Saturday 28 April 2018

Makalah Kesehatan Mental


KESEHATAN MENTAL







Disusun Oleh:
Andi Riyadi
Anggit Sukmawan
Annang Dwi S Z




AKADEMI KEPERAWATAN SERULINGMAS
CILACAP
2015




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunianNya penyusun dapat mengerjakan tugas makalah “Kesehatan Mental dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, meskipunpenyusun juga menyadari segala kekurangan yang ada di dalam makalah ini.
Makalah ini saya susun berdasarkan beberapa sumber buku yang telah kami peroleh. penyusun berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana dan mudah di mengerti. Selain penyusunmemperoleh sumber dari beberapa buku pilihan, penyusunjuga memperoleh informasi tambahan dari internet.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan semuanya yang telah memberikan sumbang sarannya untuk penyelesaian makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,penyusun menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan pada tugas makalah-makalah berikutnya.
          Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.

                                                                                     
                                                                                      Maos, 22 November 2015


Penyusun





DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL...........................................................................................   i
KATA PENGANTAR..........................................................................................   ii
DAFTAR ISI........................................................................................................  iii
A.    BAB I PENDAHULUAN
A.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................  1
A.2 Rumusan Masalah...................................................................................  1
A.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................  2
A.4 Manfaat Penulisan...................................................................................  2
A.5 Metode Penulisan....................................................................................  2
B. BAB II PEMBAHASAN
B. 1. Pengertian Kesehatan Mental................................................................  3
B. 2. Ciri-ciri Kesehatan Mental....................................................................  4
B. 3 Jenis-jenis Gangguan Kesehatan Mental................................................  5
C. BAB III PENUTUP
C.1 Simpulan.................................................................................................   12
C.2 Saran........................................................................................................  12
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

A.1 Latar Belakang Masalah
Setiap individu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dituntut untuk bekerja dan berusaha agar keinginan dari dirinya dapat terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhannya tersebut manusia memerlukan jasmani yang sehat. Karena apabila jasmani atau tubuh terganggu maka semua aktivitas individu tersebutpu terganggu. Menurut WHO (World Health Organization) sehat adalah suatu keadaan berupa kesejahteraan fisik, mental dan sosial secara penuh bukan semata-mata hanya terbebas dari penyakit dan keadaan lemah tertentu. Apabila mental dan jasmani individu tersebut sehat tentunya akan sedikit kemungkinan terjadinya gangguan untuk meelakukan aktivitas sehari-hari. Jika mental individu tersebut sehat maka individu tersebut dapa terhindar dari gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa, sehingga ia dapat menyesuaikan diri dan dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang dimiliki. Dengan keadaan mental yang sehat maka individu tersebut dapat bekembang secara optimal. Maka dari  itu kita sebagai mahasiswa, khususnya mahasiswa jurusan Bimbingan Konseling perlu mempelajari kesehatan mental agar nanti saat menghadapi individu yang memiliki gejala-gejala gangguan mental agar dapat segera diatasi sehingga individu tersebut tidak kea rah patologi (sakit mental). Maka dari itu kami menyusun makalah yang membahas tentang kesehatan mental.
A.2 Rumusan Masalah
a.       Apakah pengertian kesehatan mental menurut beberapa ahli ?
b.      Bagaimana ciri – ciri kesehatan mental ?
c.       Apa saja jenis – jenis gangguan mental ?


A.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui manfaat kesehatan, ciri-ciri kesehatan mental, dan jenis-jenis gangguan mental.

A.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah memberikan informasi tentang masalah kesehatan mental, dan menambah pengetahuan tentang kesehatan mental.

A.5 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah metode kualitatif yaitu lebih menekankan penulisannya pada unsur alphabetis bukan numeric.




BAB II
PEMBAHASAN

B.1.  Pengertian Kesehatan Mental
Kesehatan mental alih bahasa dari Mental Hygiene atau mental Health. Definisi-definisi yang diajukan  para ahli diwarnai oleh keahlian masing-masing. Menurut World Health Organization dalam Winkel  (1991) disebutkan : Sehat adalah suatu keadaan berupa kesejahteraan fisik,mental dan social secara penuh dan bukan semata-mata berupa absensinya penyakit atau keadaan lemah tertentu. Deinisi ini memberikan gambaran yang luas dalam keadaan sehat,mencangkup berbagai aspek sehingga diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan hidup. dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada kebahagiaan bersama serta mencapai keharmonisan jiwa dalam hidup.
Menurut pengertian para ahli:
1.  Menurut Dr. Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama” bahwa: “Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan)”.   
2.   Menurut paham ilmu kedokteran, kesehatan mental merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan individu tersebut.
3.    Zakiah Darodjat, terhindarnya seseorang dari gejala-gejala ganggun dan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kebahagiaan bersama serta mencapai keharmonisan jiwa dalam hidup.
4.   Allport, manusia sehat adalah manusia yang mencapai kematangan.
5.   Maslow, manusia
  sehat adalah manusia yang mampu mengaktualisasikan dirinya dan mencapai kebahagiaan.

Kesehatan mental adalah keserasian atau kesesuaian antara seluruh aspek psikologis dan dimiliki oleh seorang untuk dikembangkan secara optimal agar individu mampu melakukan kehidupan-kehidupan sesuai dengan tuntutan-tuntutan atau nilai-nilai yang berlaku secara individual, kelompok maupun masyarakat luas sehingga yang sehat baik secara mental maupun secara sosial. Sikap hidup individu yang sehat dan normal adalah sikap yang sesuai dengan norma dan pola hidup kelompok masyarakat, sehingga ada relasi interpersonal dan intersosial yang memuaskan.

B. 2.  Ciri ciri Kesehatan Mental

Ciri-ciri kesehatan mental dikelompokkan kedalam sembilan kategori, yaitu:
1. Memiliki sikap batin (Attitude) yang positif terhadap dirinya sendiri.
2. Aktualisasi
diri (kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari yang dia bisa.)
3.  Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi psikis yang ada
4.  Mampu berotonom terhadap diri sendiri (Mandiri)
5.  Memiliki
persepsi yang obyektif terhadap realitas yang ada
6.  Mampu menselaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri. (Jahoda, 1980).
7.  Memiliki persepsi yang akurat terhadap
realita, termasuk melihat realita sebagaimana adanya.
8.  Tidak menyangakal hal-hal buruk yang terjadi di masa lalunya dan masa kini.
9.  Memiliki penguasaan terhadap situasi, termasuk mempunyai kontrol diri di dalam mengasihi orang lain, di dalam pekerjaan termasuk dalam bersahabat dengan
orang lain.


B.3.  Jenis-jenis Gangguan Kesehatan Mental

Bagi penderita gangguan mental / psychoneurosis, masih menghayati realitas , masih hidup dalam alam pada umumnya. ia masih merasakan kesukaran-kesukaran sebenarnya ia tidak dapat atau kurang dapat mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungan serta belum kuat atau tidak kuat kata hatinya. Itulah sebenarnya ia mencari jalan keluar untuk melarikan diri dari kekecewaan atau penderitaan menjadi Psychoneorosis, dijelaskan beberapa macam gangguan mental, yaitu :

1.   Histeria
Sebenarnya tidak ada dasar fisik atau organis, tetapi si penderita betul-betul merasa sakit kadang-kadang dapat berupa kelumpuhan. Seperti gangguan mental lainnya, perasaan tertekan, gelisah, cemas dan sebagainya. Gejala-gejala tersebut dapat terlihat seperti  gejala fisik atau gejala mental. Gejala-gejala yang berhubungan dengan fisik antara lain:

a.Lumpuh Histeria
Lumpuh pada salah satu anggota badan, biasanya terjadi secara tiba-tiba dan sebelumnya tidak terasa apa pun.

b.Kram Histeria
Penyakit ini terjadi karena rasa bosan menghadapi pekerjaan dan mengalami perasaan yang tertekan. Karena mengalami tekanan bathin karena karyana di cela dan mengalami kram histeria apabila sedang menjalankan tugasnya, dan apabila mengerjakan hal -hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan sebelumnya mereka menjadi sembuh atau tidak merasakan kram histeria.



c. Kejang Histeria
Penyakit yang datangnya secara tiba-tiba, kejang atau kaku diseluruh tubuh dan tidak sadar kadang-kadang sangat berat dan disertai teriakan-teriakan dan keluhan tetapi tidak mengeluarkan air mata. Kejadian ini biasanya terjadi pada siang hari, hanya beberapa menit, dapat juga beberapa hari lamanya. Penyakit ini terjadi biasanya setelah mengalami perasaan yang tersinggung, sehingga ia merasa tertekan, sedih dan menyesal.

d.Mutism
Kesanggupan berbicara hilang, ada dua macam yaitu : 1) tidak dapat berbicara dengan suara keras, 2) tidak dapat berbicara sama sekali. Biasanya terjadi karena tekanan perasaan, putus asa, cemas, merasa hina dan sebagainya. Sedangkan alat-alat bicara biasanya tidak mengalami cedera apapun atau normal.


2.   Psikosomatisme

Psikosomatis berasal dari dua kata yaitu ” psycho” yang artinya pikiran dan “soma” yang artinya tubuh. Psikosomatis dalam dunia medis yaitu merupakan suatu penyakit yang mula-mula dipengaruhi oleh faktor kejiwaan (psikologis), kemudian berjalannya waktu sehingga menjadi penyakit fisik. Konflik psikis merupakan sebab bermacam macam penyakit fisik. Penyakit fisik yang telah ada semakin parah. Bentuk pola Simtom psikosomatisme klasik diantaranya, sebagai berikut

a.   Tukak lambung, adanya luka pada lambung
Emosi yang negatif dapat merangsang produksi dan lambung secara berlebihan, lambung mengadakan pencernaan pada dirinya sehingga timbul luka pada dinding lambung.


b.   Anorexia nervosa, adanya gangguan makan
Enggan makan atau bila makan terus muntah, sehingga kurus kering. Penderita biasanya memiliki pandangan dirinya terlalu gemuk sehingga melakukan diet sehingga menantara galami konflik batin.

Gejala yang berhubungaan dengan mental , antara lain :

a.   Amnesia , hilang ingatan
Suatu keadaan yang tiba-tiba menimpa orang-orang  menjadi hilang ingatan atau lupa terhadap kejadian-kejadian tertentu,atau terhadap segala sesuatu bahkan namanya sendiri.Amnesia juga disebut kondisi terganggunya daya ingat.  Penyebabnya berupa organic dan fungsional. Penyebab organic dapat berupa kerusakan otak, akbat terauma atau penyakit. Penyebab fungsional adalah seperti, mekanisme pertahanan ego.

b.   Fugrue ,berkelana secara tidak sadar
Fugrue adalah bentuk gangguan mental disertai keinginan kuat untuk mengembara atau meninggalkan rumah karena amnesia. Seseorang yang mengalami fugue itu pergi mengelana tanpa tujuan, dan tidak tau mengap ia pergi. Gangguan ini muncul sesudah individu mengalami stress atau konflik yang berat,misalnya pertengkaran rumah tangga, mengalami penolakan, kesulitan dalam pekerjaan dan keuangan, perang atau bencana alam

Perilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif adalah lebih bertujuan dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif.

c.    Kepribadian Ganda
Penderita mempunyai dua atau lebih kepribadian. Masing-masing memiliki proses perasaan dan pikiran yang cukup stabil, sedang perbedaannya biasanya mencolok. Misalnya kepribadian yang satu dan yang lainmungkin hanya beberapa menit atau beberapa mtahun. Disebabkan adanya dorongan-dorongan yang saling bertentangan, terjadi konflik. Selama penderita mengalami, satu kepribadian tak teringan tentang kejadian pada kepribadian yang lain meskipun hanya beberapa menit. kepribadian ganda dapat didefinisikan sebagai kelainan mental dimana seseorang yang mengidapnya akan menunjukkan adanya dua atau lebih kepribadian (alter) yang masing-masing memiliki nama dan karakter yang berbeda.

Mereka yang memiliki kelainan ini sebenarnya hanya memiliki satu kepribadian, namun si penderita akan merasa kalau ia memiliki banyak identitas yang memiliki cara berpikir, temperamen, tata bahasa, ingatan dan interaksi terhadap lingkungan yang berbeda-beda.
Walaupun penyebabnya tidak bisa dipastikan, namun rata-rata para psikolog sepakat kalau penyebab kelainan ini pada umumnya adalah karena trauma masa kecil.

d.   Kepribadian Sosiopatik
Penderita mengalami keterlambatan perkembangan moral, tidak mampu mencontoh perbuatan yang diterima masyarakat, kurang mampu bermasyarakat cenderung antisosial, termasuk psikopat. Biasanya memiliki ciri cerdas, spontan dan mengesankan, emosinya relatif sulit dibangkitkan, sehingga kurang memiliki rasa takut dan senang mencari tantangan, tapi cara yang ditempuh kurang tepat, hal ini sebagai penyebab bawaan. Penyebab lain pada waktu kecil mengalami keterlambatan kehidupan emosinya, perlakuan yang tidak konsisten. Misalnya latar belakang keluarga yang retak. Dari segi sosio cultural sebagai akses dari suasana materialistik, hedonistik, dan kompetitif dari masyarakat modern.

e.    Depersonalisasi
Penderita mengalami kehilangan rasa diri , terjadi secara tiba-tiba dan menjadi orang lain, orang yang berbeda dengan dirinya, merasa terlepas dari tubuhnya. Hal ini terjadi karena mengalami stres berat akibat situasi tertentu atau kejadian tertentu. Misalnya kecelakaan, penyakit atau peristiwa-peristiwa traumatik.

f.     Somnabulisme
Somnabulisme adalah mimpi yang hidup, dan aktivitas fisik yang terjadi selama tidur, sejumlah gerakan diluar kesadaran dan tidak dapat diingat kembali. Bisa terjadi selama tidur, hal ini lebih sering terjadi pada anak-anak. Misalnya main piano, menjahit, mengendarai mobil dan lain sebagainya. Bentuk-bentuk Somnabulisme itu:

            Monodeic, suatu ide dengan bentuk yang sama.
            Polydeic , berbeda-beda dalam waktu yang berlainan.

            Orang atau anak yang mengalami somnabolism ini, karena dikuasai oleh sejumlah pikiran dan kenangan yang berhubungan satu sama lain. Meskipun dalam keadaan tidur ia dapat mengingan keadaan sekitarnya yaitu letak pintu, jendela, meja, kursi dan sebagainya.


3.Psychasthenia
    Penderita psychasthenia merasa tidak senang, selalu diganggu dan dikejar-kejar, mimipi yang menakutkan, sering mengalami kompulsion (dorongan paksaan) untuk berbuat sesuatu. Sebenarnya penderita kurang mempunyai kemampuan untuk tetap dalam keadaan integrasi yang normal, repression (penekanan) terhadap pengalaman yang telah lalu.

4   Neurasthenia
      Penderita neurasthenia selalu merasa lelah , lesu yang sangat. Sering pla disebut penyakit payah, meskipun sebenarnya fisiknya tak terdapat penyakit apapun. Ia sangat sensitif terhadap cahaya, suara. Detik jam kadang-kadang menyebabkan tidak dapat tidur, kepala pusing, selalu gelisah, merasa mempunyai berbagai penyakit, dan takut akan mati. Menginginkan belas kasihan dari orang lain.

Sebab-sebab neurasthenia ini antara lain: Kesusahan dan kekurangan pekerjaan, defence mekanisme yang salah

5.   Tiks (tics)
      Dengan gerakan-gerakan tics yang bersangkutan merasa lega, enak (vegetatif). Macam-macam gerakan seperti dipaksakan. Gerakan habitual sekelompok kecil otot-otot tertentu. Dimana tics itu sendir berarti gerakan otot yang dilakukan secara tidak sadar, misalnya berkedip-kedip, mengerutkan dahi, menggerakkan hidung, menggelengkan kepala dan lain-lainnya. Penderita menyadari perbuatannya tetapi tidak berusaha menahannya. Sebab-sebab tiks antara lain: perasaan tegang dalam menghadapi sesuatu,pengalaman yang menakutkan, mengalami kelelahan, personalitas terganggu.

6.   Kelainan seksual
      Yang dimaksud kelainan dalam uraian buku ini bukan karena adanya patologi fisiologis, melainkan karena kesalahan dalam penyesuaian psikoseksual dan proses belajar yang keliru terhadap permasalahan seks, terjadi miskonsepsi.

Kelaiana-kelainan seksual itu antara lain :
1. Otoerotisme  (perangsangan sendiri terhadap alat kelamin)
2. Homoseksual atau lesbian (berhubungan itim antar sesama jenis)
3. Sadisme (hubungan seks wajar antara pria dan wanita, tapi yang bersangkutan baru merasakan kepuasan seks kalau dapat menimbulkan kesakitan fisik atau psikis orang yang dicintai)
4. Fetishisma (pemuasan seksual yang ditmbulkan karena melihat atau tersentuh dengan barang atau benda-benda dari lain jenis misalnya pakaian dalam)
5. Pedofilia (orang dewasa yang ingin berhubungan dengan anak, tanpa menghiraukan jenis kelamin)
6. Transvetitisme (pemuasan seksual yang diperoleh dengan berpakaian dan menyamar sebagai jenis kelamin lain)
7. Exhibisionisme (pemuasan seksual yang diperoleh dengan menunjukkan alat kelamin kepada jenis kelamin lain)
8. Voyeuresma ( mencapai kepuasan seksual karena mengintip secara sembunyi-sembunyi pasangan yang sedang berhubungan seks, juga pemuda mengintip wanita yang sedang melepas pakaian)
9. Masochisme (menikmati kepuasan seksual pada waktu mengalami sakit pada diri sendiri)
10. Incest (hubungan seksual antar anggota keluarga)
11.   Perkosaan (hubungan pria wanita, namun berdasarkan paksaan)
12.   Nekrofilia (Menyukai mayat sebagai objek seks)
13.   Zoophilia (Menyalurkan hasrat seksualnya dengan binatang)
14.   Menyukai benda-benda sebagai objek seks (menikah dengan tembok)





BAB III
PENUTUP

C.1 Simpulan
Kesehatan mental adalah keserasian atau kesesuaian antara seluruh aspek psikologis dan dimiliki oleh seorang untuk dikembangkan secara optimal agar individu mampu melakukan kehidupan-kehidupan sesuai dengan tuntutan-tuntutan atau nilai-nilai yang berlaku secara individual, kelompok maupun masyarakat luas sehingga yang sehat baik secara mental maupun secara sosial.
Ciri-ciri
1.       Memiliki sikap batin yang positif
2.       Aktualisasi diri
3.       Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi psikis yang ada
4.       Mampu berotonom dalam diri sendiri
5.       Memiliki persepsi dan obyektif terhadap realitas yang ada
Gangguan kesehatan mental
1.       Histeria
2.       Psikosomatisme
3.       Psychasthenia
4.       Neurasthenia
Tiks (tics)
5.       Kelainan seksual
C.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.  Apabila    ada  saran  dan  kritik  yang  ingin  di  sampaikan,  silahkan sampaikan kepada penyusun karya tulis ini.


DAFTAR PUSTAKA
http://muhdhoifellysugandi.blogspot.co.id/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo_14.html

No comments:

Post a Comment