minum air putih 6-8 gelas perhari. Pada pola eliminasi, pasien sebelum sakit BAB 1kali sehari pada pagi hari banyaknya sekitar 200cc, warna kuning, BAK 6-8 kali sehari warna kuning jernih, saat dikaji pasien BAB  2 hari 1 kali, warna kuning konsistensi lunak, BAK 4-5 kali sehari warna kuning keruh. Pada pola aktivitas dan latihan pasien saat aktivitas masih dengan bantuan orang lain. Pada pola tidur dan istirahat pasien menjadi susah tidur dan sering terbangun saat malam hari. Pada pola persepsi dan kognitif pasien saat dirumah mendengar auman macan, dan selama di rumah sakit sudah tidak mendengarnya lagi. Pada pola konsep diri dan persepsi diri pasien nampak optimis untuk dapat sembuh namun pasien juga mencemaskan penyakitnya pada pola peran dan hubungan tidak ada gangguan, pasien berhubungan dengan tetangganya baik. Pada pola seksualitas dan reproduksi pasien merupakan seorang janda dan sudah tidak menarche. Pada pola management koping-stress pasien jika ada masalah hanya dipendam dalam hati. Pada pola  nilai dan keyakinan pasien selama sakit pasien tidak pernah sholat.
Pengkajian pemeriksaan fisik, penulis mengkaji tentang keadaan umum pasien, mengkaji kesadaran pasien, skor GCS pasien, pemeiksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh pasien. Pemeriksaan kepala meliput: bentuk kepala,warna rambut, konjungtiva apakah anemis atau tidak, mukosa bibir lembab atau tidak, dan mengkaji pada kepala apakah ada luka atau tidak. Pemeriksaan leher apakah ada pembesaran kelenjar thyroid atau tidak. Pemeriksaan thorax meliputi: inspeksi:  hal yang di kaji yaitu warna, apakah ada luka atau tidak, bagaimana pengembangan dada pasien apakah simetris atau tidak,  palpasi: dikaji apakah ada nyeri tekan atau tidak, perkusi: dikaji apakah sonor, hypersonor, atau redup, auskultasi:dilakukan pengkajian menggunakan stetoskop dan di dengarkan apakah ada suara wheezing, ronkhi atau tidak. Pemeriksaan abdomen meliputi: inspeksi:hal yang di kaji pada inspeksi abdomen yaitu warna kulit, kotor atau tidak, ada luka atau tidak, auskultasi: dikaji bising usus berapa kali permenit, palpasi: dikaji apakah ada nyeri ekan atau tidak. Perkusi: dikaji apakah hasilnya timpani , atau hipertimpani. Pemeriksaan genetalia dikaji apakah pasien terpasang kateter urin atau tidak. Pemeriksaan ekstremitas meliputi tangan dan kaki, dikaji apakah terpasang infuse atau tidak, apakah akeral teraba dingin atau hangat, apakah ada edema atau tidak, bagaimana kekuatan ototnya. Pada pemeriksaan fisik Ny. R didapatkan data keadaan umum pasien baik, kesadaran composmetis, GCS E4 M6 V5, Tekanan darah 130/100 mmHg, Nadi 86 x/menit, Respirasi 24 x/menit, Suhu 37.4°C. bentuk kepala mesochepal, rambut sudah beruban, konjungtiva ananemis, mukosa bibir lembab, tidak ada luka di wajah. Pada leher tidak ada pembesaran kelenjar thyroid. Pada thorax tampak pengembangan dada simetris, palpasi tidak ada nyeri tekan, perkusi sonor, auskultasi bersih tidak ada wheezing. Pada abdomen tampak warna merata, tidak ada luka, ada nyeri tekan di perut bagian atas, perkusi timpani, bising usus aktif. Pada genetaliapasien tidak terpasang DC. Pada ekstremitas pasien terpasang infuse di tangan kanan, tidak terdapat edema pada tangan dan kaki, kekuatan otot sempurna.
Pada pemeriksaan penunjang penulis mengkaji hasil pemeriksaan  laboratorium, hasil pemeriksaan radiologi, hasil pemeriksaan EKG, hasil pemeriksaan urinalisa. Pada pemeriksaan penunjang pada Ny.R didapatkan data, pada pemeriksaan laboratorium tanggal 20 januari 2018 jam 21.20 WIB menunjukkan hasil: WBC: 12.4 10e3/uL (N: 3.70-10.1), NEU: 9.59 87.7 (N: 1.63-6.96), LYM: 1.94 5.97% (N: 1.09-2.99), MONO: .763 5.55% (N: .240-.790), EOS: 0.35 0.31% (N: .030-.440), BASO: 0.55 .709% (N: 0.00-0.80), RBC: 4.38 10e6/Ul (N: 4.06-4.69), HGB: 11.9 g/dL (N: 12.9-14.2), HCT: 37.9 % (N: 37.7-53.7), MCV: 86.5 fL (N: 81.1-96.0), MCH: 27.1 pg (N: 27.0-31.2), MCHC: 31.3 g/dL (N: 31.8-35.4), RDW: 12.4 % (N: 11.5-145.), PLT: 247. 10e3/uL (155.-366.), MPV: 7.14 fL (N: 6.90-10.6), AST 30 u/L (N: 0-50), ALT 1: 25 u/L (N: 0-50), BUN: 8 mg/dL (N: 7-18), CRE 2: 0.71 mg/dL (N: 0.55-1.30), Na: 140 mmol/L, K: 3.1 mmol/L, CL 104 mmol/L, Tubex: negative. Pada pemeriksaan radiologi  tanggal 20 januari 2018 didapatkan hasil: Thorax AP: apex paru tenang, corokan paru dalam batas nomal, sinus dan diafragma baik, CTR > 0.56, tulang-tulang dinding thorax intak. Kesan : cardiomegali, pulmo dalam batas normal. Pada pemeriksaan EKG didapatkan hasil: sinus rhythm, left axis deviation, left bundle branch block, negative T, consider lateral injury. Pada pemeriksaan urinalisa didapatkan data: warna: light yellow, kejernihan: clea, pH: 6.5, berat jenis: 1.015, protein: 2+, glukosa: negative, ketone: negative, bilirubin: negative, urobilinogen: normal, darah: negative, leukosit: negative, nitrite: negative, leukosit 1 /LBP (N: 0-5), eritrosit: 1 /LBP (N: 0-3), sel epitel skuamosa: +  /LPB (N: 1+), sel epitel non skuamosa: + /LPB (N: 1+), Kristal: - /LPK (N: negative), silinder hyaline: - /LPK (N: negative), silinder: - /LPK (N: negative), bakteri: - /LPB (N: negative), candida: - /LPK (N: negative), leukosit bergerombol: 0 /LPB (0-6), sperma: 0 /LPK (N: negative), mucus: 2 /LPB (N: 0-82).
Pada pengkajian program therapy yang diberikan kepada Tn. Ny. R yaitu program apa yang diberikan melalui intravena, melalui mulut, melalui drip pada plabot infuse,dan lain-lain. Therapy medic yang diberikan kepada Ny. R yaitu: IVFD asering 20 tpm, tramadol 1  amp drip, omeprazole 40 mg/ 12 jam, ceftriaxone 1 gr / 12 jam, aprazolam 0.5 mg/ 24 jam, antasida syrup 1 sdt/ 8 jam, captopril 12.5 mg/ 12 jam, paracetamol 500 mg/ 8 jam, kalnex 500 mg/ 8 jam.
Pada saat pengkajian, penulis memperoleh data fokus bahwa pasien mengalami nyeri perut bagian atas. Pasien pernah dirawat di puskesmas dengan keluhan yang sama. Berdasarkan hasil observasi, penulis mendapatkan data yaitu pasien tampak nyeri dan gelisah.
Pada saat pengkajian, penulis memperoleh data fokus bahwa pasien mengalami nyeri di perut bagian atas, pasien juga mengalami gangguan tidur karena rasa nyeri dan juga kurang pengetahuan terhadap penyakitnya. Berdasarkan hasil observasi, penulis memperoleh data yaitu pasien tampak gelisah.



B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan didefinisikan sebagai penilaian klinis tentang pengalaman/ respon individu, keluarga, kelompok, atau komunitas tehadap masalah kesehatan/ proses kehidupan aktual atau potensial, dan memberi dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang dapat dipertanggungjawabkan (NANDA, 2012).
Diagnosa keperawatan pada kasus Ny. R yang ada pada teori dan ada pada tinjauan kasus yaitu nyeri akut dan defisiensi pengetahuan, penulis mengambil diagnose ini karena adanya kesesuaian antara teori dan praktek dilapangan. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis ditandai dengan Pasien mengatakan nyeri perut bagian atas, P: gastritis, Q: seperti ditusuk-tusuk, R: perut bagian atas, S: skala 5, T: 5 menit. Pasien tampak kesakitan , Pasien tampak memegangi perut, Pasien tampak gelisah. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang paparan sumber informasi ditandai dengan pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakitnya,  pasien mengatakan hanya mengerti sakit perut, pasien tampak bingung, pasien sering bertanya tentang penyakitnya
Diagnosa keperawatan yang ada pada tinjauan teori dan tidak ada pada kasus yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan kekurangan volume cairan, penulis tidak menambil diagnose ini karena kurangnya data yang mendukung terhadap diagnose tersebut.
Diagnose yang tidak ada pada teori dan  muncul pada kasus Ny. R yaitu gangguan pola tidur penulis mengambil diagnose ini karena respon pasien yang mengatakan sulit tidur karena rasa sakit yang dialaminya. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan (nyeri) ditandai dengan Pasien mengatakan suka terbangun saat tidur, Pasien mengatakan sakit perut bagian atas, Pasien tampak gelisah, Pasien tampak kesakitan dan memegangi perutnya, Pasien tampak lesu,

C.     INTERVENSI
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengulangi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhnya kebutuhan klien (Maryam. 2008). Intervensi yang dilakukan oleh penulis yaitu:
1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang dengan criteria hasil:
No.
indikator
IR
ER
1
Mampu mengontrol nyeri
3
5
2
Melaporkan nyeri berkurang
3
5
3
Melaporkan rasa nyaman
3
5
Keterangan:
1.      Keluhan ekstrim
2.      Keluhan berat
3.      Keluhan sedang
4.      Keluhan ringan
5.      Tidak ada keluhan
Intervensi pada diagnose nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis yaitu kaji nyeri secara komperhensif, observasi reaksi nonverbal dari nyeri, gunakan komunikasi terapeutik, control lingkungan, ajarkan teknik nafas dalam, tingkatkan istirahat, kolaborasi dalam pemberian analgetik.
2.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan (nyeri)
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidur adekuat dengan criteria hasil:
No.
indikator
IR
ER
1
Melaporkan tidur yang optimal
3
5
2
Tidak menunjukkan kegelisahan
3
5
3
Wajah tidak pucat
3
5
Keterangan:
1.      Keluhan ekstrim
2.      Keluhan berat
3.      Keluhan sedang
4.      Keluhan ringan
5.      Tidak ada keluhan
Intervensi pada diagnose Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan (nyeri) yaitu: observasi tanda-tanda vital, kaji pola tidur, kaji fungsional pernafasan, kaji faktor yang menyebabkan gangguan tidur, ciptakan suasana nyaman, anjurkan pasien untuk tidur, batasi pengunjung pasien
3.      Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang paparan sumber informasi.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pengetahuan bertambah dengan criteria hasil:
No.
indikator
IR
ER
1
Mengatakan pemahaman penyakit
2
4
2
Mampu melaksanakan prosedur
2
4
3
Mampu menjelaskan kembali
2
4
Keterangan:
1.      Ekstrim
2.      Berat
3.      Sedang
4.      Ringan 
5.      Tidak ada
Intervensi pada diagnose Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang paparan sumber informasi yaitu: beri penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien, jelaskan patofisiologi dari penyakit, jelaskan tanda dan gejala yang muncul, gambarkan proses penyakit, identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat, sediakan informasi tentang kondisi pasien, diskusikan pilihan therapy,

D.    IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan langkah keempat dari proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan dalam rangka membantu klien untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak atau respons yang ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan  (Ali, Z. 2016).
Implementasi yang dilakukan penulis pada diagnose nyeri akut dilakukan selama 3 hari yaitu tanggal 22-24 januari 2018. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada Ny. R yaitu  mengkaji keluhan pasien, mengukur ttv,memberikan therapy omeprazole, ceftriaxone, menggunakan komunikasi terapeutik, mengajarkan teknik nafas dalam, menganjurkan pasien untuk beristirahat,mengevaluasi keluhan pasien. Evaluasi respon saat di lakukan implementasi kepada Ny. R pada diagnose nyeri akut yaitu Ny. R kooperatif, masih merasa sakit, dari ekspresi wajah tampak nyeri.
Pada diagnose gangguan pola tidur dilakukan selama 3 hari yaitu tanggal 22-24 januari 2018. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada Ny. R yaitu  mengkaji keluhan pasien, mengkaji pola tidur pasien, menganjurkan pasien beristirahat, menggunakan komunikasi terapeutik, memberikan therapy omeprazole, ceftriaxone, memeriksa tanda-tanda vital. Evaluasi respon saat di lakukan implementasi kepada Ny. R pada diagnose ganggan pola tidur yaitu pasien kooperatif, pasien mengatakan masih mengalami gangguan tidur, wajah pasien tampak pucat.
Pada diagnose kurang pengetahuan tentang penyakit dilakukan selama 3 hari yaitu tanggal 22-24 januari 2018. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada Ny. R yaitu mengkaji pengetahuan pasien tentang penyakit,  menggunakan komunikasi terapeutik, memberikan informasi tentang penyakit yang dialami, mengevaluasi tingkat pengetahuan pasien. Evaluasi respon saat di lakukan implementasi kepada Ny. R pada diagnose kurang pengetahuan tentang penyakit yaitu pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang dialami, dari ekspresi wajah tampak bingung.

E.     EVALUASI
Evaluasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar serta perencanaan (dalami,dkk,2011).
Evaluasi yang dilakukan penulis dalam melakukan proses asuhan keperawatan selama 3 jam.
1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis
Penulis merencanakan masalah nyeri akut ini dapat berkurang dalam waktu 3 x 24 jam dengan hasil evaluasi untuk diagnosa nyeri ini adalah nyeri pasien sudah berkurang.
DS:      pasien mengatakan nyeri berkurang dari pada hari kemarin.
                  P: gastritis
                  Q: seperti ditusuk-tusuk
                  R: uluh hati
                  S: skala 3
                  T: 3 menit
DO:     pasien tampak lebih tenang
Untuk diagnosa nyeri akut hingga hari ketiga belum ada tujuan yang tercapai yaitu indikator mampu mengontrol nyeri, awal 3 target 5 tercapai 4. Melaporkan nyeri berkurang awal 3 target 5 tercapai 4, melaporkan rasa nyaman, awal 3 target 5 tercapai 4.
2.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan (nyeri)
DS:      Pasien mengatakan tidurnya sudah mulai nyenyak
                  Pasien mengatakan jarang terbangun saat tidur
DO:     Pasien tampak lebih segar
                  Gelisah berkurang
Untuk diagnosa Gangguan pola tidur hingga hari ketiga belum ada tujuan yang tercapai yaitu indikator melaporkan tidur yang optimal, awal 3 target 5 tercapai 4. Tidak menunjukkan kegelisahan, awal 3 target 5 tercapai 4, wajah tidak pucat, awal 3 target 5 tercapai 4.
3.      Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang paparan sumber informasi.
DS:      pasien mengatakan sedikit mengerti tentang penyakitnya
DO:     pasien mampu menjelaskan sederhana tentang penyakitnya
Untuk diagnosa kurang pengetahuan hingga hari ketiga belum ada tujuan yang tercapai yaitu indikator Mengatakan pemahaman penyakit, awal 2 target 4 tercapai 3. Mampu melaksanakan prosedur, awal 2 target 4 tercapai 3, Mampu menjelaskan kembali, awal 2 target 4 tercapai 3.


BAB V
PENUTUP


A.    SIMPULAN
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny. R selama 3 jam, yaitu tanggal 22 Januari 2018 di Ruang Teratai RSUD Banyumas dengan gastritis, penulis mendapatkan kesimpulan, yaitu:
Didapatkan pasien bernama Ny.  R, berumur 67 tahun, berjenis kelamin perempuan, bertempat tinggal di Pekuncen, beragama islam, dari suku jawa/indonesia, pendidikan terakhir adalah SD. Pasien masuk RSUD Banyumas pada tanggal 20 Januari 2018 dengan rujukan dari Puskesmas Ajibarang. Dengan diagnose Gastritis akut.
Hasil dari pengkajian didapatkan pasien dibawa ke rumah sakit karena pasien mengeluh Nyeri perut bagian atas.
Diagnose keperawatan yang sesuai dengan teori yaitu, nyeri akut dan defisiensi pengetahuan.
Penulis memilih intervensi sesuai dengan yang ada pada teori, dan juga menyesuaikan dengan kondisi pasien sehingga rencana tindakan dapat terselesaikan.
Pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan selama 3 hari, namun tidak semua tindakan yang ada pada perencanaan dilakukan, hal ini dikarenakan kondisi pasien yang mengalami nyeri pasien juga gelisah.
Evaluasi dilakukan setelah menerapkan implementasi keperawatan, evaluasi dilakukan dengan mengacu pada tujuan yang telah disusun.
Setelah melakukan tindakan keperawatan penulis mendokumentasikan tindakan tersebut dalam catatan keperawatan dalam bentuk asuhan keperawatan.


B.     SARAN
Penulis akan mengungkapkan beberapa masukan yang diharapkan membantu meningkatkan mutu kependidikan dan asuhan keperawatan yang diantaranya:
1.      Bagi Penulis
Lebih termotivasi untuk mencari informasi atau menambah pengetahuan dan wawasan sehingga dapat mencegah atau menangani kasus aktivitas dan latihan.
Selalu berhati-hati dalam melaksanakan tugas karena masih banyak yang belum kita ketahui dan kita masih dalam proses belajar .Ketika menemui kesulitan ketika melakukan tindakan hendaknya kita menghubungi perawat ruangan dan meminta bantuan dan bimbingan serta arahan. Dan yang paling utama janagan pernah malu dan sungkan untuk bertanya jika menemui hal yang baru dan belum kita ketahui.
2.      Bagi Institusi Akper Serulingmas Cilacap
Lebih ditingkatkan pembelajaran pada mahasiswa Akper Serulingmas Cilacap tentang pembelajaran praktek sesuai dengan teori.
Memperbanyak literatur panduan untuk praktek , karena masih ada beberapa tindakan yang belum diajarkan di kampus namun ditemukan ketika praktek.
3.      Bagi RSUD Banyumas
Selalu berikan bimbingan kepada kami mahasiswa kesehatan yang praktik di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan jika kami melakukan kesalahan mohon agar kami ditegur dan diberi arahan bagaimana yang seharusnya.

 DAFTAR PUSTAKA

Ali Z,. 2016. Dasar-dasar dokumentasi keperawatan. Jakarta: EGC.

Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Diva Press.

Dermawan, T. R. 2010. Keperawatan Medical Bedah (Sistem Pencernaan). Yogyakarta: gosyen publishing.

Ehrlich, S.  2011. Gastritis, (http://www.umm.edu/altmed/articles/gastritis.shtml. (online), diakses pada 18 januari 2018)

Maryam, dkk. 2008. Buku Ajar Berfikir Kritis Dalam proses Keperawatan. Jakarta: EGC

NANDA. 2012. Diagnose Keperawatan: Definisi Dan Klasifikasi 2012-2014 Buku Kedokteran: EGC

Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6, Volume 1&2. Jakarta: EGC

Santoso, dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya. Surabaya: Airlangga University Press

Sukarmin. 2012. Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Pustaka  Pelajar.

Suratun, Lusianah. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media

Wim De Jong Et Al. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC




No comments:

Post a Comment