MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI
KARDIOVASKULER
Disusun
oleh:
Annang
Dwi Saefurrohman Zen
15.025
AKADEMI KEPERAWATAN SERULINGMAS
CILACAP
2015
KATA
PENGANTAR
Puji dan
syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
judul “Anatomi Fisiologi Kardiovaskuler”.
Dalam
penyusunan makalah ini, penyusun menyadari sepenuhnya kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penyusun, oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun senantiasa
diharapkan demi menyempurnakan penyusunan ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Cilacap,25 September 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………… ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG……………………………………..... 1
B. RUMUSAN
MASALAH………………………………........ 1
C. TUJUAN
PENULISAN…………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. ANATOMI
SISTEM KARDIOVASKULER
1. HUBUNGAN
ANATOMIS………………………... 2
2. KATUP
JANTUNG……………………………….... 3
3. SISTEM
KONDUKSI……………………………… 4
4. SIRKULASI
SISTEMIK…………………………… 4
5. SIRKULASI
KORONER…………………………... 5
6. SIRKULASI
LIMFATIK…………………………… 7
7. SIRKULASI
PARU………………………………… 7
B. FISIOLOGI
SISTEM KARDIOVASKULER
1. SIRKULASI
JANTUNG………………………….... 7
2. CURAH
JANTUNG………………………………… 9
3. ALIRAN
DARAH KE PERIFER…………………... 10
TINJAUAN MASALAH………………………………………….... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku
kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang
berarti pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler bertugas mengedarkan darah ke
seluruh tubuh dimana darah mengandung oksigen dan nutrisi yang diperlukan
sel/jaringan untuk metabolisme. Sistem kardiovaskuler juga membawa sisa
metabolisme untuk dibuang melalui organ-organ eksresi.
Sistem kardiovaskular merupakan
suatu sistem transport tertutup yang terdiri atas :
1. Jantung, yang berfungsi sebagai
pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar dapat mengalir ke jaringan.
2. Pembuluh darah, berfungsi sebagai
saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan ke seluruh tubuh.
3. Darah,
berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan
ke seluruh tubuh.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
anatomi dalam sistem kardiovaskuler itu?
2.
Bagaimana
fisiologi dalam sistem kardiovaskuler itu?
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan
makalah ini adalah:
1.
untuk
memberikan informasi tentang anatomi kardiovaskuler
2.
untuk
memberikan informasi tentang fisiologi kardiovaskuler
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
ANATOMI
SISTEM KARDIOVASKULER
1.
HUBUNGAN
ANATOMIS
Jantung terletak
dalam ruang mediastinum rongga dada,
yaitu diantara paru. Pericardium yang meliputi jantung terdiri dari dua lapisan
, yaitu lapisan luar (pericardium viseralis) dan lapisan dalam (pericardium
parietalis). Kedua lapisan ini dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas, yang
mengurangi gesekan akibat gerakan pemompa jantung.perikardium parietalis
melekat ke depan pada sternum, kebelakang pada kolumna vertebralis, kebawah
pada diafragma. Pericardium viseralis melekat secara langsung pada permukaan
jantung. Pericardium juga melindungi terhadap penyebaran infeksi atau neoplasma
dari organ-organ sekitarnya ke jantung. Jantung terdiri dari tiga lapisan.
Lapisan terluar (epikardium), lapisan tengah (miokardium), lapisan terdalam
(endokardium).
Jantung terdiri
dari empat ruangan, yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan
ventrikel kiri.
a.
Atrium
kanan berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah, dan sebagai penyalur darah
dari vena-vena sirkulasi sistemik yang mengalir ke ventrikel kanan. Darah yang
berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam atrium kanan melalui vena kava
superior, dalam muara vena kava tidak terddapat kutup-kutup sejati. Yang
memisahkan vena kava dari atrium jantung inihanyalah lipatan katup atau pita
otot yang rudimenter. Oleh karena itu peningkatan tekanan atrium kanan akibat
bendungan darah disisi kanan jantung akan dibalikan kembali kedalam vena
sirkulasi sistemik.
b.
Atrium
kiri menerima darah teroksigenasi dari paru-paru melalui keempat vena
pulmonalis. Antara vena pulmonalis dan atrium kiri tidak terdapt katup sejati.
Oleh karena itu,perubahan tekanan atrium kiri mudah membalik secara retrogad ke
dalam pembuluh paru-paru. Penungkatan akut tekanan atrium kiri akan menyebabkan
bendungan paru. Atrium kiri memiliki dinding yang tipis dan bertekanan rendah.
Darah mengalir dari atrium kiri melalui katup mitralis.
c.
Ventrikel
kanan berbentuk bulan sabit yang unik, guna menghasilkan kontraksi bertekanan
rendah yang cukup untuk mengalirkan darah kedalam arteria pulmonalis. Sirkulasi
paru merupakan sistem aliran darah bertekanan rendah, dengan resistensi yang
jauh lebih kecil terhadap aliran darah dari venrtikel kanan,dibandingkan
tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhaddap aliran darah dari ventrikel kiri.
Oleh karena itu, beban kerja ventrikel kanan jauh lebih ringan daripada
ventrikel kiri. Akibatnya tebal dinding ventrikel kanan hanya sepertiga dari
tebal dinding ventrikel kiri.
d.
Ventrikel
kiri mempunyai otot-otot tebal dengan bentuk yang menyerupai lingkaran sehingga
mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi. Bahkan
sekat pembatas kedua ventrikel juga membantu memperkuat tekanan yang di
timbulkan oleh seluruh ruang ventrikel selama kontraksi.
Pada saat kotraksi, tekanan ventrikel
kiri meningkat sekitar lima kali lebih tinggi daripada tekanan ventrikel kanan.
Bila ada hubungan abnormal antara kedua ventrikel, maka darah akan mengalir
dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut. Akibatnya terjadi penurunan jumlah
aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta kedalam aorta.
2.
KATUP
JANTUNG
Ada dua jenis
katup: katup atrioventrikularis (AV), yang memisahkan atrium dan ventrikel, dan
katup semilunaris,yang memisahkan arteria pulmonalis dan aorta dari ventrikel
yang bersangkutan.
§ Katup
Atrioventrikularis
Katup
trikuspidalis
yang terletak antara atrium dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun katup.
Katup mitralis yang memsahkan atrium
dan ventrikel kiri, merupakan katup bikuspidalis dengan dua buah daun katup.
Daun katup dari kedua katup itu tertambat melalui berkas-berkas tipis jaringan
fibrosa yang disebut korda tendinae. Korda
tendinae akan meluas menjadi otot papilaris, yaitu tonjolan otot pada dinding
ventrikel. Korda tendinae menyokong katup pada waktu kontraksiventrikel untuk
mencegah membaliknya daun katup ke dalam atrium. Apabila korda tendinae atau
otot papilaris mengalami gangguan (rupture, iskemia), darah akan mengalir
kembali ke dalam atrium jantung sewaktu venrikel berkontraksi.
§ Katup
Semilunaris
Katup ini terdiri dari tiga daun katup
simetris yang menyerupai corong yang tertambat kuat pada annulus fibrosus. Katup aorta terletak antara ventrikel
kiri dan aorta, sedangan katup plmonalis
terletak antara ventrikel kanan dan arteria pulmonalis. Katup semilunaris
mencegah aliran kembali darah dari aorta atau ateria piulmonalis ke dalam
ventrikel, sewaktu ventrikel dalam keadaan istirahat.
Tepat diatas daun katup aorta, terdapat
kantung menonjol dari dindingaorta dan arteria pulmonalis, yang disebut sinus valsalva. Muara arteria koronaria
terletak di dalam kantung-kantung tersebut. Sinus-sinus ini melindungi muara
koronaria tersebut dari penyumbatan oleh daun katup, pada waktu katup aorta
terbuka.
3.
SISTEM
KONDUKSI
Jaringan konduksi ini memiliki sifat
sebagai berikut:
a.
Otomatisasi:
kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.
b.
Ritmisasi:
pembangkitan impuls secara teratur.
c.
Konduktivitas:
kemampuan menghantarkan impuls.
d.
Daya
Rangsang:kemampuan berespon terhadap stimulasi.
Jantung
memilki sifat-sifat ini sehingga mampu menghasilkan impuls secara spontan dan
ritmisyang disalurkan melalui sistem konduksi untuk merangsang miokardium dan
menstimulasi kontraksi otot.
Impuls
jantung kemudian menyebar dari nodus SA menuju jalur konduksi khusus atrium dan
ke otot atrium.
Impuls
listrik kemudian mencapai nodus AV, yang terletak di sebelah kanan interatrial
dalamatrium kanan dekat muara sinus koronaria.
Penghantaram
impuls terjadi relativ lambat, melewati nodus AV karena tipisnya serat di
daerah ini dan konsentrasi taut selisih yang sangat rendah.
Berkas
His menyebar dari nodus AV, yang memasukiselubung fibrosa yang memisahkan
atrium dari ventrikel.
Hantaran
impuls melalui serabut purkinje berjalan cepat sekali. Serabut ini berdiameter
relative besar dan memberikan sedikit resistensi terhadap penyebaran hantaran.
Penyebaran
hantaran melalui serabut purkinje dimulai dari permukaan endokardium jantung
sebelum berjalan ke sepertiga menuju menuju miokardium.
Dengan
demikian urutan normal rangsangan melalui sistem konduksi adalah nodus SA,
jalur-jalur atrium, nodus AV, berkas His,cabang-cabang berkas,dan serabut
purkinje.
4.
SIRKULASI
SISTEMIK
Sirkulasi sistemik dapat dibagi menjadi
lima kategori berdasarkan anatomi dan fungsinya:
a.
Arteria
Jaringan arteriall ini terisi sekitar
15% volume total darah. Oleh karena itu, sistem arteria ini dianggap merupakan
sirkuit bervolume rendah tetapi bertekanan tinggi.
b.
Arteriola
Dinding otot arteriola sangat peka dan
dapat berkontraksi. Bila berkontraksi, arteriola merupakan tempat resistensi
utama aliran darah dalam cabang arterial.
c.
Kapiler
Pembuluh kapiler memiliki dinding tipis
yang terdiri dari satu lapis sel endotel.
d.
Venula
Berfungsi sebagai saluran pengumpul dan
terdiri dari sel-sel endotel dan jaringan fibrosa.
e.
Vena
Berfungsi menyalurkan darah dari
jaringan kapiler melalui sistem vena, masuk ke atrium kanan.
5.
SIRKULASI
KORONER
Untuk dapat mengetahui akibat penyakit
jantung koroner, maka kita harus mengenal terlebih dahulu distribui arteria
koronaria danstruktur dinding arteria koronaria yang dibahas dalam bab berikut.
a.
Distribusi
Arteria Koronaria
Arteria
koronaria adalah percabangan pertama sirkulasi sistemik. Muara arteria
koronaria ini terdapat di balik daun katup orta kanan dan kiri di dalam sinus
valsalva. Sirkulasi koroner terdiri dari: arteria koronaria kanan dan kiri,
yang mempunyai dua cabang besar yaitu arteria desendens anterior kiri dan
arteria sirkumfleksa kiri.
Arteria
desendens anterior kiri mendarahi dinding anterior ventrikel kiri, sedangkan
arteria sirkumfleksa kiri mendarahi dinding leteral ventrikel kiri.
Setiap
pembuluh darah koroner besar memiliki cabang epikardium dan intramiokardium
yang khas. Arteria desendens anterior kiri mempercbangkan cabang-cabang septal yang mendarahi dua per tiga
anterior septum dan cabang diagonal yang
berjalan diatas permukaan anterolateral ventrikel kiri.
Daerah
sistem hantaran juga di suplai oleh arteria koronaria yang berbeda. Pada
sekitar 60% populasi, nodus SA disuplai oleh arteria koronaria kanan. Padda
sekitar 40% populasi, arteria sirkumfleksa kiri mendarahi nodus SA. Nodus AV
disuplai oleh arteria koronaria kanan pada 90% populasi dan oleh arteria
sirkumfleksa kiri pada sekitar 10% populasi.
Pengetahuan
mengenai suplai darah ke daerah-daerah tertentu pada miokardium dan sistem
hantaran bermanfaat secara klinis sebagai antisipasi dan identifikasi dini akan
adanya komplikasi klinis.
b.
Sirkulasi
Kolateral
Terdapat
anastomosis antara cabang arteria yang sangat kecil dalam sirkulasi koronaria.
Walaupun saluran antar-koroner tidak berfungsi dalam sirkulasi normal, tetapi
menjadi sangat penting sebagai rute alternative atau sirkulasi kolateral untuk mendukung miokardium melalui aliran
darah. Setelah terjadi oklusi mendadak, “kolateral” ini akan berfungsi dalam
beberapa hari atau lebih dari itu. Pada penyempitan pembuluh darah secara
bertahap, akan terbentuk pembuluh darah fungsional besar secara terus-menerus
diantara pembuluh darah yang mengalami penyumbatan dan yang tidak. Pembuluh
darah kolateral ini sering berperan penting dalam mempertahankan fungsi
miokardium saat terdapat oklusi pembuluh darah.
c.
Komponen
Dinding Arteri Koroner
Dinding arteri terdiri dari tiga
lapisan: intima, media, dan adventitia.
a.
Intima
Intima adalah bagian terdalam dinding
arteri yang mengalami kontak langsung dengan suplai darah. Intima terdiri atas
selapis sel endotel.
Salah satu fungsi sel endotel adalah
sebagai sawar antara aliran darah dan
dinding pembuluh darah bagian dalam.
b.
Media
Lapisan media terdiri atas lapisan sel otot polos. Sel-sel otot polos
memberikan integritasstruktur pembuluh darah, sel ini juga bertanggungjawab
untuk mempertahankan tonus dinding arteri melalui kontraksi yang lambat dan
kontinu.
c.
Adventitia
Lapisan adventitia terletak dibagian
terluar dinding arteria, yang memberikan kekuatan utama pada pembuluh darah dan
terdiri atas berkas fibril kalogen, serabut elatis, fibroblast, dan beberapa
sel otot polos. Lapisan adventitia juga mengandung serabut saraf dan
pembuluh-pembuluh darah.
6.
SIKLUS
LIMFATIK
Jaringan kapiler
getah bening dalam ruang interstisial mengumpulkan cairan berlebihan dan
protein yang disaring (filtrasi) melalui kapiler sistemik. Filtrate kapiler ini
kemudian di kembalikan ke sirkulasi sistemik melalui pembuluh-pembuluh
pengumpul yang terletak dekat dengan vena yang bersangkutan. Getah bening
dialirkan ke atas melalui katup satu arah dari gabungan dua pengaruh dinamis:
(1) daya tekan eksternal oleh otot-otot dan denyut arteria, serta (2)
peristaltik intrinsik. Cairan getah bening terkumpul dalam duktus torak sikus
dan duktis limfatikus kanan dan kemudian mengosongkan sistem aliran vena
melalui vena subklavia dan juguaris interna.
7.
SIRKULASI
PARU
Pembuluh drah
paru mempunyai dindingyang lebih tipis dengan sedikit otot polos dibandingkan
dengan pembuuluh darah sistemik. Oleh karena itu, sirkulasi paru lebih mudah
teregang dan resistensinya tehadap aliran darah lebih kecil. Besarnya tekanan
dalam sirkulasi paru, kira kira seperlima tekanan dalam sirkulasi sistemik.
Dinding pembuluh darah paru jauh lebih kecil reaksinya terhadap pengaruh otonom
dan humoral,namun perubahan kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah dan
alveoli mampumengubah aliran darah yang melalui pembuluh paru.
Perbedaan-perbedaan ini enyebabkan sirkulasi paru benar-benar tepat memenuhi
fungsi fisiologisnya yaitu untk mengambil oksigen dan melepaskan karbondioksida.
B.
FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULAR
1.
SIKLUS
JANTUNG
Setiap siklus
jantung terdiri dari urutan peristiwa listrik yang saling terkait. Gelombang
rangsangan listrik terbesar dari nodus SA melalui sistem konduksi menuju
miokardium untuk merangsangkontraksi otot. Rangsangan listrik ini disebut depolarisasi, dan diikuti pemulihan
listrik kembali yang disebut repolarisasi.
Respons mekaniknya adalah sistolik atau
kontraksi otot) dan diastolik (atau relaksasi otot).
Aktivitas
listrik sel yang dicatat secara grafik melalui elektroda intrasel
memperlihatkan bentuk khas yang disebut potensial
aksi. Aktivitas listrik dari semua sel miokardium secara keseluruhan dapat
dilihat dalam suatu elektrokardiogram.
Gelombang pada elektrodiogram
penyebaran ragsang listrik dan pemulihannya melalui miokardium ventrikel dan
atrium.
A.
Elektrofisiologi
Aktivitas
listrik jantung terjadi akibat aliran ion-ion natrium, kalium, kalsium melewati
membrane sel jantung. Seperti semua sel daam tubuh, natrium dan kalsium
terutama merupakan ion ekstrasel dan kalium terutaa ion intrasel. Perpindahan
ion-ion ini melewati membran sel jantung yang dikendalikanoleh berbagai hal,
terasuk difusi pasif, sawar yang bergantung pada waktu dan voltase, serta pompa
natrium, kalium-ATPase.
·
Potensial
Aksi
Hasil
perpindahan ion antar membrane merupakan perbedaan listrik melewati membran
sel. Potensial aksi yang menggambarkan muatan listrik bagian dalam sel dalam
hubungannya dengan muatan listrik bagian luar sel, disebut potensial transmembran. Dua tipe utama potensial aksi merupakan
potensial aksi respons cepat dan respons lambat.
Potensial
aksi respons cepat terdapat dalam sel-sel otot ventrikel dan atrium, demikian
juga dengan serabut purkinje. Terdapat beberapa faktor yang mempertahankan
potensial transmembransaat istirahat yang negatif. Faktor pertama adalah
permeabilitas selektif membrane sel terhadap kalium dibandingkan ion natrium.
Faktor kedua adalah pompa natrium ,kalium-ATPase. Pompa metabolic ini terletak
dalam membrane sel dan secara kontinu natrium dan kalium apabila terdapat
perbedaan konsentrasi.
Potensial
aksi respon lambat: nodus SA maupun AV memperlihatkan potensial aksi respons
lambat. Sel-sel nodus ini memiliki lebih sedikit saluran kalium dan lebih bocor
terhadap natrium. Oleh karena itu, potensial transmembran saat istirahat tidak
begitu negatif. Pada potensial transmembran ini, saluran natrium cepat yang
bergantung-voltasetetap tidak teraktivasi.
B.
Ultrastruktur Otot
Sarkomer
merupakan unit kontraktil dasar miokardiumtersusun oleh duamiofilamen yang
saling tumpang tindih.. filament tebal (miosin) dan filament tipis (aktin).
Filament myosin memiliki jembatan penghubung.filamen aktin tersusun atas tiga
komponen protein: aktin, tropomiosin, dan troponin.
Kalsium berperan
penting dalam ikatan aktin myosin. Bila tidak terdapat kalsium, dapat
menghasilkan relaksasi otot jantung.bila terdapat kalsium, tempat aktif pada
filament aktin dapat berikatan dengan jembatan penghubung myosin.
Kalsium
yang penting dalam ikatan aktin-miosin
tersedia selama stimulasi listrik sel jantung, yaitu saat timbul
potensial aksi.kalsium berpindah melewati sarkolema
(membran sel) dan tubulus transversa (perluasan membrane
sel). Perpindahan kaslium ke bagian dalam sel menyebabkan lepasnya sejumlah
besar kalsium yang tersimpan dari reticulum
sarkoplasma. Kalsium kemudian menghambat efek inhibisi tropomiosintropin
menyebabkan terjadinya aktin-myosin, pemendekan sarkomer, dan menyebabkan
kontraksi miokardium.
Pentingnya
kalsium bagi eksitasi dan kontraksi listrik sel jantung yang menyertai disebut
sebagai gabungan eksitasi-kontraksi. Secara
klinis, mekanisme ini penting untuk memahami konsekuensi berbagai terapi medis
yang mengubah konsentrasi kalsium intrasel.
C.
Fase
Siklus Jantung
Siklus jantung
menjelaskan urutan kontraksi dan pengosongan ventrikel (sistolik), serta
pengisian dan relaksasi ventrikel (diastolic). Dengan berlanjutnya kontraksi
ventrikel, tekanan dalam ventrikel kiri meningkat hingga melebihi tekanan dalam
aorta. Perbedaan tekanan mendorong katup aorta membuka, darah tercurah keluar
ventrikel. Venrikel kemudian mengalami relaksasi. Relaksasi ventrikel
menyebebkan tekanan dalam ventrikel menurun dibawah tekanan dalam aorta, dan
katup aorta menutup.
Dengan
menutupnya katup aorta maupun mitral, volume darah dalam ventrikel kiri tetap
konstan. Tekanan dalam ventrikel kiri menurun karena ventrikel mulai
berelaksasi. Hal ini menurunkan tekanan ventrikel kiri yang disebut sebagai
periode sebagai perode relaksasi
isovolumik. Sementara tekana ventrikel menurun, terbentuk tekanan ventrikel
akibat aliran balik vena melawan katup mitral yang tertutup .perbedaan tekanan
ini menyebabkan katup mitral dan kemudian tercurahnya darah dari atrium ke
ventrikel. Sehigga terjadi periode pengisian
ventrikel cepat, dan siklus jantung di mulai lagi.
2.
CURAH
JANTUNG
A.
Definisi
Curah
jantung adalah volume darah yang di pompa oleh tiap ventrikel permenit. Volume
sekuncup adalah volume darah yang
dipompa oleh setiap ventrikel per detik. Volume akhir sistolik adalah volume
darah yang tersisa di dalam ventrikel pada akhir sistolik.
B.
Faktor
Penentu Curah Jantung
Curah jantung
tergantung dari hubungan yang terdapat antara dua buah variable: frekuensi
jantung dan volume sekuncup.
·
Pengaturan
Denyut Jantung
Frekuensi jantung sebagian besar berada
di bawahpengaturan ekstrinsik sistem saraf otonom; serabut parasimpatis dan
simpatis mempersarafi nodus SA dan AV, mempengaruhi kecepatan dan frekuensi
hantaran impuls. Stimulasi serabut parasimpatis akan mengurangi frekuensi
denyut jantung, sedangkan stimulasi simpatis akan mempercepat denyut jantung.
Pada saat jantung normal dalam keadaan istirahat,maka pengaruh sistem parasimpatis
tampaknya dominan dalam mempertahankan kecepatan denyut jantung sekitar 60
hingga 80 dpm (denyut per menit). Apabila semua pengaruh hormonal dan saraf
pada jantung dihambat, kecepatan intrinsic menjadi 100 dpm.
·
Pengaturan
Volume Sekuncup
Tiga veriabel yang mempengaruhi volume
sekuncup: preload (beban awal), afterload (beban akhir), dan kontraktilitas
jantung.
Ø Preload (beban
awal)
Beban awal adalah derajat peregangan
serabut miokardium segera sebelum kotraksi. Peregangan serabut miokardium
bergantung pada volume darah yang meregangkan ventrikel pada akhir diastolic.
Aliran balik darah vena ke jantung menentukan volume akhir diastolik ventrikel.
Peningkatan aliran balik vena meningkatkan volume akhir diastolic ventrikel,
yang kemudian memperkuat peregangan serabut miokardium.
Ø Afterload (beban
akhir)
Beban akhir adalah penentu kedua pada
volume sekuncup. Beban akhr adalah tegangan serabut miokardium yang harus
terbentuk untuk kontraksi dan pemompaan darah.
Ø Kontraktilitas
Kontraktilitas adalah penentu ketiga
pada volume sekuncup. Kontraktilitas merupakan perubahan kekuatan kontraksi
yang terbentuk yang tterjadi tanpa tergantung perubahanpada panjang serabut
miokardium.peningkatan kontraksi merupakan hasil intensifikasi hubungan
jembatan penghubung pada sarkomer.
Peningkatan denyut jantung dapat
meningkatkan kekuatan kontraksi.
3.
ALIRAN
DARAH KE PERIFER
Dinamika
aliran darah ke perifer mingkin merupakan unsur fisiologi sirkulasi yang paling
penting karena dua alasan. Pertama, distribusi dari curah jantung di perifer
bergantung pada sifat jaringan vascular. Kedua, volume curah jantung bergantung
pada jumlah darah yang kembali menuju jantung.
a.
Prinsip
Aliran Darah
Aliran darah melalui pembuluh darah
bergantung pada dua variable yang berlawanan: perbedaan antara dua ujung
pembuluh dan resistensi terhadap aliran.
b.
Kecepatan
Aliran Darah
Kecepatan aliran darah sepanjang sistem
pembuluh darah bergantung pada luas penampang pembuluh darah.
c.
Distribusi
Aliran Darah
Aliran darah didistribusikan pada banyak
sistem organ sesuai pada kebutuhan metabolisme dan tuntutan fungsional
jaringan.kebutuhan jaringan terus-menerus mengalami perubahan sehingga aliran
darah harus terus-menerus disesuaikan. Dengan meningkatnya metabolism jaringan,
maka aliran darah harus ditingkatkan guna memasok oksigen dan nutrisi serta
untuk membuang hasil akhir metabolisme.
TINJAUAN
MASALAH
1.
Anatomi
Sistem Kardiovaskular
a.
Jantung
terdiri dari tiga lapis: lapis luar (epikardium), lapis tengah (miokardium),
dan lapisan paling dalam (endokardium).
b.
Jantung terdiri dari empat ruangan: atrium
kanan dan kiri, sreta ventrikel kanan dan kiri.
c.
Rangkaian
anatomi aliran darah adalah vena kava, atrium kanan, ventrikel kanan, arteria
pulmonalis, paru, vena pulmonalis, atrium kiri, ventrikel kiri, aorta, arteria,
arteriola, kapilar, venula, vena, dan kembali ke vena kava.
d.
Katup
atrioventrikular (AV) terdiri dari katup mitralis (bikuspidalis) dan katup
trikuspidalis.
e.
impuls
jantung berasal dari nodus SA dan bergerak melalui sistem hantaran berikut:
melalui jalur interatrium daninternodus, ke nodus AV, melalui berkas His,
melalui cabang berkas kanan dan kiri, dan melalui sistem purkinje.
2.
Fisiologi Sistem Kardiovaskular
a.
Dua
jenis potensial aksi utama: respons cepat, respons lambat.
b.
Kontraksi
jantung mengandalkan hubungan antara miofilamen aktin dan myosin. Kalsium
diperlukan untik terjadinya hubungan ini dan tersedia bagi sel selama fase
puncak potensial aksi.
c.
Siklus
jantung menerangkan urutan kontraksi ventrikel dan pengosongan (sistolik) serta
relaksasi dan pengisian ventrikel (diastolic).
d.
Aliran
darah melalui pembuluh darah bergantung pada dua variable yang berlawanan:
perbedaan tekanan antara dua ujung pembuluh, dan resistensi terhadap aliran.
DAFTAR
PUSTAKA
Debeasi, Linda Coughlin. 2006. Anatomi Sistem Kardiovaskular. Jakarta: EGC.
No comments:
Post a Comment