Saturday 28 April 2018

Asuhan Keperawatan pada Bayi dengan Sepsis


ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) PADA By. A DENGAN
SEPSIS DI RUANG PERINATOLOGI
RSUD BANYUMAS


LAPORAN KASUS


SERULINGMAS MAOS WARNA.jpg


DISUSUN OLEH:
ANNANG DWI SAEFURROHMAN ZEN
15.025



AKADEMI KEPERAWATAN SERULINGMAS CILACAP
MAOS - CILACAP
2018

HALAMAN PENGESAHAN


Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa Laporan
Asuhan Keperawatan Anak yang berjudul :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By. A DENGAN SEPSIS
DI RUANG PERINATOLOGI RSUD BANYUMAS


Disusun Oleh :
Annang Dwi Saefurrohman Zen
15. 025

Telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat oleh:

Penguji I


Yenni Kristiana, Ns.,M.Kep.
NIK. 46980176


Penguji II


Intan  Diah P, Ns.,M.Kep.
NIK.77120290


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tentang “ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) PADA By. A DENGAN SEPSIS DI RUANG PERINATOLOGI RSUD BANYUMAS” ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan laporan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1.      Puji Suwariyah,Ns.,M.Kep. selaku Direktur Akper Serulingmas Cilacap
2.      Sabariasih, S. Kep. Ns selaku Pembimbing Lahan
3.      Teman-teman mahasiswa.
Demikian akhir kata penulis, apabila banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan dan keterbatasan materi penulis mohon maaf. Semoga Asuhan Keperawatan  ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca pada umumnya serta profesi pada khususnya.


Maos, 26 Maret 2018


Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….  ii
KATA PENGANTAR................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang.................................................................................... 1
B.     Tujuan penulisan................................................................................ 1
C.     Manfat penulisan................................................................................ 2
D.    Sistematika penulisan......................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A.    Pengertian........................................................................................... 4
B.     Etiologi............................................................................................... 5
C.     Tanda dan gejala…............................................................................  5
D.    Pemeriksaan penunjang…………………………………………….. 6
E.     Pengkajian………………………………………………………….. 7
F.      Pathway…………………………………………………………….. 8
G.    Diagnosa keperawatan…………………………………………….   9
H.    Intervensi …………………………………………………………... 9
BAB III TINJAUAN KASUS
A.    Pengkajian.......................................................................................... 12
B.     Analisa data........................................................................................ 14
C.     Diagnosa keperawatan……………………………………………... 15
D.    Intervensi,implementasi,evaluasi.......................................................  15
BAB IV PEMBAHASAN
A.    Pengkajian.......................................................................................... 22
B.     Diagnosa keperawatan....................................................................... 23
C.     Intervensi…………………………………………………………… 23
D.    Implementasi……………………………………………………….. 23
E.     Evaluasi…………………………………………………………….. 24
BAB V PENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................. 25
B.     Saran.............................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


 BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Sepsis neonatorum merupakan masalah kesehatan yang belum dapat ditanggulangi dalam pelayanan dan perawatan bayi baru lahir. Sampai saat ini, sepsis neonatorum merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir. Pada bulan pertama kehidupan, infeksi yang terjadi berhubungan dengan angka kematian yang tinggi, yaitu 13%-15% (Hartanto et al., 2016).
Di negara berkembang, hampir sebagian besar bayi baru lahir yang dirawat mempunyai masalah yang berkaitan dengan sepsis. Hal yang sama juga ditemukan di negara maju pada bayi yang dirawat di unit perawatan intensif bayi baru lahir. Di samping morbiditas, mortalitas yang tinggi ditemukan pula pada bayi baru lahir yang menderita sepsis (Effendi & Indrasanto, 2008).

B.     TUJUAN PENULISAN
1.      Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan laporan kasus ini yaitu menggambarkan proses Asuhan Keperawatan pada By. A dengan Sepsis di Ruang Perinatologi RSUD Banyumas.
2.      Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan laporan kasus ini diharapkan penulis mampu:
a.       Melakukan pengkajian pada By. A dengan Sepsis di Ruang Perinatologi RSUD Banyumas.
b.      Merumuskan diagnosa keperawatan pada By. A dengan Sepsis di Ruang Perinatologi RSUD Banyumas.
c.       Merumuskan rencana tindakan pada By. A dengan Sepsis di Ruang Perinatologi RSUD Banyumas.
d.      Melakukan rencana tindakan keperawatan pada By. A dengan Sepsis di Ruang Perinatologi RSUD Banyumas.
e.       Melakukan evaluasi pada By. A dengan Sepsis di Ruang Perinatologi RSUD Banyumas.
f.       Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada By. A dengan Sepsis di Ruang Perinatologi RSUD Banyumas.

C.     MANFAAT PENULISAN
1.      Bagi Penulis
Menambah serta meningkatkan  pengetahuan, wawasan dan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien Sepsis.
2.      Bagi Institusi Akper Serulingmas Cilacap
Sebagai referensi dan acuan proses asuhan keperawatan pada pasien Sepsis.
3.      Bagi RSUD Banyumas
Sebagai referensi tambahan mengenai proses asuhan keperawatan pada pasien Sepsis.



D.    SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam asuhan keperawatan pada By. A dengan Sepsis di Ruang Perinatologi RSUD Banyumas.
1.      BAB I             : Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan, sistematika penulisan.
2.      BAB II                        : Tinjauan teori yang meliputi definisi, etiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, pathway, pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi.
3.      BAB III          : Tinjauan kasus yang meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi.
4.      BAB IV          : Pembahasan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
5.      BAB V            : Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran
6.      DAFTAR PUSTAKA
7.      LAMPIRAN


BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    PENGERTIAN
Sepsis adalah bakteri umum yang masuk ke aliran dalam darah (Donna L. Wong, 2003). Sepsis neonatorum atau septikemia neonatal didefinisi sebagai infeksi bakteri  pada aliran darah bayi selama empat minggu pertama kehidupan (Bobak, 2004). Sepsis adalah infeksi bakteri generalisata yang biasanya terjadi pada bulan pertama kehidupan. (Mary E. Muscari, 2005).
Sepsis neonatorum adalah semua infeksi bayi pada 28 hari pertama sejak dilahirkan. Infeksi dapat menyebar secara menyeluruh atau terlokasi hanya pada satu organ saja (seperti paru-paru dengan pneumonia). Infeksi pada sepsis bisa didapatkan pada saat sebelum persalinan (intrauterine sepsis) atau setelah persalinan (extrauterine sepsis) dan dapat disebabkan karena virus (herpes, rubella), bakteri (streptococcus B), dan fungi atau  jamur (candida) meskipun jarang ditemui. (John, 2009).
Sepsis menurut Vietha (2008) dapat dibagi menjadi dua, antara lain:
1.      Sepsis dini: terjadi 7 hari pertama kehidupan. Karakteristik : sumber organisme pada saluran genital ibu dan atau cairan amnion, biasanya fulminan dengan angka mortalitas tinggi.
2.      Sepsis lanjutan/nosokomial : terjadi setelah minggu pertama kehidupan dan didapat dari lingkungan pasca lahir. Karakteristik : Didapat dari kontak langsung atau tak langsung dengan organisme yang ditemukan dari lingkungan tempat perawatan bayi, sering mengalami komplikasi.
B.     ETIOLOGI
Sepsis yang terjadi pada neonatus biasanya menimbulkan manifestasi klinis seperti septikemia, pneumonia dan miningitis berhubungan dengan imaturitas dari sistem imun dan ketidakmampuan neonatus untuk melokalisasi infeksi. Penyebab neonatus sepsis/sepsis neonatorum adalah berbagai macam kuman seperti bakteri, virus, parasit, atau jamur. Sepsis pada bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri: Bakteri escherichia koli, Streptococus group B, Stophylococus aureus, Enterococus, Listeria monocytogenes, Klepsiella, Entererobacter sp, Pseudemonas aeruginosa, Proteus sp, organism anaerobic.
Berdasarkan mulai timbulnya gejala klinis, sepsis dibagi menjadi 2 yaitu :
1.      Early Onset : gejala mulai tampak pada hari-hari pertama kehibupan (rata-rata 48  jam), biasanya infeksi berkaitan dengan faktor ibu (infeksi transplasenta, dari cairan amnion terinfeksi, waktu bayi melewati jalan lahir, dll). Berkembangnya gejala pada early onset pada umumnya sangat cepat dan meningkat menuju septik shock.
2.       Late Onset : Timbul setelah satu minggu pada awal kehidupan neonatus tanpa kelainan perinatal, infeksi didapat dari lingkungan atau dari rumah sakit (nosokomial) sering terjadi komplikasi pada susunan syaraf pusat

C.     TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala dari sepsis neonatorum menurut Arief (2008), antara lain:
1.      Umum : panas (hipertermi), malas minum, letargi, sklerema
2.      Saluran cerna: distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare, hepatomegali Saluran nafas: apnoe, dispnue, takipnu, retraksi, nafas cuping hidung, merintih, sianosis
3.      Sistem kardiovaskuler: pucat, sianosis, kulit lembab, hipotensi, takikardi, bradikardi
4.      Sistem syaraf pusat: iritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi, malas minum,  pernapasan tidak teratur, ubun-ubun membonjol
5.      Hematologi: Ikterus, splenomegali, pucat, petekie, purpura, perdarahan.
Gejala dari sepsis neonatorum juga tergantung kepada sumber infeksi dan  penyebarannya:
1.      Infeksi pada tali pusar (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah atau darah darI pusar 
2.      Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan koma, kejang, opistotonus (posisi tubuh melengkung ke depan) atau penonjolan pada ubun-ubun
3.      Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada lengan atau tungkai yang terkena
4.      Infeksi pada persendian menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan dan sendi yang terkena teraba hangat e.Infeksi pada selaput perut (peritonitis) menyebabkan pembengkakan perut dan diare (Asrining, 2007)

D.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Pemeriksaan mikrokopis maupun pembiaakan terhadap contoh darah air kemih, jika diduga suatu meningitis, maka dilakukan fungsi lumbal.
2.      Bila sindroma klinis mengarah ke sepsis, perlu dilakukan evaluasi sepsis secara menyeluruh. Hal ini termasuk biakan darah, fungsi lumbal, analisis dan kultur urin :
3.      Leukositosis (>34.000×10 9/L)
4.      Leukopenia (< 4.000x 10 9/L)
5.      Netrofil muda 10%
6.      Perbandingan netrofil immature(stab) dibanding total (stb+segmen)atau I/T ratio >0,2 7.
7.      Trombositopenia (< 100.000 x 109/L)
8.      CRP >10mg /dl atau 2 SD dari normal

E.     PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan melalui anamnesis untuk mendapatkan data, yang perlu dikaji adalah identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat perawatan antenatal, adanya/tidaknya ketuban pecah dini,partus lama atau sangat cepat (partus  presipitatus). Riwayat persalinan di kamar bersalin, ruang operasi, atau tempat lain. Ada atau tidaknya riwayat penyakit menular seksual (sifilis, herpes klamidia, gonorea, dll). Apakah selama kehamilan dan saat persalinan pernah menderita penyakit infeksi (mis.Toksoplasmosis, rubeola, toksemia gravidarum, dan amnionitis). Mengkaji tatus sosial ekonomi keluarga.
Pada pemeriksaan fisik data yang akan ditemukan meliputi letargi (khususnya setelah 24 jam petama), tidak mau minum atau refleks mengisap lemah, regurgitasi,  peka rangsang, pucat, berat badan berkurang melebihi penurunan berat badan secara fisiologis, hipertermi/hipotermi, tampak ikterus. Data lain yang mungkin ditemukan adalah hipertermia,pernapasan mendengkur, takipnea, atau apnea, kulit lembab dan dingin, pucat, pengisian kembali kapiler lambat, hipotensi, dehidrasi, sianosis. Gejala traktus gastrointestinal meliputi muntah, distensi abdomen atau diare


F.      PATHWAY

Infeksi pada ibu









Masuk kedalam tubuh janin









Terjadi infeksi awal









Infeksi menyebar ke seluruh tubuh janin



hipotalamus
Organ hati
Organ pernafasan

Sistem gastrointestinal





Menghasilkan panas tubuh
Eritrosit banyak lisis
Fungsi tidak optimal

Muntah, diare





hipertermi
Hiperbilirubinemia
Bayi akan sesak

Malas menghisap






Jaundice (ikterik)
Ganggguan pola nafas tidak efektif

Defisit volume cairan

Ensepalopati



Ke otak
Kemit ikterik (kejang)



Ensepalopati






G.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan dispnea, apnea, takipnea.
2.      Hipertermi berhubungan dengan kerusakan control suhu sekunder akibat infeksi/ inflamasi
3.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan sekunder akibat demam

H.    INTERVENSI
1.      Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan dispnea, apnea, takipnea.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pola nafas kembali efektif dengan criteria hasil:
a.       Frekuensi pernafasan
b.      Irama nafas
c.       Kedalaman inspirasi
Intervensi:
Manajemen jalan nafas
a.       Buka jalan nafas dengan chin lift atau jaw trust
b.      Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
c.       Monitor status pernafasan dan oksigenasi
d.      Auskultasi suara nafas
e.       Kelola pemberian bronkodilator
f.       Lakukan suction bila perlu
2.      Hipertermi berhubungan dengan kerusakan control suhu sekunder akibat infeksi/ inflamasi
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan suhu tubuh kembali normal dengan criteria hasil:
a.       Tingkat pernafasan
b.      Berkeringat saat panas
c.       Suhu normal
Intervensi:
Perawatan demam
a.       Pantau suhu dan tanda-tanda vital
b.      Monitor warna kulit
c.       Dorong konsumsi cairan
d.      Anjurkan pasien untuk istirahat
e.       Berikan oksigen yang sesuai
f.       Lembabkan bibir dan mukosa yang kering
g.      Kolaborasi pemberian obat penurun panas
3.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan sekunder akibat demam
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan volume cairan dapat terpcukupi dengan criteria hasil:
a.       Denyut nadi radial
b.      Berat badan stabil
c.       Turgor kulit
Intervensi:
Manajemen cairan
a.       Timbang BB setiap hari dan monitor status pasien
b.      Hitung atau timbang popok dengan baik
c.       Monitor suhu hidrasi (membrane mukosa lembab, denyut nadi adekuat)
d.      Monitor TTV
e.       Monitor input dan output
f.       Monitor status gizi



BAB III
TINJAUAN KASUS

A.    PENGKAJIAN
Dilakukan oleh penulis di Ruang Perinatologi RSUD Banyumas pada tanggal 26 Februari 2018, pukul 10.15 WIB dengan sumber data dari keluarga pasien,  dan rekam medis. Dari penkajian tersebut didapatkan identitas pasien adalah By. A umur 16 hari. Yang beralamat di teluk, Purwokerto. Pasien berjenis kelamin laki-laki.
Alasan pasien dibawa ke rumah sakit yaitu By. A lahir dengan berat badan rendah, dan mengalami demam. By. A lahir di Rumah sakit Wiradadi dan karena kondisi bayi yang buruk, lalu dirujuk ke RSUD Banyumas. Dan dirawat di ruang perinatologi RSUD Banyumas.
Dari pengkajian antenatal didapatkan data status obstetric yaitu G1 P0 A0, umur kehamilan 29 minggu 4 hari. Selama hamil pasien melakukan pemeriksaan kehamilan di bidan selama 3 x pemeriksaan. Selama hamil Ibu pasien tidak mengalami masalah kehamilan.
Dari pengkajian riwayat kelahiran didapatkan data By. A lahir dengan persalinan normal. Lahir di Rumah Sakit Wiradadi dengan panjang badan 38 cm dan berat badan 1245 gram. By. A sudah mendapatkan imunisasi hepatitis B. selama melahirkan tidak ada masalah yang berarti.
Berdasarkan hasil pengkajian dengan format pengkajian pola fungsional Gordon ditemukan masalah keperawatan sebagai berikut:
Pada pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan By. A dirawat di ruang perinatologi karena panas tinggi dan berat badannya rendah. Pada pola nutrisi / metabolik sebelum sakit yaitu setelah lahir By.A di rujuk ke RSUD Banyumas, selama dikaji pasien makan dan minum lewat selang NGT 30cc/ 2 jam. Pada pola eliminasi pasien yaitu setelah lahir By.A di rujuk ke RSUD Banyumas, saat dikaji pasien sudah BAB dan BAK. Pada pola aktivitas dan latihan By. A aktivitasnya masih ketergantungan penuh. Pada pola persepsi dan kognitif panca indra By. A belum berfungsi sempurna. Pada pola istirahat dan tidur, By. A terlihat banyak tidur, dan sesekali menangis. Pada pola konsep diri dan persepsi diri, By. A belum mempunyai konsep dan persepsi diri. Pada pola peran dan hubungan, selama di rumah sakit anaknya berhubungan dengan ibunya, perawat dan dokter. Pada pola reproduksi dan seksual menurut ibu bayi, anaknya masih bayi. Pada koping stress By. A menangis ketika ada rasa ketidaknyamanan, dan tertidur ketika nyaman. Pada pola keyakinan dan nilai menurut ibu pasien, anaknya beragama islam dan belum melaksanakan sholat.
Pada pengkajian pertumbuhan, berat badan 1055 gram, tinggi badan/ panjang badan 42 cm, lingkar lengan atas 8 cm, lingkar kepala 27 cm, lingkar dada 24 cm.
            Pada pemeriksaan fisik didapatkan data bentuk kepala mesochepal, warna merah muda, warna rambut hitam, tampak sedikit kotor. Telinga pasien simetris, tidak ada bekas luka. Hidung simetris, tidak ada luka. Pada pemeriksaan mulut, By. A belum tumbuh gigi, lidah tampak kotor, bibir dan mukosa sedikit kering. Pemeriksaan Thorax pada jantung ictus cordis tidak tampak, teraba pergerakan jantung, perkusi redup, auskultasi sinus takikardi. Pada paru terlihat pengembangan dada simetris, perkusi sonor, auskultasi tidak ada wheezing, tidak ada ronkhi.pada pemeriksaan abdomen inspeksi perut simetris, tampak bulat, auskultasi bising usus 8 x/menit, palpasi supel, perkusi timpani, lingkat perut 23 cm, Pada genetalia tampak bersih, pada ekstremitastidak terpasang infuse dan tidak terdapat edema.
            Pada pemeriksaan penunjang didapatkan data yaitu pada pemeriksaan laboratorium hasilnya: hemoglobin: 17.5  /uL (N: 12.0-16.0), hematologi: 46.4 % (N: 36.0-48.0), eritrosit: 4.49 10^6/uL (N:4.06-5.80), leukosit: 6.15 10^3/uL (N: 3.70-10.10), trombosit: 255 10^3/uL (N: 150-450), MCV: 103.2 fL (N: 81.0-96.0), MCH: 39.0 pg (N: 27.0-31.2), MCHC: 37.8 % (N: 31.8-35.4), RDW: 13.0 % (N: 11.5-14.5), neutrofil: 68.81 % (N: 39.30-73.70), limfosit: 21.17 % (N: 18.0-48.30), monosit: 7.614 % (N: 4.400-12.700), eosinofil: 0.188 % (N: 0.600-7.300), basofil: 2.218 % (N: 0.0-1.7), golongan darah: O, CRP kualitatif:12.2 ug/dL, total bilirubin: 14.8 mg/dL, bilirubin direk: 0.4 mg/dL, bilirubin indirek: 14.4 mg/dL (N: 0-0.75). pada pemeriksaan radiologi hasilnya yaitu pneumonia, cor normal, tidak tampak distensi usus.
Therapy yang diberkan pada By. A yaitu cafein 6,5 mg/24 jam, sonde 30 cc/ 2 jam.

B.     ANALISA DATA
No
Data
Etiologi
Problem
1
DS:
-         Ibu pasien mengatakan badan anaknya panas
DO:
-         S: 38,3° C
-         RR: 50 x/menit
-         N: 148 x/menit
-         Kulit tampak kemerahan
-         CRP: 12.5 ug/mL
Sepsis
Hipertermi
2
DS:
-         Ibu pasien mengatakan anaknya terlihat sesak
DO:
-         RR: 50 x/menit
-         N: 148 x/menit
-         Pasien terpasang oksigen 0.5 liter
-         Penggunaan otot bantu nafas
Hiperventilasi
Pola nafas tidak efektif
3
DS:
-         Ibu pasien mengatakan berat badan anaknya rendah
DO:
-         BB: 1055 gram
-         Bayi tampak lemah
-         Terpasang NGT
-         Bising usus 8 x/ menit
Kurang asupan makanan
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

C.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Hipertermi berhubungan dengan sepsis
2.      Pola nafas tdak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
3.      Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

D.     INTERVENSI, IMPLEMENTASI, EVALUASI
1.       Hipertermi berhubungan dengan sepsis
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan suhu tubuh kembali normal dengan criteria hasil:
No.
Indikator
IR
ER
1.
Tingkat pernafasan
3
5
2.
Berkeringat saat panas
3
5
3.
Suhu normal
3
5
Keterangan:
1.      Sangat terganggu
2.      Banyak terganggu
3.      Cukup terganggu
4.      Sedikit terganggu
5.      Tidak terganggu
Intervensi
Perawatan demam
a.       Pantau suhu dan tanda-tanda vital
b.      Monitor warna kulit
c.       Dorong konsumsi cairan
d.      Anjurkan pasien untuk istirahat
e.       Berikan oksigen yang sesuai
f.       Lembabkan bibir dan mukosa yang kering
g.      Kolaborasi pemberian obat penurun panas
Implementasi
a.       Melakukan pengkajian
b.      Mengukur tanda-tanda vital
c.       Monitor warna kulit
d.      Mengganti pumpers
Evaluasi
S:   ibu pasien mengatakan suhu anaknya sudah turun
O: S: 37.6°C
      R: 46x/menit
      N: 140x/menit
A: masalah hipertermi belum teratasi
No.
Indikator
IR
ER
A
1.
Tingkat pernafasan
3
5
4
2.
Berkeringat saat panas
3
5
4
3.
Suhu normal
3
5
4
Keterangan:
1.      Sangat terganggu
2.      Banyak terganggu
3.      Cukup terganggu
4.      Sedikit terganggu
5.      Tidak terganggu
P:  lanjutkan intervensi
     Kolaborasi pemberian obat

2.      Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pola nafas kembali efektif dengan criteria hasil:
No.
Indikator
IR
ER
1.
Frekuensi pernafasan
3
5
2.
Irama nafas
3
5
3.
Kedalaman inspirasi
3
5
Keterangan:
1.      Deprivasi berat dari kisaran normal
2.      Deprivasi cukup dari kisaran normal
3.      Deprivasi sedang dari kisaran normal
4.      Deprivasi ringan dari kisaran normal
5.      Tidak ada deprivasi dari kisaran normal
Intervensi:
Manajemen jalan nafas
a.       Buka jalan nafas dengan chin lift atau jaw trust
b.      Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
c.       Monitor status pernafasan dan oksigenasi
d.      Auskultasi suara nafas
e.       Kelola pemberian bronkodilator
f.       Lakukan suction bila perlu
Implementasi:
a.       Mengkaji pasien
b.      Memonitor pernafasan
c.       Mengukur TTV
d.      Mengganti pumpers
Evaluasi:
S:   ibu pasien mengatakan nafasnya lebih lambat daripada kemarin
O: RR: 46 x/menit
      N: 140 x/menit
      Pasien terpasang oksigen 0.5 liter
A:  masalah belum teratasi
No.
Indikator
IR
ER
A
1.
Frekuensi pernafasan
3
5
4
2.
Irama nafas
3
5
4
3.
Kedalaman inspirasi
3
5
4
Keterangan:
1.      Deprivasi berat dari kisaran normal
2.      Deprivasi cukup dari kisaran normal
3.      Deprivasi sedang dari kisaran normal
4.      Deprivasi ringan dari kisaran normal
5.      Tidak ada deprivasi dari kisaran normal
P:   lanjutkan intervensi
      Lakukan suction bila perlu

3.      Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nutrisi dapat tercukupi dengan criteria hasil:
No.
Indikator
IR
ER
1.
Intake nutrisi tercukupi
3
5
2.
Asupan makanan dan cairan tercukupi
3
5
Keterangan:
1.      Sangat terganggu
2.      Banyak terganggu
3.      Cukup terganggu
4.      Sedikit terganggu
5.      Tidak terganggu
Intervensi:
Managemen nutrisi
1.      Kaji status nutrisi pasien
2.      Jaga kebersihan mulut
3.      Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan
4.      Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
5.      Kolaborasi dalam pemberian nutrisi
6.      Kolaborasi dengan ahli gizi
Implementasi:
1.      Mengkaji pasien
2.      Memonitor TTV
3.      Memberikan susu melalui selang NGT
4.      Mengganti pumpers
Evaluasi:
S:   ibu pasien mengatakan BB anaknya turun
O: BB 1085 gram
      Sonde 30 cc/ 2jam
A: masalah belum teratasi
No.
Indikator
IR
ER
A
1.
Intake nutrisi tercukupi
3
5
3
2.
Asupan makanan dan cairan tercukupi
3
5
3
Keterangan:
1.      Sangat terganggu
2.      Banyak terganggu
3.      Cukup terganggu
4.      Sedikit terganggu
5.      Tidak terganggu
P: lanjutkan intervensi
Beri sonde 30 cc/ 2 jam





BAB IV
PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis akan membahas kesenjangan antara teori dengan studi kasus asuhan keperawatan pada By. A dengan Sepsis pada tanggal 26-28 Februari 2018, pembahasan yang penulis lakukan akan meliputi pengkajian, diagnose keprawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
A.    PENGKAJIAN
Pengkajian adalah salah satu dari komponen proses keperawatan yang merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan pasien, meliputi usaha pengumpulan data dan membuktikan data tentang status kesehatan seorang pasien. Keahlian dalam melakukan observasi, komunikasi, wawancara, dan pemeriksaan fisik sangat penting untuk mewujudkan fase proses keperawatan (Muttaqin,2009).
Penulis dalam mendapatkan data dari pasien menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan studi pustaka. Pada saat pengkahian penulis sedikit menemukan kesulitan karena pasien adalah bayi berumur 16 hari, namun pada akhirnya penulis mampu menggali data tentang pasien.
Pada saat pengkajian, penulis memperoleh data fokus bahwa pasien mempunyai BB rendah dan mengalami hipertermi, pasien juga mengalami sesak nafas. Berdasarkan hasil observasi, penulis memperoleh data yaitu pasien tampak menggunakan otot bantu nafas.
Beri tanda (cek) pada istilah yang tepat dari data-data di bawah ini. Gambarkan semua temuan abnormal secara objektif, gunakan kolom komentar bila perlu.
a.    Reflek
  (√) Moro            (√) Menggenggam                  (-) Menghisap
b.    Tonus / aktivitas
1)      (-) Aktif      (√) Tenang       (-) letargi    (-) Kejang
2)       (√) Menangis keras  (-) Lemah  (-) Melengking  (-) Sulit menangis
c.     Kepala / Leher
1)      Fontanel anterior
 (√) Lunak  (-) Tegas  (-) Datar  (-) Menonjol  (-) Cekung
2)      Sutura Sagitalis
(√) Tepat     (-) Terpisah   (-) Menjauh
3)       Gambaran wajah
 (√) Simetris   (-) Asimetris
4)      Molding
(-) Caput succudaneum   (-) Chepalohematome
5)      Mata
 (√) Bersih   (-) Sekresi,……
6)      THT
a)      Telinga
(√) Normal   (-) abnormal
b)      Hidung
 (√) Bilateral   (-) Obstruksi   (√) Cuping hidung
c)       Palatum
 (√) Normal   (-) abnormal
d.    Abdomen
1)      (√) Lunak   (-) Tega               (-) Datar   (-) kembung
2)      Lingkar perut            : 25 cm
3)      Liver: (√) kurang dari 2 cm   (-) Lebih dari 2 cm
e.    Toraks
1)      (√) Simetris   (-) Asimetris
2)      Retraksi  (√) Derajad 1  (-) Derajad 2             (-) Derajad 3
3)      Klavikula   (√) Normal   (-) Abnormal
f. Paru-paru
1)      suara napas    : (√) Sama Kanan kiri    (-) Tidak sama kanan kiri
(-) bersih (-) Ronkhii  (-) Rales  (-) Sekret   (√)  Bronkovesikuler
2)      Bunyi napas
(√) terdengar di semua lapang paru  (-) Tidak terdengar  (-) Menurun
1)       Respirasi
(-) Spontan    jumlah :  x/mnt
(-) Sungkup/boxhead, jumlah: - x/mnt
(√) ventilasi assisted CPAP

g.    Jantung
 (√) Bunyi Normal Sinus Rytm (NSR)    : 128 x/mnt
  (-) Murmur  (-) lain-lain, sebutkan
h.    Ekstremitas
(√) semua ekstremitas gerak   (-) ROM terbatas     (-) tidak dapat dikaji
Ekstremitas atas dan bawah: (√) simetris    (-) Asimetris
i.  Umbilikus: normal
j. Genital: Paten
k.    Anus: paten
l.  Spina: normal
m.  Kulit
 Warna: biru, keriput, sedikit lapisan lemak
n.     Suhu
 Lingkungan: suhu ruang dan boks tertutup
 Suhu kulit: 34˚C
1.       Pemeriksaan Tingkat Perkembangan/Reflek Primitif
a.        Kemandirian dan bergaul
Bayi menangis bila haus, BAB/ngompol
b.      Motorik halus
Bayi mampu mengeluarkan tangan dari bedongan
c.       Kognitif dan bahasa
Bisa mengikuti arah datangnya rangsang
d.      Motorik kasar
Saat tidur telentang bisa menggerakkan kaki dan tangan


B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan didefinisikan sebagai penilaian klinis tentang pengalaman/ respon individu, keluarga, kelompok, atau komunitas tehadap masalah kesehatan/ proses kehidupan aktual atau potensial, dan memberi dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang dapat dipertanggungjawabkan (NANDA, 2012).
Diagnose keperawatan berdasarkan pathway di konsep muncul 3  diagnosa keperawatan, yaitu pola nafas tidak efektif, hipertermi, dan kekurangan volume cairan. Diagnose yang muncul pada kasus By. A dan yang sesuai dengan teori ada 2 yaitu hipertermi dan pola nafas tidak efektif. Sedangkan diagnose yang ada pada kasus By. A dan tidak ada pada teori yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

C.     INTERVENSI
Intervensi adalah fase ketiga dari proses keperawatan, dengan menyusun serta merancang baaimana sesuatu dapat dicapai atau diselesaikan dengan cara tertentu, menggunakan alat tertentu dan waktu tertentu (basford&slevin,2006)
Intervensi yang dilakukan oleh penulis sesuai dengan teori dan tidak ada perbedaan yang berarti dengan yang ada pada kasus By.A.

D.    IMPLEMENTASI
Implementasi adalah melakukan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan (Dalami,dkk, 2011)
Implementasi kepada By. A dilakukan penulis selama 3 hari. Implementasi yang dilakukan yaitu: mengkaji pasien, memonitor pernafasan, mengukur tanda-tanda vital,memberikan susu melalui selang NGT, mengganti pumpers, memonitor warna kulit.

E.     EVALUASI
Evaluasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar serta perencanaan (dalami,dkk,2011).
Evaluasi yang dilakukan penulis dalam melakukan proses asuhan keperawatan selama 3 hari. Hasil evaluasi yang didapatkan yaitu, suhu tubuh pasien berangsur turun, pola nafas pasien berangsur normal, nutrisi belum tercukupi



BAB V
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. A selama 3 jam, yaitu tanggal 26-28 Februari 2018 di Ruang Perinatologi RSUD Banyumas, penulis mendapatkan kesimpulan, yaitu:
Didapatkan pasien bernama By. A, berumur 16 hari, berjenis kelamin laki-laki, bertempat tinggal di teluk, Purwokerto. Alasan pasien dibawa ke rumah sakit yaitu By. A lahir dengan berat badan rendah, dan mengalami demam. By. A lahir di Rumah sakit Wiradadi dan karena kondisi bayi yang buruk, lalu dirujuk ke RSUD Banyumas
Diagnose keperawatan yang sesuai dengan teori yaitu, hipertermi, pola nafas tidak efektif. Dan diagnose yang muncul pada kasus By. A dan tidak ada di teori yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Penulis memilih intervensi sesuai dengan yang ada pada teori, dan juga menyesuaikan dengan kondisi pasien sehingga rencana tindakan dapat terselesaikan.
Pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan selama 3 hari, namun tidak semua tindakan yang ada pada perencanaan dilakukan, hal ini dikarenakan kondisi pasien yang mengalami demam, sesak dan berat badan rendah.
Evaluasi dilakukan setelah menerapkan implementasi keperawatan, evaluasi dilakukan dengan mengacu pada tujuan yang telah disusun.
Setelah melakukan tindakan keperawatan penulis mendokumentasikan tindakan tersebut dalam catatan keperawatan dalam bentuk asuhan keperawatan.

B.     SARAN
Penulis akan mengungkapkan beberapa masukan yang diharapkan membantu meningkatkan mutu kependidikan dan asuhan keperawatan yang diantaranya:
1.      Bagi Penulis
Lebih termotivasi untuk mencari informasi atau menambah pengetahuan dan wawasan sehingga dapat mencegah atau menangani kasus aktivitas dan latihan.
Selalu berhati-hati dalam melaksanakan tugas karena masih banyak yang belum kita ketahui dan kita masih dalam proses belajar .Ketika menemui kesulitan ketika melakukan tindakan hendaknya kita menghubungi perawat ruangan dan meminta bantuan dan bimbingan serta arahan. Dan yang paling utama janagan pernah malu dan sungkan untuk bertanya jika menemui hal yang baru dan belum kita ketahui.
2.      Bagi Institusi Akper Serulingmas Cilacap
Lebih ditingkatkan pembelajaran pada mahasiswa Akper Serulingmas Cilacap tentang pembelajaran praktek sesuai dengan teori.
Memperbanyak literatur panduan untuk praktek , karena masih ada beberapa tindakan yang belum diajarkan di kampus namun ditemukan ketika praktek.
3.      Bagi RSUD Banyumas
Selalu berikan bimbingan kepada kami mahasiswa kesehatan yang praktik di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan jika kami melakukan kesalahan mohon agar kami ditegur dan diberi arahan bagaimana yang seharusnya.


 DAFTAR PUSTAKA


Arief, M. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: EGC

Bobak. 2004. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta EGC

Wong, L. Donna. 2003. Buku Ajar Keperawatan Pediatric Volume 1. Jakarta: EGC

Gloria, M. Bulecheck. Dkk. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC), Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Mocomedia

Sue Moorhead. Dkk. 2013. Nursing Outcome Classification (NOC), Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Mocomedia

Herdiman, T. Heather. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klassifikasi 2015-2017, Edisi 10. Jakarta: EGC

No comments:

Post a Comment