KESEHATAN
MENTAL
Andi
Riyadi
Anggit
Sukmawan
Annang
Dwi S Z
AKADEMI
KEPERAWATAN SERULINGMAS
CILACAP
2015
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan
kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunianNya penyusun dapat
mengerjakan tugas makalah “Kesehatan Mental”
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
penyusun tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, meskipunpenyusun
juga menyadari segala kekurangan yang ada di dalam makalah ini.
Makalah ini saya susun berdasarkan
beberapa sumber buku yang telah kami peroleh. penyusun berusaha menyajikan
makalah ini dengan bahasa yang sederhana dan mudah di mengerti. Selain penyusunmemperoleh
sumber dari beberapa buku pilihan, penyusunjuga memperoleh informasi tambahan
dari internet.
Penyusun mengucapkan banyak terima
kasih kepada rekan-rekan semuanya yang telah memberikan sumbang sarannya untuk
penyelesaian makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.
Oleh karena itu,penyusun menerima kritik dan saran yang positif dan membangun
dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan pada tugas makalah-makalah
berikutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.
Maos,
22 November 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
A.
BAB
I PENDAHULUAN
A.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
A.2 Rumusan Masalah................................................................................... 1
A.3 Tujuan Penulisan..................................................................................... 2
A.4 Manfaat Penulisan................................................................................... 2
A.5 Metode Penulisan.................................................................................... 2
B. BAB II PEMBAHASAN
B. 1. Pengertian Kesehatan
Mental................................................................ 3
B. 2. Ciri-ciri Kesehatan Mental.................................................................... 4
B. 3 Jenis-jenis Gangguan Kesehatan Mental................................................ 5
C. BAB III PENUTUP
C.1 Simpulan................................................................................................. 12
C.2 Saran........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.1 Latar Belakang Masalah
Setiap individu untuk memenuhi kebutuhan
hidup mereka dituntut untuk bekerja dan berusaha agar keinginan dari dirinya
dapat terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhannya tersebut manusia memerlukan
jasmani yang sehat. Karena apabila jasmani atau tubuh terganggu maka semua
aktivitas individu tersebutpu terganggu. Menurut WHO (World Health
Organization) sehat adalah suatu keadaan berupa kesejahteraan fisik, mental
dan sosial secara penuh bukan semata-mata hanya terbebas dari penyakit dan
keadaan lemah tertentu. Apabila mental dan jasmani individu tersebut sehat
tentunya akan sedikit kemungkinan terjadinya gangguan untuk meelakukan
aktivitas sehari-hari. Jika mental individu tersebut sehat maka individu
tersebut dapa terhindar dari gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa, sehingga
ia dapat menyesuaikan diri dan dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang
dimiliki. Dengan keadaan mental yang sehat maka individu tersebut dapat
bekembang secara optimal. Maka dari itu kita sebagai mahasiswa, khususnya
mahasiswa jurusan Bimbingan Konseling perlu mempelajari kesehatan mental agar
nanti saat menghadapi individu yang memiliki gejala-gejala gangguan mental agar
dapat segera diatasi sehingga individu tersebut tidak kea rah patologi (sakit
mental). Maka dari itu kami menyusun makalah yang membahas tentang kesehatan
mental.
A.2 Rumusan Masalah
a.
Apakah pengertian kesehatan mental
menurut beberapa ahli ?
b.
Bagaimana ciri
– ciri kesehatan mental ?
c.
Apa saja jenis
– jenis gangguan mental ?
A.3 Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
manfaat kesehatan, ciri-ciri kesehatan mental, dan jenis-jenis gangguan mental.
A.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah memberikan informasi
tentang masalah kesehatan mental, dan menambah pengetahuan tentang kesehatan
mental.
A.5 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah
metode kualitatif yaitu lebih
menekankan penulisannya pada
unsur alphabetis bukan numeric.
BAB II
PEMBAHASAN
B.1. Pengertian Kesehatan Mental
Kesehatan
mental alih bahasa dari Mental
Hygiene atau mental Health.
Definisi-definisi yang diajukan para ahli diwarnai oleh
keahlian masing-masing. Menurut World Health Organization dalam Winkel
(1991) disebutkan : Sehat adalah suatu keadaan berupa kesejahteraan
fisik,mental dan social secara penuh dan bukan semata-mata berupa absensinya
penyakit atau keadaan lemah tertentu. Deinisi ini memberikan gambaran yang luas
dalam keadaan sehat,mencangkup berbagai aspek sehingga diharapkan dapat
mewujudkan kesejahteraan hidup. dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat
yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada kebahagiaan bersama serta
mencapai keharmonisan jiwa dalam hidup.
Menurut pengertian para ahli:
Menurut pengertian para ahli:
1. Menurut Dr.
Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama” bahwa: “Kesehatan mental
merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman
dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara
lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya
kepada Tuhan)”.
2. Menurut paham ilmu kedokteran, kesehatan mental merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan individu tersebut.
3. Zakiah Darodjat, terhindarnya seseorang dari gejala-gejala ganggun dan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kebahagiaan bersama serta mencapai keharmonisan jiwa dalam hidup.
4. Allport, manusia sehat adalah manusia yang mencapai kematangan.
5. Maslow, manusia sehat adalah manusia yang mampu mengaktualisasikan dirinya dan mencapai kebahagiaan.
2. Menurut paham ilmu kedokteran, kesehatan mental merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan individu tersebut.
3. Zakiah Darodjat, terhindarnya seseorang dari gejala-gejala ganggun dan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kebahagiaan bersama serta mencapai keharmonisan jiwa dalam hidup.
4. Allport, manusia sehat adalah manusia yang mencapai kematangan.
5. Maslow, manusia sehat adalah manusia yang mampu mengaktualisasikan dirinya dan mencapai kebahagiaan.
Kesehatan mental adalah
keserasian atau kesesuaian antara seluruh aspek psikologis dan dimiliki oleh
seorang untuk dikembangkan secara optimal agar individu mampu melakukan
kehidupan-kehidupan sesuai dengan tuntutan-tuntutan atau nilai-nilai yang
berlaku secara individual, kelompok maupun masyarakat luas sehingga yang sehat
baik secara mental maupun secara sosial. Sikap hidup individu yang sehat dan
normal adalah sikap yang sesuai dengan norma dan pola hidup kelompok
masyarakat, sehingga ada relasi interpersonal dan intersosial yang memuaskan.
B. 2. Ciri ciri Kesehatan Mental
B. 2. Ciri ciri Kesehatan Mental
Ciri-ciri kesehatan mental dikelompokkan kedalam sembilan kategori, yaitu:
1. Memiliki sikap batin (Attitude) yang positif terhadap dirinya sendiri.
2. Aktualisasi diri (kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari yang dia bisa.)
3. Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi psikis yang ada
4. Mampu berotonom terhadap diri sendiri (Mandiri)
5. Memiliki persepsi yang obyektif terhadap realitas yang ada
6. Mampu menselaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri. (Jahoda, 1980).
7. Memiliki persepsi yang akurat terhadap realita, termasuk melihat realita sebagaimana adanya.
8. Tidak menyangakal hal-hal buruk yang terjadi di masa lalunya dan masa kini.
9. Memiliki penguasaan terhadap situasi, termasuk mempunyai kontrol diri di dalam mengasihi orang lain, di dalam pekerjaan termasuk dalam bersahabat dengan orang lain.
B.3. Jenis-jenis Gangguan Kesehatan Mental
Bagi penderita gangguan mental / psychoneurosis, masih
menghayati realitas , masih hidup dalam alam pada umumnya. ia masih merasakan kesukaran-kesukaran
sebenarnya ia tidak dapat atau kurang dapat mengadakan penyesuaian diri
terhadap lingkungan serta belum kuat atau tidak kuat kata hatinya. Itulah
sebenarnya ia mencari jalan keluar untuk melarikan diri dari kekecewaan atau
penderitaan menjadi Psychoneorosis, dijelaskan beberapa macam gangguan mental,
yaitu :
1. Histeria
Sebenarnya tidak ada dasar fisik atau organis, tetapi
si penderita betul-betul merasa sakit kadang-kadang dapat berupa kelumpuhan.
Seperti gangguan mental lainnya, perasaan tertekan, gelisah, cemas dan
sebagainya. Gejala-gejala tersebut dapat terlihat seperti gejala fisik
atau gejala mental. Gejala-gejala yang berhubungan dengan fisik antara lain:
a.Lumpuh Histeria
Lumpuh pada salah satu anggota badan, biasanya terjadi
secara tiba-tiba dan sebelumnya tidak terasa apa pun.
b.Kram Histeria
Penyakit ini terjadi karena rasa bosan menghadapi
pekerjaan dan mengalami perasaan yang tertekan. Karena mengalami tekanan bathin
karena karyana di cela dan mengalami kram histeria apabila sedang menjalankan
tugasnya, dan apabila mengerjakan hal -hal yang tidak berhubungan dengan
pekerjaan sebelumnya mereka menjadi sembuh atau tidak merasakan kram histeria.
c. Kejang Histeria
Penyakit yang datangnya secara tiba-tiba, kejang atau
kaku diseluruh tubuh dan tidak sadar kadang-kadang sangat berat dan disertai
teriakan-teriakan dan keluhan tetapi tidak mengeluarkan air mata. Kejadian ini
biasanya terjadi pada siang hari, hanya beberapa menit, dapat juga beberapa
hari lamanya. Penyakit ini terjadi biasanya setelah mengalami perasaan yang
tersinggung, sehingga ia merasa tertekan, sedih dan menyesal.
d.Mutism
Kesanggupan berbicara hilang, ada dua macam yaitu : 1)
tidak dapat berbicara dengan suara keras, 2) tidak dapat berbicara sama sekali.
Biasanya terjadi karena tekanan perasaan, putus asa, cemas, merasa hina dan
sebagainya. Sedangkan alat-alat bicara biasanya tidak mengalami cedera apapun
atau normal.
2. Psikosomatisme
Psikosomatis berasal dari dua kata yaitu ” psycho”
yang artinya pikiran dan “soma” yang artinya tubuh. Psikosomatis dalam dunia
medis yaitu merupakan suatu penyakit yang mula-mula dipengaruhi oleh faktor
kejiwaan (psikologis), kemudian berjalannya waktu sehingga menjadi penyakit
fisik. Konflik psikis merupakan sebab bermacam macam penyakit fisik. Penyakit
fisik yang telah ada semakin parah. Bentuk pola Simtom psikosomatisme klasik
diantaranya, sebagai berikut
a. Tukak lambung, adanya luka pada lambung
Emosi yang negatif dapat merangsang produksi dan
lambung secara berlebihan, lambung mengadakan pencernaan pada dirinya sehingga
timbul luka pada dinding lambung.
b.
Anorexia nervosa, adanya gangguan makan
Enggan makan atau bila makan terus muntah, sehingga
kurus kering. Penderita biasanya memiliki pandangan dirinya terlalu gemuk
sehingga melakukan diet sehingga menantara galami konflik batin.
Gejala yang berhubungaan dengan mental , antara lain :
a. Amnesia , hilang ingatan
Suatu keadaan yang tiba-tiba menimpa orang-orang
menjadi hilang ingatan atau lupa terhadap kejadian-kejadian tertentu,atau
terhadap segala sesuatu bahkan namanya sendiri.Amnesia juga disebut kondisi
terganggunya daya ingat. Penyebabnya berupa organic dan fungsional.
Penyebab organic dapat berupa kerusakan otak, akbat terauma atau penyakit.
Penyebab fungsional adalah seperti, mekanisme pertahanan ego.
b.
Fugrue ,berkelana secara tidak sadar
Fugrue adalah bentuk gangguan mental disertai
keinginan kuat untuk mengembara atau meninggalkan rumah karena amnesia.
Seseorang yang mengalami fugue itu pergi mengelana tanpa tujuan, dan tidak tau
mengap ia pergi. Gangguan ini muncul sesudah individu mengalami stress atau
konflik yang berat,misalnya pertengkaran rumah tangga, mengalami penolakan,
kesulitan dalam pekerjaan dan keuangan, perang atau bencana alam
Perilaku seseorang pasien dengan
fugue disosiatif adalah lebih bertujuan dan terintegrasi dengan amnesianya
dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif.
c. Kepribadian Ganda
Penderita mempunyai dua atau
lebih kepribadian. Masing-masing memiliki proses perasaan dan pikiran yang
cukup stabil, sedang perbedaannya biasanya mencolok. Misalnya kepribadian yang
satu dan yang lainmungkin hanya beberapa menit atau beberapa mtahun. Disebabkan
adanya dorongan-dorongan yang saling bertentangan, terjadi konflik. Selama
penderita mengalami, satu kepribadian tak teringan tentang kejadian pada
kepribadian yang lain meskipun hanya beberapa menit. kepribadian
ganda dapat didefinisikan sebagai kelainan mental dimana seseorang yang
mengidapnya akan menunjukkan adanya dua atau lebih kepribadian (alter) yang
masing-masing memiliki nama dan karakter yang berbeda.
Mereka yang memiliki kelainan
ini sebenarnya hanya memiliki satu kepribadian, namun si penderita akan
merasa kalau ia memiliki banyak identitas yang memiliki cara berpikir,
temperamen, tata bahasa, ingatan dan interaksi terhadap lingkungan yang
berbeda-beda.
Walaupun penyebabnya tidak bisa dipastikan, namun rata-rata para psikolog sepakat kalau penyebab kelainan ini pada umumnya adalah karena trauma masa kecil.
Walaupun penyebabnya tidak bisa dipastikan, namun rata-rata para psikolog sepakat kalau penyebab kelainan ini pada umumnya adalah karena trauma masa kecil.
d. Kepribadian Sosiopatik
Penderita mengalami keterlambatan
perkembangan moral, tidak mampu mencontoh perbuatan yang diterima masyarakat,
kurang mampu bermasyarakat cenderung antisosial, termasuk psikopat. Biasanya
memiliki ciri cerdas, spontan dan mengesankan, emosinya relatif sulit
dibangkitkan, sehingga kurang memiliki rasa takut dan senang mencari tantangan,
tapi cara yang ditempuh kurang tepat, hal ini sebagai penyebab bawaan. Penyebab
lain pada waktu kecil mengalami keterlambatan kehidupan emosinya, perlakuan
yang tidak konsisten. Misalnya latar belakang keluarga yang retak. Dari segi
sosio cultural sebagai akses dari suasana materialistik, hedonistik, dan
kompetitif dari masyarakat modern.
e. Depersonalisasi
Penderita mengalami kehilangan
rasa diri , terjadi secara tiba-tiba dan menjadi orang lain, orang yang berbeda
dengan dirinya, merasa terlepas dari tubuhnya. Hal ini terjadi karena mengalami
stres berat akibat situasi tertentu atau kejadian tertentu. Misalnya
kecelakaan, penyakit atau peristiwa-peristiwa traumatik.
f. Somnabulisme
f. Somnabulisme
Somnabulisme adalah mimpi yang
hidup, dan aktivitas fisik yang terjadi selama tidur, sejumlah gerakan diluar
kesadaran dan tidak dapat diingat kembali. Bisa terjadi selama tidur, hal ini
lebih sering terjadi pada anak-anak. Misalnya main piano, menjahit, mengendarai
mobil dan lain sebagainya. Bentuk-bentuk Somnabulisme itu:
Monodeic, suatu ide dengan bentuk yang sama.
Polydeic , berbeda-beda dalam waktu yang berlainan.
Orang atau anak yang mengalami
somnabolism ini, karena dikuasai oleh sejumlah pikiran dan kenangan yang
berhubungan satu sama lain. Meskipun dalam keadaan tidur ia dapat mengingan
keadaan sekitarnya yaitu letak pintu, jendela, meja, kursi dan sebagainya.
3.Psychasthenia
Penderita psychasthenia merasa tidak
senang, selalu diganggu dan dikejar-kejar, mimipi yang menakutkan, sering
mengalami kompulsion (dorongan paksaan) untuk berbuat sesuatu. Sebenarnya penderita
kurang mempunyai kemampuan untuk tetap dalam keadaan integrasi yang normal,
repression (penekanan) terhadap pengalaman yang telah lalu.
4 Neurasthenia
Penderita neurasthenia selalu merasa
lelah , lesu yang sangat. Sering pla disebut penyakit payah, meskipun
sebenarnya fisiknya tak terdapat penyakit apapun. Ia sangat sensitif terhadap
cahaya, suara. Detik jam kadang-kadang menyebabkan tidak dapat tidur, kepala
pusing, selalu gelisah, merasa mempunyai berbagai penyakit, dan takut akan
mati. Menginginkan belas kasihan dari orang lain.
Sebab-sebab neurasthenia ini
antara lain: Kesusahan dan kekurangan
pekerjaan, defence mekanisme yang salah
5. Tiks (tics)
Dengan gerakan-gerakan tics yang
bersangkutan merasa lega, enak (vegetatif). Macam-macam gerakan seperti
dipaksakan. Gerakan habitual sekelompok kecil otot-otot tertentu. Dimana tics
itu sendir berarti gerakan otot yang dilakukan secara tidak sadar, misalnya
berkedip-kedip, mengerutkan dahi, menggerakkan hidung, menggelengkan kepala dan
lain-lainnya. Penderita menyadari perbuatannya tetapi tidak berusaha
menahannya. Sebab-sebab tiks antara lain: perasaan tegang dalam menghadapi
sesuatu,pengalaman yang menakutkan, mengalami kelelahan, personalitas
terganggu.
6. Kelainan seksual
Yang dimaksud kelainan dalam uraian buku
ini bukan karena adanya patologi fisiologis, melainkan karena kesalahan dalam
penyesuaian psikoseksual dan proses belajar yang keliru terhadap permasalahan
seks, terjadi miskonsepsi.
Kelaiana-kelainan seksual itu antara lain :
1. Otoerotisme (perangsangan sendiri terhadap alat kelamin)
2. Homoseksual atau lesbian (berhubungan itim antar sesama jenis)
3. Sadisme (hubungan seks wajar antara pria dan wanita, tapi yang bersangkutan baru merasakan kepuasan seks kalau dapat menimbulkan kesakitan fisik atau psikis orang yang dicintai)
1. Otoerotisme (perangsangan sendiri terhadap alat kelamin)
2. Homoseksual atau lesbian (berhubungan itim antar sesama jenis)
3. Sadisme (hubungan seks wajar antara pria dan wanita, tapi yang bersangkutan baru merasakan kepuasan seks kalau dapat menimbulkan kesakitan fisik atau psikis orang yang dicintai)
4. Fetishisma (pemuasan seksual yang
ditmbulkan karena melihat atau tersentuh dengan barang atau benda-benda dari
lain jenis misalnya pakaian dalam)
5. Pedofilia (orang dewasa yang ingin berhubungan dengan anak, tanpa menghiraukan jenis kelamin)
5. Pedofilia (orang dewasa yang ingin berhubungan dengan anak, tanpa menghiraukan jenis kelamin)
6. Transvetitisme (pemuasan seksual yang
diperoleh dengan berpakaian dan menyamar sebagai jenis kelamin lain)
7. Exhibisionisme (pemuasan seksual yang diperoleh dengan menunjukkan alat kelamin kepada jenis kelamin lain)
8. Voyeuresma ( mencapai kepuasan seksual karena mengintip secara sembunyi-sembunyi pasangan yang sedang berhubungan seks, juga pemuda mengintip wanita yang sedang melepas pakaian)
9. Masochisme (menikmati kepuasan seksual pada waktu mengalami sakit pada diri sendiri)
10. Incest (hubungan seksual antar anggota keluarga)
11. Perkosaan (hubungan pria wanita, namun berdasarkan paksaan)
12. Nekrofilia (Menyukai mayat sebagai objek seks)
13. Zoophilia (Menyalurkan hasrat seksualnya dengan binatang)
14. Menyukai benda-benda sebagai objek seks (menikah dengan tembok)
7. Exhibisionisme (pemuasan seksual yang diperoleh dengan menunjukkan alat kelamin kepada jenis kelamin lain)
8. Voyeuresma ( mencapai kepuasan seksual karena mengintip secara sembunyi-sembunyi pasangan yang sedang berhubungan seks, juga pemuda mengintip wanita yang sedang melepas pakaian)
9. Masochisme (menikmati kepuasan seksual pada waktu mengalami sakit pada diri sendiri)
10. Incest (hubungan seksual antar anggota keluarga)
11. Perkosaan (hubungan pria wanita, namun berdasarkan paksaan)
12. Nekrofilia (Menyukai mayat sebagai objek seks)
13. Zoophilia (Menyalurkan hasrat seksualnya dengan binatang)
14. Menyukai benda-benda sebagai objek seks (menikah dengan tembok)
BAB III
PENUTUP
C.1 Simpulan
Kesehatan
mental adalah keserasian atau
kesesuaian antara seluruh aspek psikologis dan dimiliki oleh seorang untuk
dikembangkan secara optimal agar individu mampu melakukan kehidupan-kehidupan
sesuai dengan tuntutan-tuntutan atau nilai-nilai yang berlaku secara individual,
kelompok maupun masyarakat luas sehingga yang sehat baik secara mental maupun
secara sosial.
Ciri-ciri
1.
Memiliki sikap batin yang positif
2.
Aktualisasi diri
3.
Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi psikis
yang ada
4.
Mampu
berotonom dalam diri sendiri
5.
Memiliki
persepsi dan obyektif terhadap realitas yang ada
Gangguan kesehatan mental
1. Histeria
2. Psikosomatisme
4.
Neurasthenia
Tiks (tics)
Tiks (tics)
5.
Kelainan seksual
C.2 Saran
Demikian
makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin di
sampaikan, silahkan sampaikan kepada penyusun
karya tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://muhdhoifellysugandi.blogspot.co.id/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo_14.html
No comments:
Post a Comment