GANGGUAN
AKTIVITAS DAN LATIHAN
DI
RUANG DAHLIA RSUD
BANYUMAS
LAPORAN
KASUS
DISUSUN
OLEH:
ANNANG
DWI SAEFURROHMAN ZEN
15.025
AKADEMI
KEPERAWATAN SERULINGMAS
CILACAP
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Alloh SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tentang “ASUHAN KEPERAWATAN PADA
Tn.T DENGAN GANGGUANAKTIVITAS DAN LATIHAN DI RUANG DAHLIA RSUD BANYUMAS” ini dapat
terselesaikan. Dalam penyusunan laporan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada :
1. Puji Suwariyah,Ns.,M.Kep. selaku Direktur Akper
Serulingmas Cilacap
2. Intan Diah P., Ns. M.Kepselaku
Pembimbing Akademik
3. Bambang
R., S, Kep. Ns selaku Pembimbing
Lahan
4. Teman-teman
mahasiswa.
Demikian
akhir kata penulis, apabila banyak
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan dan keterbatasan materi penulis mohon
maaf. Semoga Asuhan Keperawatan ini bermanfaat dan
berguna bagi pembaca pada umumnya serta profesi pada
khususnya.
Maos, 4 Agustus 2016
Penulis
PENGESAHAN
Laporan
kasus dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Tn. T Dengan Gangguan Aktivitas dan
Latihan Di Ruang Dahlia RSUD Banyumas Telah diujikan dan disetujui oleh Dewan
Penguji.
Diujikan tanggal 11 Agustus 2016.
Pembimbing I
NIK.
47070882
Pembimbing
II
Budi
Priyanto, S.Kep., Ns
NIK.
19950571
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
PENGESAHAN……………………………………………………………. iii
DAFTAR
ISI.................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan
penulisan................................................................................ 1
C. Manfat
penulisan................................................................................ 2
D. Sistematika......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep
dasar manusia
1. Pengertian.............................................................................. 4
2. Anatomi
&fisiologi............................................................... 4
3. Faktor
yang mempengaruhi................................................... 5
4. Penatalaksanaan..................................................................... 5
B. Konsep
keperawatan
1. Pengkajian.............................................................................. 6
2. Masalah
yang mungkin muncul............................................. 8
3. Perencanaan
keperawatan...................................................... 9
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian.......................................................................................... 11
B. Analisa
data dan perumusan diagnosa keperawatan.......................... 14
C. Intervensi,implementasi,evaluasi....................................................... 15
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian.......................................................................................... 20
B. Diagnosa
keperawatan....................................................................... 21
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 23
B. Saran................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Tn. T DENGAN
GANGGUAN
AKTIVITAS DAN LATIHAN
DI
RUANG DAHLIA RSUD
BANYUMAS
LAPORAN
KASUS
DISUSUN
OLEH:
ANNANG
DWI SAEFURROHMAN ZEN
15.025
AKADEMI
KEPERAWATAN SERULINGMAS
CILACAP
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Alloh SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tentang “ASUHAN KEPERAWATAN PADA
Tn.T DENGAN GANGGUANAKTIVITAS DAN LATIHAN DI RUANG DAHLIA RSUD BANYUMAS” ini dapat
terselesaikan. Dalam penyusunan laporan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada :
1. Puji Suwariyah,Ns.,M.Kep. selaku Direktur Akper
Serulingmas Cilacap
2. Intan Diah P., Ns. M.Kepselaku
Pembimbing Akademik
3. Bambang
R., S, Kep. Ns selaku Pembimbing
Lahan
4. Teman-teman
mahasiswa.
Demikian
akhir kata penulis, apabila banyak
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan dan keterbatasan materi penulis mohon
maaf. Semoga Asuhan Keperawatan ini bermanfaat dan
berguna bagi pembaca pada umumnya serta profesi pada
khususnya.
Maos, 4 Agustus 2016
Penulis
PENGESAHAN
Laporan
kasus dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Tn. T Dengan Gangguan Aktivitas dan
Latihan Di Ruang Dahlia RSUD Banyumas Telah diujikan dan disetujui oleh Dewan
Penguji.
Diujikan tanggal 11 Agustus 2016.
Pembimbing I
NIK.
47070882
Pembimbing
II
Budi
Priyanto, S.Kep., Ns
NIK.
19950571
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
PENGESAHAN……………………………………………………………. iii
DAFTAR
ISI.................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan
penulisan................................................................................ 1
C. Manfat
penulisan................................................................................ 2
D. Sistematika......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep
dasar manusia
1. Pengertian.............................................................................. 4
2. Anatomi
&fisiologi............................................................... 4
3. Faktor
yang mempengaruhi................................................... 5
4. Penatalaksanaan..................................................................... 5
B. Konsep
keperawatan
1. Pengkajian.............................................................................. 6
2. Masalah
yang mungkin muncul............................................. 8
3. Perencanaan
keperawatan...................................................... 9
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian.......................................................................................... 11
B. Analisa
data dan perumusan diagnosa keperawatan.......................... 14
C. Intervensi,implementasi,evaluasi....................................................... 15
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian.......................................................................................... 20
B. Diagnosa
keperawatan....................................................................... 21
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 23
B. Saran................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Aktivitas adalah suatu energi atau
keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup
Latihan adalah aktivitas yang dilakukan
seseorang untuk meningkatkan atau memelihara kebugaran
Gangguan aktivitas dan latihan diartikan
sebagai suatu aksi energetic atau keadaan bergerak, kehilangan kemampuan
bergerak walaupun pada waktu yang singkat memerlukan tindakan-tindakan yang
tepat baik oleh klien maupun perawat.
B.
TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan
Umum
Tujuan umum dari penulisan laporan kasus
ini yaitu menggambarkan proses asuhan keperawatan pada Tn.T dengan gangguan
aktivitas dan latihan di Ruang Dahlia RSUD Banyumas.
2. Tujuan
Khusus
Tujuan khusus dari penulisan laporan
kasus ini diharapkan penulis mampu:
a. Melakukan
pengkajian pada Tn.T dengan gangguan aktivitas dan latihan di Ruang Dahlia RSUD
Banyumas.
b. Merumuskan
diagnose keperawatan pada Tn.T dengan gangguan aktivitas dan latihan di Ruang
Dahlia RSUD Banyumas.
c. Merumuskan
rencana tindakan pada Tn.T dengan gangguan aktivitas dan latihan di Ruang
Dahlia RSUD Banyumas.
d. Melakukan
rencana tindakan keperawatan pada Tn.T dengan gangguan aktivitas dan latihan di
Ruang Dahlia RSUD Banyumas.
e. Melakukan
evaluasi pada Tn.T dengan gangguan aktivitas dan latihan di Ruang Dahlia RSUD
Banyumas.
f. Mendokumentasikan
asuhan keperawatan pada Tn.T dengan gangguan aktivitas dan latihan di Ruang
Dahlia RSUD Banyumas.
C.
MANFAAT PENULISAN
1. Bagi
Penulis
Menambah serta meningkatkan pengetahuan, wawasan dan keterampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan aktivitas dan latihan.
2. Bagi
Institusi Akper Serulingmas Cilacap
Sebagai referensi dan acuan proses
asuhan keperawatan pada pasien gangguan aktivitas dan latihan.
3. Bagi
Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas
Sebagai referensi tambahan mengenai
proses asuhan keperawatan pada pasien gangguan aktivitas dan latihan.
D.
SISTEMATIKA
Dalam
asuhan keperawatan pada Tn.T
dengan gangguan Aktivitas dan Latihan di Ruang
Dahlia RSUD Banyumas.
1. BAB
I: pendahuluan yang menliputi latar belakang, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, sistematika penulisan.
2. BAB
II: tinjauan teori yang meliputi konsep dasar kebutuhan manusia, konsep
keperawatan.
3. BAB
III: tinjauan kasus yang meliputi pengkajian, analisa data, diagnose
keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi.
4. BAB
IV: pembahasan yang meliputi pengkajian, diagnose keperawatan.
5. BAB
V: penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
6. DAFTAR
PUSTAKA
7. LAMPIRAN
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A.
KONSEP DASAR MANUSIA
1.
Definisi/Pengertian
a.
Aktivitas adalah suatu energi atau
keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup
b.
Latihan adalah aktivitas yang dilakukan
seseorang untuk meningkatkan atau memelihara kebugaran
c.
Gangguan aktivitas dan latihan diartikan
sebagai suatu aksi energetic atau keadaan bergerak, kehilangan kemampuan
bergerak walaupun pada waktu yang singkat memerlukan tindakan-tindakan yang
tepat baik oleh klien maupun perawat
2.
Anatomi & Fisiologi
Sistem muskuloskeletal
terdiri dari muskulus, tendon, ligament, tulang, kartilago, persendian dan
bursa.Semua struktur ini bekerja bersama-sama untuk menghasilkan gerakan. Ada
tiga jenis otot utama pada manusia yaitu: otot polos, otot rangka, dan otot
jantung. Dari ketiga otot tersebut, otot yang paling berpengaruh untuk
aktivitas atau pergerakan adalah otot rangka.
Otot rangka terdiri dari
serabut-serabut yang tersusun dalam berkas disebut fesikel, semakin besar otot
semakin banyak serabutnya.
a.
Otot bisep lengan pada lengan atas
adalah otot yang besar dan tersusun dari 260.000 serabut
b.
Otot kecil seperti stapedius dalam
telinga tengah hanya terdiri 1.500 serabut
Otot akan berkembang
jika serabut-serabut otot mengalami pembesaran. Tendon merupakan jaringan ikat
fobrosa yang mengaitkan otot dengan periosteum (membrane fibrosa yang menutupi
tulang).Tendon menyebabkan tulang bergerak sewaktu ptpt-otot skelet
berkontraksi. Ligament merupakan jaringan ikat fibrosa yang kuat dan padat yang
mengikat antara satu tulang dengan tulang yang lain. Juga membantu tulan untuk
bergerak.
Tulang di klarifikasikan menurut bentuk
dan lokasinya
a.
Menurut bentuknya
1)
Tulang panjang: humerus, radius, femur,
dan tibia
2)
Tulang pendek: karpal dan tarsal
3)
Tulang pipih: scapula, tulang rusuk,
tulang tengkorak
4)
Tulang dengan bentuk tidak teratur:
vertebra, tulang tengkorak
5)
Tulang sesamoid: patella
b.
Menurut lokasinya
1)
Tulang aksial: tulang wajah, cranial,
hyoid, vertebra, tulang rusuk, sternum
2)
Tulang apendikular: klavikula, scapula,
humerus, radius, ulna, metacarpal, tulang pelvis, femur, patella, fibula, meta
tarsal
3.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
a.
Gaya hidup
b.
Proses penyakit dan injuri
c.
Kebudayaan
d.
Tingkat energy
e.
Usia dan status perkembangan
4.
Penatalaksanaan
a.
Keperawatan
Ditujukan
kearah perawatan penyakit atau kesakitan yang di hasilkan atau yang turut
berperan terhadap masalah imobilitas dan konsekuensi actual atau potensial dari
imobilitas. Contoh-contoh pendekatan terhadap penanganan imobilitas meliputi
terapi fisik untuk mempertahankan imobilitas dan kekuatan otot, kompresi
pneumatic intermiten dan kekuatan otot, kompresi pneumatic intermiten atau
stoking kompresi gradient untuk meningkatkan aliran darah vena dan mencegah
tromboembolisme, spirometri insesif untuk hiper inflasi alveoli, dan tirah
baring untuk eliminasi
b.
Medis
Spiral
menurun yang terjadi akibat aksaserbasi akut dari imobilitas dapat dikurangi
atau dicegah dengan intervensi keperawatan.
Keberhasilan
intervensi dari suatu pengertian tentang berbagai faktor yang menyebabkan atau
turut berperan dalam imobilitas dan penuaan.Pencegahan sekunder memfokuskan
pada pemeliharaan fungsi dan pencegahan komplikasi.
B.
KONSEP KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
a.
Riwayat keperawatan
1)
riwayat aktivitas dan olahraga
2)
toleransi aktivitas
3)
jenis dan frekuensi olahraga
4)
faktor yang mempengaruhi imobilitas
5)
pengaruh imobilitas
b.
Pemeriksaan fisik
1)
Kesejajaran tubuh
Mengidentifikasi
perubahan postur tubuh akibat pertumbuhan dan perkembangan normal. Pemeriksaan
di lakukan dengan cara inspeksi pasien dari lateral, anterior, dan posterior
guna mengamati:
a)
Bahu dan pinggul sejajar
b)
Jari-jari kaki mengarah kedepan
c)
Tulang belakang lurus, tidak melengkung
ke sisi yang lain
2)
Cara berjalan
Dilakukan
untuk mengidentifikasi mobilitas klien dan resiko cidera akibat jatuh
a)
Kepala tegak, pandangan lurus
b)
Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu
daripada jari kaki
c)
Lengan mengayun kedepan bersamaan dengan
ayunan kaki di sisi yang berlawanan
d)
Gaya berjalan halus, terkoordinasi
3)
Penampilan dan pergerakan sendi
Pemeriksaan
ini meliputi inspeksi, palpasi, serta pengkajian tentang gerak aktif atau
tentang gerak pasif. Hal-hal yang di kaji yaitu:
a)
Adanya kemerahan/pembengkakan sendi
b)
Deformitas
c)
Adanya nyeri tekan
d)
Krepitasi
e)
Peningkatan temperature di sekutar sendi
f)
Perkembangan otot yang terkait dengan
masing-masing sendi
4)
Kemampuan keterbatasan gerak
a)
Bagaimana penyakit klien mempengaruhi
kemampuan klien untuk bergerak
b)
Adanya hambatan dalam bergerak
c)
Keseimbangan dan koordinasi klien
d)
Kenyamanan klien
5)
Kekuatan dan massa otot
Harus
mengkaji kekuatan dan kemampuan klien untuk bergerak. Tingkat kekuatan otot:
Skala
|
Kekuatan (%)
|
Ciri
|
0
|
0
|
Paralisis total
|
1
|
10
|
Tidak ada
gerakan, teraba/adanya kontraksi
|
2
|
25
|
Gerakan otot
penuh menentang gravitasi dengan sokongan
|
3
|
50
|
Gerakan normal
menentang gravitasi
|
4
|
70
|
Gerakan normal
penuh menentang gravitasi dengan sedikit tahanan
|
5
|
100
|
Gerakan penuh menentang
gravitasi dan tahanan penuh
|
(priharjo,2006:159)
6)
Toleransi aktivitas
Pengkajian
ini bermanfaat untuk membantu meningkatkan klien.
c.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
diagnostic
1)
Foto rontgen
Untuk
menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi, dan perubahan hubungan tulang
2)
CT-Scan tulang
Mengidentifikasi
lokasi dan panjangnya patah tulang di daerah sulit di evakuasi
2.
Gangguan/Masalah yang Mungkin Muncul
a.
Intoleransi aktivitas
Kondisi
dimana seseorang mengalami penurunan energy fisiologis dan psikologis untuk
melakukan aktivitas sehari-hari
1)
Keluhan umum
2)
Bedrest yang lama
3)
Motivasi yang kurang
4)
Pembatasan pergerakan
5)
Nyeri
b.
Gangguan mobilitas fisik
Kondisi
dimana pasien tidak mampu melakukan pergerakan secara mandiri
Kemungkinan
berhubungan dengan:
1)
Gangguan persepsi kognitif
2)
Imobilisasi
3)
Gangguan neuromuskuler
4)
Kelemahan
5)
Pasien dengan traksi
3.
Intervensi/ perencanaan keperawatan
a.
Intoleransi aktivitas
Tujuan (NOC):
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam, diharapkan intoleransi aktivitas dapat teratasi dengan
kriteria hasil:
No
|
Indikator
|
IR
|
ER
|
1
|
Berpartisipasi
dalamaktivitas yang di inginkan/diperlukan
|
||
2
|
Melaporkan
peningkatan dalam toleransi aktivitas yang di ukur
|
||
3
|
Menunjukkan
penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi
|
Keterangan:
1.
Sangat
dikompromikan
2.
Dapat dikompromikan
3.
Cukup dikompromikan
4.
Sedikit dikompromikan
5.
Tidak dapat di kompromikan
Intervensi (NIC):
1.
Monitor keterbatasan aktivitas,
kelemahan saat aktivitas
2.
Bantu pasien dalam melakukan aktivitas
sendiri
3.
Catat tanda vital
4.
Kolaborasi dengan dokter
5.
Lakukan aktivitas yang adekuat
6.
Kaji respons pasien terhadap aktivitas
7.
Instruksikan pasien tentang teknik
penghematan energi
b.
Gangguan mobilitas fisik
Tujuan (NOC):
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam, diharapkan hambatan mobilitas fisik dapat teratasi dengan
kriteria hasil:
No
|
Indikator
|
IR
|
ER
|
1.
|
Pasien
beraktivitas mandiri
|
||
2.
|
Meningkatkan
kemampuan berpindah
|
||
3.
|
Meningkatkan
kemampuan berjalan
|
||
4.
|
Meningkatkan
kemampuan aktivitas fisik
|
||
5.
|
Pasien tidak
lemas
|
Keterangan:
1.
Sangat dikompromikan
2.
Dapat dikompromikan
3.
Cukup dikompromikan
4.
Sedikit dikompromikan
5.
Tidak dapat dikompromikan
BAB III
TINJAUAN KASUS
A.
PENGKAJIAN
Dilakukan
oleh penulis di Ruang Dahlia RSUD Banyumas pada tanggal 15 juni 2016, pukul
17.10 WIB dengan sumber data dari pasien,
dan rekam medis.
1.
Identitas
Pasien
bernama Tn. T dengan umur 16 tahun berjenis kelamin laki-laki bertempat tinggal
di wlahar kulon patikraja, pasien belum menikah, beragama islam, dari suku
jawa, pendidikan terakhir adalah smk, pasien adalah pelajar smk. Pasien masuk
RSUD Banyumas pada tanggal 14 Juni 2016 dengan diagnosa medis Hernia Linguinal
Lateral Sinistra Reponibel.
2.
Riwayat Kesehatan
Pasien
datang dari tempat pendaftaran untuk rawat inap, kemudian di periksa oleh
dokter dengan diagnose medis hernia linguinal lateral sinistra reponibel.
Dokter menganjurkan untuk operasi hernia repair, setelah operasi pasien masuk
di ruang dahlia RSUD Banyumas dengan keluhan nyeri. Saat pasien masuk RS pasien
mengeluh sakit pada perut bagian kiri bawah. Saat pengkajian pasien merasakan
nyeri pada perut bagian kiri bawah karena luka operasi. Pasien tidak memiliki
riwayat penyakit dahulu. Keluarga pasien ada yang mengalami penyakit seperti
ini yaitu kakak laki-lakinya. Pasien telah diambil sampel darahnya untuk di
periksa leukosit, hemoglobin, albumin, glukosa, PPT, APPT. sampai saat ini
pasien telah mendaptkan tindakan operasi hernia repair dan terapi obat.
3.
Pengkajian Pola Fungsional Gordon
Berdasarkan
hasil pengkajian dengan format pengkajian pola fungsional Gordon ditemukan
masalah keperawatan sebagai berikut:
Pada
pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan pasien tidak terlalu memperdulikan
kesehatannya.
Pada
pola nutrisi / metabolic tidak ada gangguan, sebelum sakit pasien makan 3x1
hari, porsi penuh. Selama sakit pasien makan 3x1 hari, porsi seimbang (tinggi
kalori tinggi protein)
Pada
pola eliminasi pasien ditemukan gangguan pada pola berkemih (BAK) pasien yaitu
terpasang Dower Cateter ukuran 16.
Pada
pola aktivitas dan latihan pasien mengalami kendala yaitu dengan keadaaan
dirinya yang lemah pasca operasi Hernia repair, terpasang infuse dan juga
terpasang kateter. Sebelum sakit pasien adalah pelajar smk dan bekerja sambilan
sebagai pengantar ampas tahu, saat sakit kegiatannya tidak dilakukannya.
Pada
pola tidur dan istirahat pasien sering terbangun pada malam hari karena rasa
sakit pada luka pasca opersi hernia
repair.
Pada
pola persepsual pasien tidak mengalami gangguan.
Pada
pola persepsi pasien nampak optimis untuk dapat sembuh namun pasien juga
mencemaskan penyakitnya
Pada
pola seksualitas dan reproduksi pasien tidak memiliki gangguan.
Pada
pola peran dan hubungan pasien tidak memiliki gangguan
Pada
pola management koping-stress pasien pada saat stress pasien beristirahat dan
berdoa kepada Tuhan supaya cepat sembuh
Pada
pola nilai dan keyakinan pasien selama
sakit kegiatan beribadah pasien menjadi terganggu.
4.
Pemeriksaan Fisik
Pada
pemeriksaan fisik pada Tn. T ditemukan hasil : Keadaan umum pasien cukup dengan
keluhan nyeri di bagian yang dioperasi. Kesadaran pasien adalah sadar penuh.
Tanda-tanda vital antara lain TD: 120/80 mmHg, Nadi: 80 x/menit, S: 35 º C, RR:
20 x/menit. BB: 65 Kg. TB: 165 cm.
Untuk
pemeriksaan Head to To didapatkan hasil antara lain pada kepala simetris, tidak
ada benjolan, dari mata ananemis. Pada hidung simetris, tampak bersih, tidak
terpasang NGT. Pada telinga kanan dan kiri tidak ada luka, simetris.Mulut
terlihat lembab dan bersih. Pada leher tidak ada pembesaran thyroid. Pada
thorak, payudara simetris, tidak ada luka, irama jantung teratur, paru
vesikuler kanan kiri.Pada abdomen bentuk simetris, terdapat luka operasi di
sebelah kiri bawah, ada nyeri tekan, suara timpani, terdengar bising usus 12x
permenit. Pada genetalia terpasang dower kateter. Pada punggung simetris, tidak
ada luka. Pada ekstremitas atas terpasang IVFD RL.
5.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada pasien yaitu
pemeriksaan laboratorium untuk hematologi dan patologi klinik pada tanggal 14
Juni 2016.Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan hasil WBC/leukosit: 10.2
10e3/ul (N: 3.70-10.1), NEU/neutrofil segmen: 5.79 56.9% (N: 1.63-6.96),
LYM/limfosit: 3.51 34.5% (N: 1.09-2.99), MONO/monosit: .503 4.94% (N:
.240-790), EOS/eosinofil: .314 3.08% (N: .030-.440), BASO/basofil: .066 .648
(N: 0.00-.080), RBC/eritrosit: 6.10 10e6/ul (N: 4.06-5.58), HGB/hemoglobin:
15.4 g/dl (N: 12.9-15.9), HCT/hematocrit: 44.5 % (N: 37.7-53.7), HCV: 72.8 fL
(N: 81.1-96.0), MCH: 25.3 Pg (N: 27.0-31.2), MCHC: 34.7 g/dL (N: 31.8-35.4),
RDW: 10.2 % (N: 11.5-14.5), PLT/trombosit: 361. 10e3/uL (N: 155.-366.), MPV:
5.13 fL (N:6.90-10.6), Glucose: 88 mg/dl (N: 75-115), Albumin: 4.38 g/dl (N:
3.46-4.8), GOT: 21.9 U/L (N: 0-50), GPT: 20.2 U/L (N: 0-50), BUN (UV): 9.5 mg/dl
(N: 4.7-23), CREATININE: 1.01 mg/dl (N: 0.50-1.20).
Kemudian
untuk hasil patologi klinik PPT: 13.3 (N: 11.3-14.7), APPT: 32.2 (N:
27.4-39.3).
6.
Program Terapi
Terapi
yang diberikan pada pasien Tn.T pada tanggal 15 Juni 2016 adalah untuk bedrest,
tanggal 16Juni 2016, infus RL 20 tetes per menit, injeksi cefotaxim 2 x 1 g,
injeksi ketorolak 30mg 3x sehari.
B.
ANALISIS DATA DAN PERUMUSAN DIAGNOSA
1.
Analisis Data
No.
|
Data Fokus
|
Etiologi
|
Problem
|
1
|
DS:
-
pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kiri
bawah
DO:
-
Pasien tampak meringis kesakitan
-
Terdapat luka operasi di perit bagian kiri bawah
-
P: bila beraktifitas menimbulkan nyeri
-
Q: nyeri sepertoi ditusuk-tusuk
-
R: di luka operasi
-
S: skala7
-
T: sering, mendadak
|
Agen Cedera
Fisik
|
Nyeri Akut
|
2
|
DS:
-
Pasien mengatakan tidak mampu untuk ke kamar mandi
DO:
-
Pasien tampak dibantu keluarganya saat ke kamar
mandi
|
Kelemahan
|
Defisit
perawatan diri: mandi
|
3
|
DS:
-
Pasien mengatakan kecemasan terhadap luka operasinya
DO:
-
Pasien tampak cemas
|
Prosedur
invasif
|
Resiko infeksi
|
2. Perumusan
Diagnosa Keperawatan
a.
Nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera fisik ditandai dengan pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kiri
bawah, pasien tampak meringis kesakitan dan terdapat luka operasi di perut
bagian kiri bawah.
b.
Defisit perawatan diri: mandi
berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan pasien mengatakan tidak mampu
untuk kekamar mandi dan pasien tampak dibantu keluarganya saat pergi ke kamar
mandi.
c.
Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur
invasif ditandai dengan pasien mengatakan kecemasan dapa luka operasinya dan
pasien tampak cemas.
3.
Diagnosa Keperawatan Sesuai prioritas
Hari
ke-1, 2, dan 3.
a.
Nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera fisik ditandai dengan pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kiri
bawah, pasien tampak meringis kesakitan dan terdapat luka operasi di perut
bagian kiri bawah.
b.
Defisit perawatan diri: mandi
berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan pasien mengatakan tidak mampu
untuk kekamar mandi dan pasien tampak dibantu keluarganya saat pergi ke kamar
mandi.
c.
Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur
invasive ditandai dengan pasien mengatakan kecemasan dapa luka operasinya dan
pasien tampak cemas.
C.
INTERVENSI IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
1.
Nyeri Akut berhubungan dengan Agen
Cedera Fisik
Tujuan:
setelah dilakuka tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan nyeri dapat
teratasi
No.
|
Indikator
|
IR
|
ER
|
1.
|
Ekspresi wajah
soal nyeri
|
2
|
5
|
2.
|
Ketegangan
otot
|
2
|
5
|
3.
|
Melaporkan
adanya nyeri
|
2
|
5
|
Keterangan:
1.
Berat
2.
Cukup berat
3.
Sedang
4.
Ringan
5.
Tidak ada
Intervensi:
a.
Kaji nyeri secara komperhensif
b.
Ajarkan teknik relaksasi
c.
Berikan analgetik sesuai program
d.
Monitor ttv
e.
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
f.
Control lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri
g.
Observasi reaksi verbal
Implementasi:
a.
Mengkaji nyesi secara komperhensif
b.
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
c.
Memberikan analgetik (injeksi IV)
d.
Mengajarkan teknik relaksasi
e.
Kontrol lingkungan yang mempengaruhi
nyeri
Evaluasi:
S: pasien
mengatakan nyeri sudah mulai hilang
O: P:
bila beraktifitas menimbulkan nyeri
Q:
nyeri seperti disayat-sayat
R:
di luka operasi
S:
skala 2
T:
5 menit
A:
No
|
Indikator
|
IR
|
ER
|
A
|
1.
|
Ekspresi
wajah soal nyeri
|
2
|
5
|
5
|
2.
|
Ketegangan
otot
|
2
|
5
|
5
|
3.
|
Melaporkan
adanya nyeri
|
2
|
5
|
5
|
Keterangan:
1.
Berat
2.
Cukup berat
3.
Sedang
4.
Ringan
5.
Tidak ada
P: hentikan
intervensi, pasien pulang.
2.
Defisit perawatan diri: mandi
berhubungan dengan kelemahan
Tujuan:
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan perawatan
diri: mandi dapat ditingkatkan
No.
|
Indikator
|
IR
|
ER
|
1.
|
Masuk dan
keluar dari kamar mandi
|
1
|
4
|
2.
|
Mengambil
alat/ bahan mandi
|
1
|
4
|
3.
|
Mandi dengan bersiram
|
1
|
4
|
Keterangan:
1.
Sangat terganggu
2.
Banyak terganggu
3.
Cukup terganggu
4.
Sedikit terganggu
5.
Tidak terganggu
Intervensi:
a.
Menentukan jumlah dan jenis bantuan yang
di butuhkan
b.
Memfasilitasi diri mandi pasien
c.
Memantau integritas kulit pasien
d.
Menjaga kebersihan ritual
e.
Memfasilitasi pemeliharaan rutin yang
biasa pasien tidur, isyarat sebelum tidur/alat peraga, dan benda-benda asing.
f.
Mendorong orang tua/ keluarga
partisipasi dalam kegiatan tidur biasa
g.
Memberikan bantuan sampai pasien
sepenuhnya dapat mengasumsikan perawatan diri
Implementasi:
a.
Menentukan jumlah dan jenis bantuan yang
dibutuhkan
b.
Memantau integritas kulit pasien
c.
Mendorong orang tua/ keluarga
partisipasi dalam kegiatan tidur biasa
Evaluasi:
S: pasien
mengatakan sudah bisa untuk ke kamar mandi sendiri
O: pasien
terlihat berjalan dari kamar mandi
A :
No.
|
Indikator
|
IR
|
ER
|
A
|
1.
|
Masuk dan
keluar dari kamar mandi
|
1
|
4
|
4
|
2.
|
Mengambil
alat/ bahan mandi
|
1
|
4
|
4
|
3.
|
Mandi dengan
bersiram
|
1
|
4
|
4
|
Keterangan:
1.
Sangat terganggu
2.
Banyak terganggu
3.
Cukup terganggu
4.
Sedikit terganggu
5.
Tidak terganggu
P: hentikan intervensi, pasien pulang.
3. Resiko
infeksi berhubungan denngan prosedur invasif
Tujuan: setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan pemulihan pembedahan: segera setelah
operasi dapat di tingkatkan
No.
|
Indikator
|
IR
|
ER
|
1.
|
Perdarahan
|
1
|
4
|
2.
|
Nyeri
|
1
|
4
|
3.
|
Cairan
merembes pada balutan
|
1
|
4
|
Keterangan:
1. Berat
2. Cukup
berat
3. Sedang
4. Ringan
5.
Tidak ada
Intervensi:
a.
Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan
b.
Pertahankan lingkungan aseptik selama
pemasangan alat
c.
Berikan terapi antibiotik
d.
Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
e.
Pertahankan teknik asepsis pada pasien
yang beresiko
f.
Inspeksi kondisi luka/ insisi bedah
g.
Ajarkan cara menghindari infeksi
Implementasi:
a.
Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan
b.
Pertahankan lingkungan aseptik selama
pemasangan alat
c.
Berikan terapi antibiotic
d.
Pertahankan teknik asepsis pada pasien
yang beresiko
Evaluasi:
S: Pasien mengatakan masih sedikit cemas terhadap luka
operasinya
O: Pasien
terlihat sedikit cemas dan gelisah
A:
No.
|
Indikator
|
IR
|
ER
|
A
|
1.
|
Perdarahan
|
1
|
4
|
4
|
2.
|
Nyeri
|
1
|
4
|
4
|
3.
|
Cairan
merembes pada balutan
|
1
|
4
|
4
|
Keterangan:
1.
Berat
2.
Cukup berat
3.
Sedang
4.
Ringan
5.
Tidak ada
P: hentikan
intervensi, pasien pulang.
BAB
IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas
tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Tn. T dengan gangguan aktivitas dan
latihan, mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi. Pembahasan ini, penulis
mencoba untuk mengkaitkan antara referensi yang didapat tentang pasien dengan
kondisi pasien.
A. PENGKAJIAN
Muttaqin tahun 2009 menjelaskan definisi
pengkajian adalah salah satu dari komponen proses keperawatan yang merupakan
suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan pasien,
meliputi usaha pengumpulan data dan membuktikan data tentang status kesehatan
seorang pasien. Keahlian dalam melakukan observasi, komunikasi, wawancara, dan
pemeriksaan fisik sangat penting untuk mewujudkan fase proses keperawatan.
Penulis dalam mendapatkan data dari
pasien menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara dan studi pustaka. Dalam
pengumpulan data, penulis menggunakan pengkajian pola fungsional Gordon. Alasan
penulis menggunakan pola pengkajian fungsional menurut Gordon adalah bahwa pola
fungsional Gordon ini mempunyai aplikasi luas untuk para perawat dengan latar
belakang praktek yang beragam. Model pola fungsional kesehatan terbentuk dari
hubungan antara pasien dan lingkungan dan dapat digunakan untuk perseorangan,
keluarga dan komunitas. Setiap pola merupakan suatu rangkaian perilaku yang
membantu perawat mengumpulkan, mengorganisasikan dan memilah-milah data (NANDA,
2012).
Pada saat pengkajian, penulis memperoleh
data fokus bahwa pasien mengeluh nyeri dan sulit bergerak, nyeri
bertambah bila bergerak terutama nyeri pada perut bagian kiri bawah dan
berkurang jika istirahat tiduran.
Hasil
pengkajian pola fungsional Gordon yang penulis temukan pada pasien diantaranya
terdapat gangguan aktivitas dan latihan, Hasil tersebut dijabarkan sebagai
berikut:
Pola
aktivitas dan latihan ditemukan pasien tidak dapat beraktivitas sepenuhnya
secara mandiri masih membutuhkan bantuan orang lain dan alat untuk membantunya
beraktivitas karena kondisinya yang memang untuk bergerak sangat sakit sebab
nyeri yang dirasakan.
B. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan
didefinisikan sebagai penilaian klinis tentang pengalaman/ respon individu,
keluarga, kelompok, atau komunitas tehadap masalah kesehatan/ proses kehidupan
aktual atau potensial, dan memberi dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk
mencapai hasil yang dapat dipertanggungjawabkan (NANDA, 2012). Dalam hal ini
perawat belum berpengalaman dalam membuat diagnosa, sehingga masih terdapat
kesalahan saat penyusunan diagnosa keperawatan. Pada awalnya penulis menemukan
diagnose nyeri, hambatan duduk, dan hambatan berjalan. Setelah di analisa lebih
mendalam, penulis akhirnya menemukan diagnose nyeri akut, deficit perawatan
diri: mandi dan resiko infeksi.
1.
Diagnosa
keperawatan yang ditemukan pada kasus Tn.T yang sesuai
dengan teori:
Tidak ditemukan Diagnosa
keperawatan yang ditemukan pada kasus Tn.T yang sesuai
dengan teori.
2.
Diagnosa keperawatan yang tidak
ditemukan pada kasus Tn.T
tetapi ada konsep teori:
Hambatan/
gangguan mobilitas fisik
Definisi dari
hambatan/ gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik atau
satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah.
Penulis tidak
menegakkan diagnoseini dikarenakan kurangnya dukungan data untuk menegakkan
diagnosa ini.
3.
Diagnosa
keperawatan yang ditemukan pada kasus Tn.T tetapi tidak
ada di konsep teori (diagnosa temuan):
Resiko infeksi
Definisi dari
resiko infeksi adalah rentan mengalami invasi dan multiplikasi organism
patogenik yang dapat mengganggu kesehatan
Penulis
menegakkan diagnosa ini
dikarenakan adanya dukungan data subjektif dan data obyektif.
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Gangguan aktivitas dan latihan diartikan
sebagai suatu aksi energetic atau keadaan bergerak, kehilangan kemampuan
bergerak walaupun pada waktu yang singkat memerlukan tindakan-tindakan yang
tepat baik oleh klien maupun perawat.
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan
pada kasus pasien Tn.T
dengan gangguan aktivitas latihan, ditemukan nyeri akut berhubungan
dengan agens cedera fisik,Hambatan duduk berhubungan dengan nyeri, Hambatan berjalan berhubungan dengan
nyeri.
Intervensi keperawatan
yang dirumuskan untuk diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus diantaranya. Implementasi keperawatan yang dilakukan
selama 3 x 24 jam untuk diagnosa yang ditemukan pada kasus tidak dapat
dilakukan semua sesuai intervensi yang disusun dikarenakan kurangnya komunikasi
yang efektif antara penulis dengan pasien. Evaluasi keperawatan dilakukan pada
hari ke-3 dengan menggunakan SOAP pada catatan perkembangan. Diagnosa yang
teratasi adalah nyeri akut, hambatan duduk, dan hambatan berjalan. Dokumentasi asuhan keperawatan pada
pasien Tn.T
dengan nyeri pasca operasi
ini menggunakan pola fungsional Gordon, dalam menegakkan diagnosa penulis
memakai NANDA sebagai acuan, untuk menyusun intervensi keperawatan penulis
menggunakan NIC NOC, dan dalam penulisan evaluasi penulis menggunakan SOAP pada
catatan perkembangan.
B.
SARAN
1.
Mahasiswa
Lebih
termotivasi untuk mencari informasi atau menambah pengetahuan dan wawasan
sehingga dapat mencegah atau menangani kasus aktivitas dan latihan.
Selalu
berhati-hati dalam melaksanakan tugas karena masih banyak yang belum kita
ketahui dan kita masih dalam proses belajar .Ketika menemui kesulitan ketika
melakukan tindakan hendaknya kita menghubungi perawat ruangan dan meminta
bantuan dan bimbingan serta arahan.Dan yang paling utama janagan pernah malu
dan sungkan untuk bertanya jika menemui hal yang baru dan belum kita ketahui.
2.
Institusi Akper Serulingmas Cilacap
Lebih
ditingkatkan pembelajaran pada mahasiswa Akper Serulingmas Cilacap tentang
pembelajaran praktek sesuai dengan teori.
Memperbanyak
literatur panduan untuk praktek , karena masih ada beberapa tindakan yang belum
diajarkan di kampus namun ditemukan ketika praktek.
3.
Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas
Selalu
berikan bimbingan kepada kami mahasiswa kesehatan yang praktik di Rumah Sakit
Umum Daerah Banyumas dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan jika kami
melakukan kesalahan mohon agar kami ditegur dan diberi arahan bagaimana yang
seharusnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Potter dan perry. 1999. Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta: EGC.
Tarwato.
2006. Kebutuhan Dasar Manusiadan Proses
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Doenges. E. M. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.
No comments:
Post a Comment