ABSORPSI OBAT
Disusun oleh:
ANDI
RIYADI
ANGGIT
SUKMAWAN
ANNANG
DWI S Z
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN SERULINGMAS CILACAP
Jalan Raya Maos No.
505 Cilacap, Jawa Tengah
Telp.0282695452
Fax. 0282695452
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
KATA
PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis memperoleh kesehatan dan kekuatan untuk dapat
menyelesaikan “Tugas Makalah Absorpsi Obat” ini.
Penghargaan yang tulus dan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada seluruh pihak,
khususnya kepada dosen pembibing atas kebijaksanaan dan kesediaannya dalam
membimbing sehingga “Tugas Makalah
Absorpsi Obat” ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya atas
keterbatasan ilmu maupun dari segi penyampaian yang menjadikan “Tugas Makalah
Absorpsi Obat ” ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan
dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
Maos,
23 Februari 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………... ii
DAFTAR ISI………………………………………………………............ iii
A.
BAB I PENDAHULAN
A.1
Latar Belakang Masalah…..…………………………………… 1
A.2
Rumusan Masalah…………………….……………………….. 1
A.3
Tujuan Penulisan………………….…………………………… 1
A.4
Manfaat Penulisan………………….………………………….. 2
A.5
Metode Penulisan……………….……………………………... 2
B.
BAB II PEMBAHASAN
B.1
Pengertian Absorbsi Obat……………………………………… 3
B.2
Mekanisme Absorbsi Obat…………………………………….. 3
B.3
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Absorpsi Obat. 5
B.4
Terjadinya Absorbsi Obat…………………………..…………. 7
C.
BAB III PENUTUP
C.1
Simpulan………………………………………………………. 9
C.2
Saran…………………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.1 Latar Belakang Masalah
Ilmu
farmakokinetika merupakan ilmu multidisipliner yang merangkum matematik, ilmu
faal, farmakologi, farmakologi klinik, toksikologi, kimia medicinal, kimia
analisa, dan farmasetik, namun yang menjadi tulang punggung disiplin ilmu ini
ialah matematik dan ilmu faal, sedangkan (sediaan) obat merupakan objek dari
ilmu farmakokinetika.
Absorpsi
obat mengharuskan molekul-molekul obat berada dalam bentuk larutan pada tempat
absorpsi. Disolusi dari bentuk-bentuk sediaan padat dalam cairan-cairan saluran
cerna merupakan syarat untuk menyampaikan suatu obat ke sirkulasi sistemik
setelah pemberian oral.
Umumnya
absorpsi obat pada saluran cerna terjadi secara difusi pasif sehingga untuk
dapat diabsorpsi, obat harus larut dalam cairan pencernaan. Absorpsi sistemik
suatu obat dari tempat ekstravaskular dipengaruhi oleh sifat-sifat anatomik dan
fisiologik tempat absorpsi, serta sifat-sifat fisikokimia obat tersebut.
Obat-obat yang diabsorpsi oleh difusi pasif, yang menunjukkan kelarutan dalam
air rendah, cenderung memiliki laju absorpsi oral lebih lambat daripada yang
menunjukkan kelarutan dalam air yang tinggi.
A.2 Rumusan Masalah
a. Apa
pengertian Absorbsi Obat?
b. Bagaimana
mekanisme Absorbsi Obat?
c. Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi Kecepatan absorpsi obat?
d. Bagaimana
terjadinya Absorbsi Obat?
A.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan
makalah ini, yaitu:
a. Untuk
mengetahui pengertian Absorbsi Obat.
b. Untuk
mengetahui mekanisme Absorbsi Obat.
c. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Kecepatan absorpsi obat.
d. Untuk
mengetahui proses terjadinya Absorbsi Obat.
A.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan
makalah ini, yaitu:
a. Memberikan
informasi tentang pengertian Absorbsi Obat .
b. Memberikan
informasi tentang mekanisme Absorbsi Obat.
c. Memberikan
informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan absorpsi obat.
d. Memberikan
informasi tentang proses terjadinya Absorbsi Obat.
A.5 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam menulis makalah ini, yaitu Metode Media Informatika
adalah metode dengan mencari data melalui situs-situs
internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
B.1 Pengertian Absorbsi Obat
Secara
umum, absorpsi adalah proses penyerapan ke dalam organ tertentu. secara khusus
absorpsi adalah penyerapan zat yang memasuki tubuh melalui mata, kulit, perut,
usus, atau paru-paru. (kamuskesehatan.com )
Absorbsi
obat adalah pengambilan obat dari tempat aplikasinya ke sirkulasi sitemik .
Pengambilan obat dari permukaan tubuh (termasuk juga mukosa saluran cerna) atau
dari tempat-tempat tertentu dalam organ dalaman ke sistem saluran cairan tubuh
(pembuluh darah atau pembuluh limfe) untuk kemudian didistribusikan ke seluruh
bagian tubuh. (mettidagger.blogspot.co.id )
B.2 Mekanisme Absorbsi Obat
• Difusi pasif
Merupakan
proses dimana difusi molekul secara spontan dari daerah yang konsentrasi tinggi
ke konsenstrasi yang lebih rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
difusi pasif dari suatu obat:
Derajat Kelarutan
Koefisien partisi (k)
Daerah permukaan
Ketebalan suatu membran hipotetical (h)
Untuk
obat-obat yang dapat menyebar seperti obat non elektrolit atau obat-obat yang
mengalami ionisasi, konsentrasi obat pada salah satu sisi membran adalah sama
seimbang.Untuk obat-obat elektrolit/ obat-obat yang mengalami ionisasi,
konsentrasi total obat pada kedua sisi membran tidak sama seimbang, jika pH
dari media tersebut berbeda- beda.
• Transport konvektif
• Transport aktif
Adalah
proses transportasi obat dengan bantuan pembawa, dimana proses ini sangat penting
pada proses absorpsi di gastrointestinal dan sekresi ginjal dari beberapa obat
dan metabolisme. Beberapa obat yang tidak larut dalam lemak yang menyerupai
metabolit fisiologis alami (seperti 5-fluorourasil) dapat diabsorpsi dari
saluran pencernaan melalui proses ini.
Karakteristik
transport aktif adalah transportasi obat yang melawan suatu gradien
konsentrasi, dari konsentrasi obat yang rendah menuju konsentrasi yang tinggi.
Oleh karena itu, sistem ini memerlukan suatu asupan energi.
Selanjutnya
transport aktif ini merupakan proses yang spesifik untuk menghasilkan suatu
pembawa yang berikatan dengan obat untuk membentuk kompleks obat – pembawa
yang membawa obat dari satu sisi membran
menembus sisi lainnya, untuk kemudian terdisosiasi.
Molekul
pembawa memiliki selektifitas yang tinggi terhadap molekul obat. Jika struktur
obat menyerupai substrat alami yang ditransportasi secara aktif, maka akan
mengalami transportasi dengan mekanisme pembawa yang sama. Obat-obat dengan
struktur yang sama, dapat berkompetisi pada sisi adsorpsi pada pembawa.
Obat-obat
dengan struktur yang sama, dapat berkompetisi pada sisi adsorpsi suatu pembawa.
Karena hanya satu bagian dari pembawa yang tersedia, seluruh sisi ikatan pada
pembawa dapat menjadi jenuh jika konsentrasi obat sangat tinggi.
Contoh transpor aktif :
1. Sekresi H+ dari
lambung.
2. Pelepasan Na+ dr sel
saraf & otot.
3. Penyerapan kembali
glukosa dlm tubulus renalis.
4. Transpor aktif K+
& Na+ dari sel darah merah.
5. Transpor aktif obat
: penisilin ke tubulus renalis.
• Difusi fasilitatif
Difusi
fasilitatif adalah suatu media pembawa
pada sistem transpor yang berbeda dari transpor aktif.
Perpindahan
obat berhubungan dengan suatu gradien konsentrasi (dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah).Oleh karena itu, sistem ini tidak memerlukan energi. Akan
tetapi sistem dapat menjadi jenuh dan selektif terhadap struktur obat serta
menunjukkan kompetisi kinetik untuk obat – obat dengan struktur yang sama.
Dalam penyerapan obat, difusi terfasilitasi memegang peranan yang sangat kecil.
• Transport pasangan ion
Obat-obat
yang bersifat elektrolit kuat, dapat terionisasi dengan cepat. Contoh : Senyawa
Nitrogen Kuartener (dengan rentang pKa tinggi dan kecilnya penyerapan membran).
Ketika obat yang telah mengalami ionisasi lalu berhubungan dengan muatan ion
yang berlawanan,maka sepasang ion akan terbentuk (bermuatan netral). Kompleks
ini lebih cepat berdifusi melewati membran.
Contoh : Propanolol –
Asam Oleat
Kinin – Heksilsalisilat
· Pinositosis
Merupakan
tipe khas transport aktif obat ukuran mol besar & misel-misel, seperti
lemak,amilum, gliserin, vit A, D, E & K. Seperti sistem fagositosis pada
bakteri. Bila membrane sel didekati mol obat, maka akan membentuk rongga
mengelilingi mol obat & kemudian obat bergerak menembus membran sel.
Mekanisme pinositosis berjalan sangat pelan sehing dipandang kurang penting
sebagai suatu proses penembusan obat ke membran sel.
B.3 Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Kecepatan
Absorbsi Obat
a. Kecepatan disolusi obat
Seperti yang telah
tertulis sebelumnya, dalam pelepasan zat aktif dari suatu obat dibutuhkan
parameter Disolusi obat. Kecepatan disolusi obat ini berbanding lurus oleh luas
permukaan, jadi setelah obat utuh pecah menjadi granul-granul dalam saluran pencernaan/
organ pencernaan, maka luas permukaannya juga akan semakin besar maka disolusi
obat juga semakin besar.
b. Ukuran
partikel
Faktor
Ukuran partikel ini sangat penting, karena semakin kecil ukuran partikel obat,
maka obat tersebut juga semakin mudah larut dalam cairan daripada obat dengan
ukuran partikel yang besar.
c. Kelarutan
dalam lipid atau air
Dalam
faktor ini dipengaruhi oleh koefisien partisi obat. Koefisien partisi merupakan
perbandingan obat dalam fase air (polar) dan fase minyak (non polar). Telah
diketahui bahwa medium pelarutan obat merupakan zat polar, sedangkan tempat
absorbsi contohnya dinding usus sebagian besar adalah non polar. Jadi koefisien
partisi ini sangat penting dalam menentukan absorbsi obat. Semakin besar
koefisien partisi, maka semakin besar pula kekuatan partikel obat tersebut
untuk menembus membran/ dinding usus. Sebaliknya obat yang memiliki koefisien
partisi yang kecil, berarti obat tersebut lebih mudah larut dalam zat polar,
telah diketahui sebelumnya bahwa tempat untuk absorpsi obat sebagian besar
adalah non polar, maka obat-obatan yang seperti ini sulit untuk diabsorpsi.
d. Ionisasi
Sebagian
obat merupakan elektrolit lemah sehingga ionisasinya dipengaruhi oleh pH
medium. Dalam hal ini terdapat dua bentuk obat, yaitu obat yang terion dan obat
yang tek terion. Obat yang terion lebih mudah larut dalam air, sedangkan obat
dalam bentuk tak terion lebih mudah larut dalam lipid serta lebih mudah untuk
diabsorpsi. Hal ini bisa diterapkan contohnya pada obat yang bersifat asam,
obat yang bersifat asam tersebut akan terionisasi pada pH basa dan kita ketahui
bahwa pada lambung pHnya asam dan pada usus pHnya basa. Obat-obatan yang
bersifat asam ini akan terionisasi pada usus (basa), maka obat yang telah
terionisasi ini akan sulit menembus dinding usus yang sebagian besar
komponennya adalah lipid/ zat non polar, maka obat-obatan asam ini lebih mudah
diabsorpsi pada gaster/ lambung karena pada lambung pH-nya asam, maka obat
tidak akan terionisasi. Untuk obat-obatan yang bersifat basa dianalogikan
sebaliknya, secara singkat obat-obatan basa akan terionisasi pada lambung
(asam) dan tak terionisasi pada usus (basa), maka akan lebih mudah diabsorpsi
oleh dinding usus.
e. Aliran
darah pada tempat absorpsi
Aliran
darah akan membantu pada proses absorpsi obat yaitu mengambil obat menuju ke
sirkulasi sistemik. Semakin besar aliran darah maka semakin besar pula obat
untuk diabsorpsi.
f. Kecepatan
pengosongan lambung
Obat
yang diabsorpsi di usus akan meningkat proses absorpsinya jika kecepatan
pengosongan lambung besar dan sebaliknya.
g. Motilitas
usus
Motilitas
dapat diartikan pergerakan, dalam hal ini merupakan pergerakan usus. Jika
kecepatan motilitas usus ini besar maka akan mengurangi absorpsi obat karena
kontak antara obat dengan absorpsinya adalah pendek. Motilitas usus ini besar
contohnya adalah pada saat diare.
h. Pengaruh
makanan atau obat lainnya
Beberapa
makanan atau obat dapat mempengaruhi absorpsi obat lainnya.
i. Cara
pemberian
Pada
cara pemberian ini dibedakan menjadi dua, yaitu obat yang diberikan secara
enteral dan secara parental. Pada pemberian enteral ini contohnya seperti
pemberian secara oral, sublingual, dan secara perrektal. Sedangkan pada
pemberian parental contohnya seperti injeksi dan inhalasi. Pada pemberian
secara parental pastinya memberikan efek lebih cepat daripada pemberian secara
enteral.
B.4 Terjadinya Absorbsi Obat
a. Absorpsi obat melalui saluran cerna
Absorpsi obat melalui
saluran cerna terutama tergantung pada :
• Ukuran partikel mol
obat
• Kelarutan obat dlm
lemak/air
• Derajat ionisasi
b. Absorpsi obat melalui mata
Obat
diberi secara lokal ke mata. Sebagian diserap melalui membran konjungtiva &
sebagian lagi melalui kornea. Kecep penetrasi tergantung pada derajat ionisasi
& koefisien partisi obat. Bentuk tidak terionisasi & mudah larut dalam
lemak cepat diserap oleh membran mata. Penetrasi obat bersifat asam lemah lebih
cepat dalam suasana asam. Penetrasi obat bersifat basa lebih cepat dalam
suasana basa.
c. Absorpsi obat melalui paru
Obat anestesi sistemik secara inhalasi.
Diserap melalui epitel paru & membran mukosa saluran napas .Karena
mempunyai luas permukaan besar, maka absorpsi melalui buluh darah paru berjalan
dengan cepat.
d. Absorpsi obat melalui kulit
Untuk memperoleh efek setempat
(lokal). Sangat tergantung pada kelarutan obat dalam lemak, karena epidermis
kulit juga berfungsi sebagai membrane lemak biologis. Dewasa ini sedang
dikembangkan bentuk sediaan obat yang digunakan melalui kulit dengan tujuan
mendapatkan efek sistemik.
e. Media Pembawa Transport
Secara teoritis, obat-obat lipofilik
dapat menembus sel atau melaluinya. Jika suatu obat memiliki Bobot Molekul
rendah dan lipofilik, membran lemak tidak dapat menjadi sarana untuk proses
difusi obat dan absorpsi. Di dalam usus, molekul yang lebih kecil dari 500 MW
dapat diabsorpsi oleh sistem absorpsi paraselular.
Sejumlah media pembawa spesifik
sistem transport berada di dalam tubuh, terutama di dalam usus untuk absorbsi
ion dan pengambilan nutrisi oleh tubuh.
BAB
III
PENUTUP
C.1 Simpulan
a. Absorpsi
adalah proses penyerapan ke dalam organ tertentu
b. Mekanisme
Absorbsi Obat: Difusi pasif, Transport konvektif, Transport aktif, Difusi
fasilitatif, Transport pasangan ion
c. Faktor-faktor
yang memepengaruhi kecepatan absorbsi obat: Kecepatan disolusi obat, Ukuran
partikel, Kelarutan dalam lipid atau air, Ionisasi, Aliran darah pada tempat
absorpsi, Kecepatan pengosongan lambung, Motilitas usus, Pengaruh makanan atau
obat lainnya, Cara pemberian.
d. Terjadinya
Absorbsi Obat: Absorpsi obat melalui saluran cerna, Absorpsi obat melalui mata,
Absorpsi obat melalui paru, Absorpsi obat melalui kulit, Media Pembawa
Transport.
C.2 Saran
Demikian
makalah yang kami buat, semoga bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan
kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada penulis.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment