ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Tn. T DENGAN
GANGGUAN
AKTIVITAS DAN LATIHAN
DI
RUANG DAHLIA RSUD
BANYUMAS
LAPORAN
KASUS
DISUSUN
OLEH:
ANNANG
DWI SAEFURROHMAN ZEN
15.025
AKADEMI
KEPERAWATAN SERULINGMAS
CILACAP
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Alloh SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tentang “ASUHAN KEPERAWATAN PADA
Tn.T DENGAN GANGGUANAKTIVITAS DAN LATIHAN DI RUANG DAHLIA RSUD BANYUMAS” ini dapat
terselesaikan. Dalam penyusunan laporan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada :
1. Puji Suwariyah,Ns.,M.Kep. selaku Direktur Akper
Serulingmas Cilacap
2. Intan Diah P., Ns. M.Kepselaku
Pembimbing Akademik
3. Bambang
R., S, Kep. Ns selaku Pembimbing
Lahan
4. Teman-teman
mahasiswa.
Demikian
akhir kata penulis, apabila banyak
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan dan keterbatasan materi penulis mohon
maaf. Semoga Asuhan Keperawatan ini bermanfaat dan
berguna bagi pembaca pada umumnya serta profesi pada
khususnya.
Maos, 4 Agustus 2016
Penulis
PENGESAHAN
Laporan
kasus dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Tn. T Dengan Gangguan Aktivitas dan
Latihan Di Ruang Dahlia RSUD Banyumas Telah diujikan dan disetujui oleh Dewan
Penguji.
Diujikan tanggal 11 Agustus 2016.
Pembimbing I
NIK.
47070882
Pembimbing
II
Budi
Priyanto, S.Kep., Ns
NIK.
19950571
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
PENGESAHAN……………………………………………………………. iii
DAFTAR
ISI.................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan
penulisan................................................................................ 1
C. Manfat
penulisan................................................................................ 2
D. Sistematika......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep
dasar manusia
1. Pengertian.............................................................................. 4
2. Anatomi
&fisiologi............................................................... 4
3. Faktor
yang mempengaruhi................................................... 5
4. Penatalaksanaan..................................................................... 5
B. Konsep
keperawatan
1. Pengkajian.............................................................................. 6
2. Masalah
yang mungkin muncul............................................. 8
3. Perencanaan
keperawatan...................................................... 9
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian.......................................................................................... 11
B. Analisa
data dan perumusan diagnosa keperawatan.......................... 14
C. Intervensi,implementasi,evaluasi....................................................... 15
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian.......................................................................................... 20
B. Diagnosa
keperawatan....................................................................... 21
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 23
B. Saran................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Aktivitas
adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup
Latihan
adalah aktivitas yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan atau memelihara
kebugaran
Gangguan
aktivitas dan latihan diartikan sebagai suatu aksi energetic atau keadaan
bergerak, kehilangan kemampuan bergerak walaupun pada waktu yang singkat
memerlukan tindakan-tindakan yang tepat baik oleh klien maupun perawat.
B. TUJUAN
PENULISAN
1. Tujuan
Umum
Tujuan umum dari penulisan laporan
kasus ini yaitu menggambarkan proses asuhan keperawatan pada Tn.T dengan
gangguan aktivitas dan latihan di Ruang Dahlia RSUD Banyumas.
2. Tujuan
Khusus
Tujuan khusus dari penulisan laporan
kasus ini diharapkan penulis mampu:
a. Melakukan
pengkajian pada Tn.T dengan gangguan aktivitas dan latihan di Ruang Dahlia RSUD
Banyumas.
b. Merumuskan
diagnose keperawatan pada Tn.T dengan gangguan aktivitas dan latihan di Ruang
Dahlia RSUD Banyumas.
c. Merumuskan
rencana tindakan pada Tn.T dengan gangguan aktivitas dan latihan di Ruang
Dahlia RSUD Banyumas.
d. Melakukan
rencana tindakan keperawatan pada Tn.T dengan gangguan aktivitas dan latihan di
Ruang Dahlia RSUD Banyumas.
e. Melakukan
evaluasi pada Tn.T dengan gangguan aktivitas dan latihan di Ruang Dahlia RSUD
Banyumas.
f. Mendokumentasikan
asuhan keperawatan pada Tn.T dengan gangguan aktivitas dan latihan di Ruang
Dahlia RSUD Banyumas.
C. MANFAAT
PENULISAN
1. Bagi
Penulis
Menambah serta meningkatkan pengetahuan, wawasan dan keterampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan aktivitas dan latihan.
2. Bagi
Institusi Akper Serulingmas Cilacap
Sebagai referensi dan acuan proses
asuhan keperawatan pada pasien gangguan aktivitas dan latihan.
3. Bagi
Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas
Sebagai referensi tambahan mengenai
proses asuhan keperawatan pada pasien gangguan aktivitas dan latihan.
D. SISTEMATIKA
Dalam
asuhan keperawatan pada Tn.T dengan gangguan Aktivitas dan Latihan di
Ruang Dahlia RSUD Banyumas.
1. BAB
I: pendahuluan yang menliputi latar belakang, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, sistematika penulisan.
2. BAB
II: tinjauan teori yang meliputi konsep dasar kebutuhan manusia, konsep
keperawatan.
3. BAB
III: tinjauan kasus yang meliputi pengkajian, analisa data, diagnose
keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi.
4. BAB
IV: pembahasan yang meliputi pengkajian, diagnose keperawatan.
5. BAB
V: penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
6. DAFTAR
PUSTAKA
7. LAMPIRAN
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A. KONSEP
DASAR MANUSIA
1. Definisi/Pengertian
a. Aktivitas
adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup
b. Latihan
adalah aktivitas yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan atau memelihara
kebugaran
c. Gangguan
aktivitas dan latihan diartikan sebagai suatu aksi energetic atau keadaan
bergerak, kehilangan kemampuan bergerak walaupun pada waktu yang singkat
memerlukan tindakan-tindakan yang tepat baik oleh klien maupun perawat
2. Anatomi
& Fisiologi
Sistem
muskuloskeletal terdiri dari muskulus, tendon, ligament, tulang, kartilago,
persendian dan bursa.Semua struktur ini bekerja bersama-sama untuk menghasilkan
gerakan. Ada tiga jenis otot utama pada manusia yaitu: otot polos, otot rangka,
dan otot jantung. Dari ketiga otot tersebut, otot yang paling berpengaruh untuk
aktivitas atau pergerakan adalah otot rangka.
Otot
rangka terdiri dari serabut-serabut yang tersusun dalam berkas disebut fesikel,
semakin besar otot semakin banyak serabutnya.
a. Otot
bisep lengan pada lengan atas adalah otot yang besar dan tersusun dari 260.000
serabut
b. Otot
kecil seperti stapedius dalam telinga tengah hanya terdiri 1.500 serabut
Otot
akan berkembang jika serabut-serabut otot mengalami pembesaran. Tendon
merupakan jaringan ikat fobrosa yang mengaitkan otot dengan periosteum
(membrane fibrosa yang menutupi tulang).Tendon menyebabkan tulang bergerak
sewaktu ptpt-otot skelet berkontraksi. Ligament merupakan jaringan ikat fibrosa
yang kuat dan padat yang mengikat antara satu tulang dengan tulang yang lain.
Juga membantu tulan untuk bergerak.
Tulang
di klarifikasikan menurut bentuk dan lokasinya
a. Menurut
bentuknya
1) Tulang
panjang: humerus, radius, femur, dan tibia
2) Tulang
pendek: karpal dan tarsal
3) Tulang
pipih: scapula, tulang rusuk, tulang tengkorak
4) Tulang
dengan bentuk tidak teratur: vertebra, tulang tengkorak
5) Tulang
sesamoid: patella
b. Menurut
lokasinya
1) Tulang
aksial: tulang wajah, cranial, hyoid, vertebra, tulang rusuk, sternum
2) Tulang
apendikular: klavikula, scapula, humerus, radius, ulna, metacarpal, tulang
pelvis, femur, patella, fibula, meta tarsal
3. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
a. Gaya
hidup
b. Proses
penyakit dan injuri
c. Kebudayaan
d. Tingkat
energy
e. Usia
dan status perkembangan
4. Penatalaksanaan
a. Keperawatan
Ditujukan
kearah perawatan penyakit atau kesakitan yang di hasilkan atau yang turut
berperan terhadap masalah imobilitas dan konsekuensi actual atau potensial dari
imobilitas. Contoh-contoh pendekatan terhadap penanganan imobilitas meliputi
terapi fisik untuk mempertahankan imobilitas dan kekuatan otot, kompresi
pneumatic intermiten dan kekuatan otot, kompresi pneumatic intermiten atau
stoking kompresi gradient untuk meningkatkan aliran darah vena dan mencegah
tromboembolisme, spirometri insesif untuk hiper inflasi alveoli, dan tirah
baring untuk eliminasi
b. Medis
Spiral
menurun yang terjadi akibat aksaserbasi akut dari imobilitas dapat dikurangi
atau dicegah dengan intervensi keperawatan.
Keberhasilan
intervensi dari suatu pengertian tentang berbagai faktor yang menyebabkan atau
turut berperan dalam imobilitas dan penuaan.Pencegahan sekunder memfokuskan
pada pemeliharaan fungsi dan pencegahan komplikasi.
B. KONSEP
KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat
keperawatan
1) riwayat
aktivitas dan olahraga
2) toleransi
aktivitas
3) jenis
dan frekuensi olahraga
4) faktor
yang mempengaruhi imobilitas
5) pengaruh
imobilitas
b. Pemeriksaan
fisik
1) Kesejajaran
tubuh
Mengidentifikasi
perubahan postur tubuh akibat pertumbuhan dan perkembangan normal. Pemeriksaan
di lakukan dengan cara inspeksi pasien dari lateral, anterior, dan posterior
guna mengamati:
a) Bahu
dan pinggul sejajar
b) Jari-jari
kaki mengarah kedepan
c) Tulang
belakang lurus, tidak melengkung ke sisi yang lain
2) Cara
berjalan
Dilakukan
untuk mengidentifikasi mobilitas klien dan resiko cidera akibat jatuh
a) Kepala
tegak, pandangan lurus
b) Tumit
menyentuh tanah terlebih dahulu daripada jari kaki
c) Lengan
mengayun kedepan bersamaan dengan ayunan kaki di sisi yang berlawanan
d) Gaya
berjalan halus, terkoordinasi
3) Penampilan
dan pergerakan sendi
Pemeriksaan
ini meliputi inspeksi, palpasi, serta pengkajian tentang gerak aktif atau
tentang gerak pasif. Hal-hal yang di kaji yaitu:
a) Adanya
kemerahan/pembengkakan sendi
b) Deformitas
c) Adanya
nyeri tekan
d) Krepitasi
e) Peningkatan
temperature di sekutar sendi
f) Perkembangan
otot yang terkait dengan masing-masing sendi
4) Kemampuan
keterbatasan gerak
a) Bagaimana
penyakit klien mempengaruhi kemampuan klien untuk bergerak
b) Adanya
hambatan dalam bergerak
c) Keseimbangan
dan koordinasi klien
d) Kenyamanan
klien
5) Kekuatan
dan massa otot
Harus mengkaji kekuatan dan
kemampuan klien untuk bergerak. Tingkat kekuatan otot:
Skala
|
Kekuatan (%)
|
Ciri
|
0
|
0
|
Paralisis
total
|
1
|
10
|
Tidak
ada gerakan, teraba/adanya kontraksi
|
2
|
25
|
Gerakan
otot penuh menentang gravitasi dengan sokongan
|
3
|
50
|
Gerakan
normal menentang gravitasi
|
4
|
70
|
Gerakan
normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit tahanan
|
5
|
100
|
Gerakan
penuh menentang gravitasi dan tahanan penuh
|
(priharjo,2006:159)
6) Toleransi
aktivitas
Pengkajian ini
bermanfaat untuk membantu meningkatkan klien.
c. Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan diagnostic
1) Foto
rontgen
Untuk menggambarkan
kepadatan tulang, tekstur, erosi, dan perubahan hubungan tulang
2) CT-Scan
tulang
Mengidentifikasi lokasi
dan panjangnya patah tulang di daerah sulit di evakuasi
2. Gangguan/Masalah
yang Mungkin Muncul
a. Intoleransi
aktivitas
Kondisi dimana
seseorang mengalami penurunan energy fisiologis dan psikologis untuk melakukan
aktivitas sehari-hari
1) Keluhan
umum
2) Bedrest
yang lama
3) Motivasi
yang kurang
4) Pembatasan
pergerakan
5) Nyeri
b. Gangguan
mobilitas fisik
Kondisi dimana pasien
tidak mampu melakukan pergerakan secara mandiri
Kemungkinan berhubungan
dengan:
1) Gangguan
persepsi kognitif
2) Imobilisasi
3) Gangguan
neuromuskuler
4) Kelemahan
5) Pasien
dengan traksi
3. Intervensi/
perencanaan keperawatan
a. Intoleransi
aktivitas
Tujuan (NOC):
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan intoleransi
aktivitas dapat teratasi dengan kriteria hasil:
No
|
Indikator
|
IR
|
ER
|
1
|
Berpartisipasi dalamaktivitas yang di
inginkan/diperlukan
|
||
2
|
Melaporkan peningkatan dalam toleransi
aktivitas yang di ukur
|
||
3
|
Menunjukkan penurunan dalam
tanda-tanda intoleransi fisiologi
|
Keterangan:
1. Sangat dikompromikan
2. Dapat
dikompromikan
3. Cukup
dikompromikan
4. Sedikit
dikompromikan
5. Tidak
dapat di kompromikan
Intervensi
(NIC):
1. Monitor
keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas
2. Bantu
pasien dalam melakukan aktivitas sendiri
3. Catat
tanda vital
4. Kolaborasi
dengan dokter
5. Lakukan
aktivitas yang adekuat
6. Kaji
respons pasien terhadap aktivitas
7. Instruksikan
pasien tentang teknik penghematan energi
b. Gangguan
mobilitas fisik
Tujuan (NOC):
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan hambatan mobilitas
fisik dapat teratasi dengan kriteria hasil:
No
|
Indikator
|
IR
|
ER
|
1.
|
Pasien beraktivitas mandiri
|
||
2.
|
Meningkatkan kemampuan berpindah
|
||
3.
|
Meningkatkan kemampuan berjalan
|
||
4.
|
Meningkatkan kemampuan aktivitas fisik
|
||
5.
|
Pasien tidak lemas
|
Keterangan:
1. Sangat
dikompromikan
2. Dapat
dikompromikan
3. Cukup
dikompromikan
4. Sedikit
dikompromikan
5. Tidak
dapat dikompromikan
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
A. PENGKAJIAN
Dilakukan
oleh penulis di Ruang Dahlia RSUD Banyumas pada tanggal 15 juni 2016, pukul
17.10 WIB dengan sumber data dari pasien,
dan rekam medis.
1. Identitas
Pasien
bernama Tn. T dengan umur 16 tahun berjenis kelamin laki-laki bertempat tinggal
di wlahar kulon patikraja, pasien belum menikah, beragama islam, dari suku
jawa, pendidikan terakhir adalah smk, pasien adalah pelajar smk. Pasien masuk
RSUD Banyumas pada tanggal 14 Juni 2016 dengan diagnosa medis Hernia Linguinal
Lateral Sinistra Reponibel.
2. Riwayat
Kesehatan
Pasien
datang dari tempat pendaftaran untuk rawat inap, kemudian di periksa oleh
dokter dengan diagnose medis hernia linguinal lateral sinistra reponibel.
Dokter menganjurkan untuk operasi hernia repair, setelah operasi pasien masuk
di ruang dahlia RSUD Banyumas dengan keluhan nyeri. Saat pasien masuk RS pasien
mengeluh sakit pada perut bagian kiri bawah. Saat pengkajian pasien merasakan
nyeri pada perut bagian kiri bawah karena luka operasi. Pasien tidak memiliki
riwayat penyakit dahulu. Keluarga pasien ada yang mengalami penyakit seperti
ini yaitu kakak laki-lakinya. Pasien telah diambil sampel darahnya untuk di
periksa leukosit, hemoglobin, albumin, glukosa, PPT, APPT. sampai saat ini
pasien telah mendaptkan tindakan operasi hernia repair dan terapi obat.
3. Pengkajian
Pola Fungsional Gordon
Berdasarkan
hasil pengkajian dengan format pengkajian pola fungsional Gordon ditemukan
masalah keperawatan sebagai berikut:
Pada
pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan pasien tidak terlalu memperdulikan
kesehatannya.
Pada
pola nutrisi / metabolic tidak ada gangguan, sebelum sakit pasien makan 3x1
hari, porsi penuh. Selama sakit pasien makan 3x1 hari, porsi seimbang (tinggi
kalori tinggi protein)
Pada pola eliminasi
pasien ditemukan gangguan pada pola berkemih (BAK) pasien yaitu terpasang Dower
Cateter ukuran 16.
Pada
pola aktivitas dan latihan pasien mengalami kendala yaitu dengan keadaaan
dirinya yang lemah pasca operasi Hernia repair, terpasang infuse dan juga
terpasang kateter. Sebelum sakit pasien adalah pelajar smk dan bekerja sambilan
sebagai pengantar ampas tahu, saat sakit kegiatannya tidak dilakukannya.
Pada
pola tidur dan istirahat pasien sering terbangun pada malam hari karena rasa
sakit pada luka pasca opersi hernia
repair.
Pada
pola persepsual pasien tidak mengalami gangguan.
Pada
pola persepsi pasien nampak optimis untuk dapat sembuh namun pasien juga
mencemaskan penyakitnya
Pada
pola seksualitas dan reproduksi pasien tidak memiliki gangguan.
Pada
pola peran dan hubungan pasien tidak memiliki gangguan
Pada
pola management koping-stress pasien pada saat stress pasien beristirahat dan
berdoa kepada Tuhan supaya cepat sembuh
Pada
pola nilai dan keyakinan pasien selama
sakit kegiatan beribadah pasien menjadi terganggu.
4. Pemeriksaan
Fisik
Pada
pemeriksaan fisik pada Tn. T ditemukan hasil : Keadaan umum pasien cukup dengan
keluhan nyeri di bagian yang dioperasi. Kesadaran pasien adalah sadar penuh.
Tanda-tanda vital antara lain TD: 120/80 mmHg, Nadi: 80 x/menit, S: 35 º C, RR:
20 x/menit. BB: 65 Kg. TB: 165 cm.
Untuk
pemeriksaan Head to To didapatkan hasil antara lain pada kepala simetris, tidak
ada benjolan, dari mata ananemis. Pada hidung simetris, tampak bersih, tidak
terpasang NGT. Pada telinga kanan dan kiri tidak ada luka, simetris.Mulut
terlihat lembab dan bersih. Pada leher tidak ada pembesaran thyroid. Pada
thorak, payudara simetris, tidak ada luka, irama jantung teratur, paru
vesikuler kanan kiri.Pada abdomen bentuk simetris, terdapat luka operasi di
sebelah kiri bawah, ada nyeri tekan, suara timpani, terdengar bising usus 12x
permenit. Pada genetalia terpasang dower kateter. Pada punggung simetris, tidak
ada luka. Pada ekstremitas atas terpasang IVFD RL.
5. Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada pasien yaitu
pemeriksaan laboratorium untuk hematologi dan patologi klinik pada tanggal 14
Juni 2016.Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan hasil WBC/leukosit: 10.2
10e3/ul (N: 3.70-10.1), NEU/neutrofil segmen: 5.79 56.9% (N: 1.63-6.96),
LYM/limfosit: 3.51 34.5% (N: 1.09-2.99), MONO/monosit: .503 4.94% (N:
.240-790), EOS/eosinofil: .314 3.08% (N: .030-.440), BASO/basofil: .066 .648
(N: 0.00-.080), RBC/eritrosit: 6.10 10e6/ul (N: 4.06-5.58), HGB/hemoglobin:
15.4 g/dl (N: 12.9-15.9), HCT/hematocrit: 44.5 % (N: 37.7-53.7), HCV: 72.8 fL
(N: 81.1-96.0), MCH: 25.3 Pg (N: 27.0-31.2), MCHC: 34.7 g/dL (N: 31.8-35.4),
RDW: 10.2 % (N: 11.5-14.5), PLT/trombosit: 361. 10e3/uL (N: 155.-366.), MPV:
5.13 fL (N:6.90-10.6), Glucose: 88 mg/dl (N: 75-115), Albumin: 4.38 g/dl (N:
3.46-4.8), GOT: 21.9 U/L (N: 0-50), GPT: 20.2 U/L (N: 0-50), BUN (UV): 9.5
mg/dl (N: 4.7-23), CREATININE: 1.01 mg/dl (N: 0.50-1.20).
Kemudian
untuk hasil patologi klinik PPT: 13.3 (N: 11.3-14.7), APPT: 32.2 (N:
27.4-39.3).
6. Program
Terapi
Terapi
yang diberikan pada pasien Tn.T pada tanggal 15 Juni 2016 adalah untuk bedrest,
tanggal 16Juni 2016, infus RL 20 tetes per menit, injeksi cefotaxim 2 x 1 g,
injeksi ketorolak 30mg 3x sehari.
B. ANALISIS
DATA DAN PERUMUSAN DIAGNOSA
1. Analisis
Data
No.
|
Data Fokus
|
Etiologi
|
Problem
|
1
|
DS:
-
pasien mengatakan nyeri pada perut
bagian kiri bawah
DO:
-
Pasien tampak meringis kesakitan
-
Terdapat luka operasi di perit bagian
kiri bawah
-
P: bila beraktifitas menimbulkan nyeri
-
Q: nyeri sepertoi ditusuk-tusuk
-
R: di luka operasi
-
S: skala7
-
T: sering, mendadak
|
Agen Cedera Fisik
|
Nyeri
Akut
|
2
|
DS:
-
Pasien mengatakan tidak mampu untuk ke
kamar mandi
DO:
-
Pasien tampak dibantu keluarganya saat
ke kamar mandi
|
Kelemahan
|
Defisit
perawatan diri: mandi
|
3
|
DS:
-
Pasien mengatakan kecemasan terhadap
luka operasinya
DO:
-
Pasien tampak cemas
|
Prosedur invasif
|
Resiko
infeksi
|
2. Perumusan
Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri
akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan pasien mengatakan
nyeri pada perut bagian kiri bawah, pasien tampak meringis kesakitan dan
terdapat luka operasi di perut bagian kiri bawah.
b. Defisit
perawatan diri: mandi berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan pasien
mengatakan tidak mampu untuk kekamar mandi dan pasien tampak dibantu
keluarganya saat pergi ke kamar mandi.
c. Resiko
infeksi berhubungan dengan prosedur invasif ditandai dengan pasien mengatakan
kecemasan dapa luka operasinya dan pasien tampak cemas.
3. Diagnosa
Keperawatan Sesuai prioritas
Hari ke-1, 2, dan 3.
a. Nyeri
akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan pasien mengatakan
nyeri pada perut bagian kiri bawah, pasien tampak meringis kesakitan dan
terdapat luka operasi di perut bagian kiri bawah.
b. Defisit
perawatan diri: mandi berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan pasien mengatakan
tidak mampu untuk kekamar mandi dan pasien tampak dibantu keluarganya saat
pergi ke kamar mandi.
c. Resiko
infeksi berhubungan dengan prosedur invasive ditandai dengan pasien mengatakan
kecemasan dapa luka operasinya dan pasien tampak cemas.
C. INTERVENSI
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
1. Nyeri
Akut berhubungan dengan Agen Cedera Fisik
Tujuan: setelah
dilakuka tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan nyeri dapat teratasi
No.
|
Indikator
|
IR
|
ER
|
1.
|
Ekspresi wajah soal nyeri
|
2
|
5
|
2.
|
Ketegangan otot
|
2
|
5
|
3.
|
Melaporkan adanya nyeri
|
2
|
5
|
Keterangan:
1. Berat
2. Cukup
berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak
ada
Intervensi:
a. Kaji
nyeri secara komperhensif
b. Ajarkan
teknik relaksasi
c. Berikan
analgetik sesuai program
d. Monitor
ttv
e. Evaluasi
pengalaman nyeri masa lampau
f. Control
lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
g. Observasi
reaksi verbal
Implementasi:
a. Mengkaji
nyesi secara komperhensif
b. Evaluasi
pengalaman nyeri masa lampau
c. Memberikan
analgetik (injeksi IV)
d. Mengajarkan
teknik relaksasi
e. Kontrol
lingkungan yang mempengaruhi nyeri
Evaluasi:
S:
pasien mengatakan nyeri sudah mulai
hilang
O: P: bila beraktifitas menimbulkan nyeri
Q: nyeri seperti disayat-sayat
R: di luka operasi
S: skala 2
T: 5 menit
A:
No
|
Indikator
|
IR
|
ER
|
A
|
1.
|
Ekspresi wajah
soal nyeri
|
2
|
5
|
5
|
2.
|
Ketegangan
otot
|
2
|
5
|
5
|
3.
|
Melaporkan
adanya nyeri
|
2
|
5
|
5
|
Keterangan:
1. Berat
2. Cukup
berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak
ada
P: hentikan intervensi, pasien pulang.
2. Defisit
perawatan diri: mandi berhubungan dengan kelemahan
Tujuan: setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan perawatan diri: mandi dapat
ditingkatkan
No.
|
Indikator
|
IR
|
ER
|
1.
|
Masuk dan keluar dari kamar mandi
|
1
|
4
|
2.
|
Mengambil alat/ bahan mandi
|
1
|
4
|
3.
|
Mandi dengan bersiram
|
1
|
4
|
Keterangan:
1. Sangat
terganggu
2. Banyak
terganggu
3. Cukup
terganggu
4. Sedikit
terganggu
5. Tidak
terganggu
Intervensi:
a. Menentukan
jumlah dan jenis bantuan yang di butuhkan
b. Memfasilitasi
diri mandi pasien
c. Memantau
integritas kulit pasien
d. Menjaga
kebersihan ritual
e. Memfasilitasi
pemeliharaan rutin yang biasa pasien tidur, isyarat sebelum tidur/alat peraga,
dan benda-benda asing.
f. Mendorong
orang tua/ keluarga partisipasi dalam kegiatan tidur biasa
g. Memberikan
bantuan sampai pasien sepenuhnya dapat mengasumsikan perawatan diri
Implementasi:
a. Menentukan
jumlah dan jenis bantuan yang dibutuhkan
b. Memantau
integritas kulit pasien
c. Mendorong
orang tua/ keluarga partisipasi dalam kegiatan tidur biasa
Evaluasi:
S: pasien
mengatakan sudah bisa untuk ke kamar mandi sendiri
O: pasien
terlihat berjalan dari kamar mandi
A
:
No.
|
Indikator
|
IR
|
ER
|
A
|
1.
|
Masuk dan keluar dari kamar mandi
|
1
|
4
|
4
|
2.
|
Mengambil alat/ bahan mandi
|
1
|
4
|
4
|
3.
|
Mandi dengan bersiram
|
1
|
4
|
4
|
Keterangan:
1. Sangat
terganggu
2. Banyak
terganggu
3. Cukup
terganggu
4. Sedikit
terganggu
5. Tidak
terganggu
P:
hentikan intervensi, pasien pulang.
3.
Resiko infeksi
berhubungan denngan prosedur invasif
Tujuan:
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan pemulihan
pembedahan: segera setelah operasi dapat di tingkatkan
No.
|
Indikator
|
IR
|
ER
|
1.
|
Perdarahan
|
1
|
4
|
2.
|
Nyeri
|
1
|
4
|
3.
|
Cairan
merembes pada balutan
|
1
|
4
|
Keterangan:
1.
Berat
2.
Cukup berat
3.
Sedang
4.
Ringan
5.
Tidak ada
Intervensi:
a. Cuci
tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
b. Pertahankan
lingkungan aseptik selama pemasangan alat
c. Berikan
terapi antibiotik
d. Monitor
tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
e. Pertahankan
teknik asepsis pada pasien yang beresiko
f. Inspeksi
kondisi luka/ insisi bedah
g. Ajarkan
cara menghindari infeksi
Implementasi:
a. Cuci
tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
b. Pertahankan
lingkungan aseptik selama pemasangan alat
c. Berikan
terapi antibiotic
d. Pertahankan
teknik asepsis pada pasien yang beresiko
Evaluasi:
S: Pasien
mengatakan masih sedikit cemas terhadap luka operasinya
O: Pasien terlihat sedikit cemas dan gelisah
A:
No.
|
Indikator
|
IR
|
ER
|
A
|
1.
|
Perdarahan
|
1
|
4
|
4
|
2.
|
Nyeri
|
1
|
4
|
4
|
3.
|
Cairan
merembes pada balutan
|
1
|
4
|
4
|
Keterangan:
1. Berat
2. Cukup
berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak
ada
P: hentikan intervensi, pasien pulang.
BAB
IV
PEMBAHASAN
Dalam
bab ini penulis akan membahas tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Tn. T
dengan gangguan aktivitas dan latihan, mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi. Pembahasan ini, penulis mencoba untuk mengkaitkan antara referensi
yang didapat tentang pasien dengan kondisi pasien.
A.
PENGKAJIAN
Muttaqin tahun 2009 menjelaskan definisi
pengkajian adalah salah satu dari komponen proses keperawatan yang merupakan
suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan pasien,
meliputi usaha pengumpulan data dan membuktikan data tentang status kesehatan seorang
pasien. Keahlian dalam melakukan observasi, komunikasi, wawancara, dan
pemeriksaan fisik sangat penting untuk mewujudkan fase proses keperawatan.
Penulis dalam mendapatkan data dari
pasien menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara dan studi pustaka. Dalam
pengumpulan data, penulis menggunakan pengkajian pola fungsional Gordon. Alasan
penulis menggunakan pola pengkajian fungsional menurut Gordon adalah bahwa pola
fungsional Gordon ini mempunyai aplikasi luas untuk para perawat dengan latar
belakang praktek yang beragam. Model pola fungsional kesehatan terbentuk dari
hubungan antara pasien dan lingkungan dan dapat digunakan untuk perseorangan,
keluarga dan komunitas. Setiap pola merupakan suatu rangkaian perilaku yang
membantu perawat mengumpulkan, mengorganisasikan dan memilah-milah data (NANDA,
2012).
Pada saat pengkajian, penulis memperoleh
data fokus bahwa pasien mengeluh nyeri dan sulit bergerak, nyeri
bertambah bila bergerak terutama nyeri pada perut bagian kiri bawah dan
berkurang jika istirahat tiduran.
Hasil
pengkajian pola fungsional Gordon yang penulis temukan pada pasien diantaranya
terdapat gangguan aktivitas dan latihan, Hasil tersebut dijabarkan sebagai
berikut:
Pola
aktivitas dan latihan ditemukan pasien tidak dapat beraktivitas sepenuhnya
secara mandiri masih membutuhkan bantuan orang lain dan alat untuk membantunya
beraktivitas karena kondisinya yang memang untuk bergerak sangat sakit sebab
nyeri yang dirasakan.
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa
keperawatan didefinisikan sebagai penilaian klinis tentang pengalaman/ respon
individu, keluarga, kelompok, atau komunitas tehadap masalah kesehatan/ proses
kehidupan aktual atau potensial, dan memberi dasar pemilihan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil yang dapat dipertanggungjawabkan (NANDA,
2012). Dalam hal ini perawat belum berpengalaman dalam membuat diagnosa,
sehingga masih terdapat kesalahan saat penyusunan diagnosa keperawatan. Pada
awalnya penulis menemukan diagnose nyeri, hambatan duduk, dan hambatan
berjalan. Setelah di analisa lebih mendalam, penulis akhirnya menemukan
diagnose nyeri akut, deficit perawatan diri: mandi dan resiko infeksi.
1.
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus Tn.T yang sesuai dengan
teori:
Tidak ditemukan Diagnosa keperawatan yang ditemukan
pada kasus Tn.T yang sesuai dengan teori.
2.
Diagnosa keperawatan
yang tidak ditemukan pada kasus Tn.T tetapi ada konsep teori:
Hambatan/
gangguan mobilitas fisik
Definisi
dari hambatan/ gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik
atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah.
Penulis
tidak menegakkan diagnoseini dikarenakan kurangnya dukungan data untuk
menegakkan diagnosa ini.
3.
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus Tn.T tetapi tidak ada di
konsep teori (diagnosa temuan):
Resiko
infeksi
Definisi
dari resiko infeksi adalah rentan mengalami invasi dan multiplikasi organism
patogenik yang dapat mengganggu kesehatan
Penulis
menegakkan diagnosa ini dikarenakan adanya dukungan data subjektif dan data
obyektif.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gangguan aktivitas dan latihan diartikan
sebagai suatu aksi energetic atau keadaan bergerak, kehilangan kemampuan
bergerak walaupun pada waktu yang singkat memerlukan tindakan-tindakan yang
tepat baik oleh klien maupun perawat.
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan
pada kasus pasien Tn.T dengan gangguan aktivitas latihan, ditemukan nyeri akut
berhubungan dengan agens cedera fisik,Hambatan duduk berhubungan dengan nyeri,
Hambatan berjalan berhubungan dengan nyeri. Intervensi keperawatan yang
dirumuskan untuk diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus diantaranya. Implementasi
keperawatan yang dilakukan selama 3 x 24 jam untuk diagnosa yang ditemukan pada
kasus tidak dapat dilakukan semua sesuai intervensi yang disusun dikarenakan
kurangnya komunikasi yang efektif antara penulis dengan pasien. Evaluasi
keperawatan dilakukan pada hari ke-3 dengan menggunakan SOAP pada catatan
perkembangan. Diagnosa yang teratasi adalah nyeri akut, hambatan duduk, dan
hambatan berjalan. Dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien Tn.T dengan nyeri
pasca operasi ini menggunakan pola fungsional Gordon, dalam menegakkan diagnosa
penulis memakai NANDA sebagai acuan, untuk menyusun intervensi keperawatan
penulis menggunakan NIC NOC, dan dalam penulisan evaluasi penulis menggunakan
SOAP pada catatan perkembangan.
B. SARAN
1. Mahasiswa
Lebih
termotivasi untuk mencari informasi atau menambah pengetahuan dan wawasan
sehingga dapat mencegah atau menangani kasus aktivitas dan latihan.
Selalu
berhati-hati dalam melaksanakan tugas karena masih banyak yang belum kita
ketahui dan kita masih dalam proses belajar .Ketika menemui kesulitan ketika
melakukan tindakan hendaknya kita menghubungi perawat ruangan dan meminta
bantuan dan bimbingan serta arahan.Dan yang paling utama janagan pernah malu
dan sungkan untuk bertanya jika menemui hal yang baru dan belum kita ketahui.
2. Institusi
Akper Serulingmas Cilacap
Lebih
ditingkatkan pembelajaran pada mahasiswa Akper Serulingmas Cilacap tentang
pembelajaran praktek sesuai dengan teori.
Memperbanyak
literatur panduan untuk praktek , karena masih ada beberapa tindakan yang belum
diajarkan di kampus namun ditemukan ketika praktek.
3. Rumah
Sakit Umum Daerah Banyumas
Selalu
berikan bimbingan kepada kami mahasiswa kesehatan yang praktik di Rumah Sakit
Umum Daerah Banyumas dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan jika kami
melakukan kesalahan mohon agar kami ditegur dan diberi arahan bagaimana yang
seharusnya.
Sangat bermanfaat
ReplyDeleteterima kasih,
ReplyDeletetetap semangat